Mohon tunggu...
Putri Ayu Puspita
Putri Ayu Puspita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Universitas Sains Islam Al Mawaddah Warrahmah Kolaka

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perdagangan antar Negara dan Ilmu Ekonomi Internasional

7 Januari 2024   18:52 Diperbarui: 7 Januari 2024   19:12 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

A. Definisi perdagangan internasional 

Secara etimologis, perdagangan merujuk pada kegiatan jual beli barang atau jasa di suatu tempat, dengan terdapatnya keseimbangan antara kurva permintaan dan penawaran yang menciptakan titik ekuilibrium. Sementara itu, istilah "internasional" mengacu pada skala global daripada terbatas pada suatu wilayah tertentu. Oleh karena itu, perdagangan internasional dapat didefinisikan sebagai serangkaian transaksi jual beli antara negara-negara, melibatkan ekspor dan impor, dengan tujuan mencapai keuntungan maksimal bagi kedua belah pihak.

Beberapa ratus tahun lalu, aliran Merkantilis meyakini bahwa perdagangan internasional bersifat untung-rugi atau win-lose deal. Menurut pandangan ini, ekspor dianggap menguntungkan (win), sementara impor dianggap merugikan (lose), mendorong negara untuk fokus pada ekspor dan menghindari impor. Namun, sejak awal abad ke-19, pandangan ekonom pasar berpendapat sebaliknya, menyatakan bahwa perdagangan internasional saling menguntungkan karena berbagai alasan sebagai berikut:

1. Perdagangan internasional melibatkan pertukaran ekspor dan impor antara dua negara yang saling menguntungkan. Sebagai contoh, ketika Indonesia tidak mengimpor barang dari Australia, maka Australia tidak memiliki mata uang rupiah untuk membeli barang atau jasa ekspor dari Indonesia. Dengan demikian, uang rupiah dapat diperoleh oleh Australia melalui kegiatan ekspor ke Indonesia.

2. Perdagangan internasional memberikan keragaman dalam ketersediaan barang dan jasa. Jika Indonesia tidak terlibat dalam perdagangan internasional dengan negara lain, maka pasar domestik akan mengalami keterbatasan dalam variasi barang dan jasa. Contohnya, tidak akan ada komputer dari Amerika, jam tangan dari Swiss, atau mobil dari Jepang di Indonesia. Meskipun Indonesia bisa mengembangkan industri substitusi impor untuk memproduksi mobil sendiri, biaya produksinya kemungkinan akan lebih tinggi dibandingkan harga mobil impor dari Jepang.

3. Perdagangan internasional memiliki potensi untuk meningkatkan efisiensi ekonomi. Sebuah negara yang mencoba memenuhi semua kebutuhan domestiknya sendiri tanpa keterlibatan perdagangan internasional tidak akan mencapai tingkat efisiensi yang optimal. Hanya melalui perdagangan internasional, efisiensi dapat ditingkatkan, dan kedua negara dapat saling menguntungkan berkat faktor-faktor seperti beragamnya sumber daya alam, skala ekonomi, dan perbedaan selera. Ketiga faktor tersebut adalah pandangan umum yang menjelaskan mengapa perdagangan internasional dapat memberikan keuntungan. Selain pandangan umum, terdapat pandangan spesifik yang menunjukkan pentingnya perdagangan internasional, yaitu konsep spesialisasi.

B. Faktor Penentu Perdagangan Internasional

Laju pertumbuhan perdagangan internasional dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal, termasuk aspek ekonomi dan non-ekonomi. Faktor ekonomi yang memengaruhi perdagangan internasional melibatkan variabel seperti tingkat inflasi, kurs nilai tukar, suku bunga, efektivitas pemerintahan, dan tingkat keterbukaan. Sebagai contoh, tingkat inflasi dapat berpengaruh pada produksi barang dengan menurunkan kuantitasnya, sehingga nilai ekspor juga mengalami penurunan. Menurut Hidayat et al. (2011), inflasi merupakan salah satu faktor yang memainkan peran penting dalam memengaruhi perdagangan internasional, terjadi saat nilai uang mengalami depresiasi atau penurunan nilai, yang menyebabkan kenaikan harga barang dan jasa.

Kedua, faktor kurs nilai tukar mencerminkan perbandingan nilai mata uang suatu negara dengan mata uang negara lain. Kurs nilai tukar memiliki dampak negatif pada kegiatan perdagangan, dengan apresiasi mata uang berdampak pada impor, sementara depresiasi berpengaruh pada ekspor. Selanjutnya, faktor ketiga yaitu tingkat suku bunga juga memengaruhi aktivitas ekspor. Tingkat suku bunga yang rendah memberikan masyarakat akses ke pembiayaan yang terjangkau, mendorong peningkatan produksi barang dan meningkatkan potensi ekspor.

Efektivitas pemerintahan, yang mencerminkan keberhasilannya dalam mencapai tujuan, dapat berpengaruh pada perdagangan internasional. Tindakan pemerintah yang melibatkan pengeluaran tidak produktif yang didanai melalui pinjaman dapat mencerminkan tingkat efektivitas pemerintahan. Keterbukaan perdagangan, sebagai indikator tingkat keterbukaan ekonomi suatu negara, dapat mendukung masuknya investasi asing. Tingkat keterbukaan perdagangan memiliki korelasi positif dengan aktivitas perdagangan internasional; semakin terbuka ekonomi suatu negara, semakin meningkat perdagangan internasionalnya.

Selain itu, faktor-faktor ekonomi lain yang memengaruhi laju perdagangan internasional, seperti suku bunga, inflasi, jumlah uang beredar, pendapatan nasional, dan posisi neraca pembayaran, juga turut menentukan. Menurut Akpansung (2013), Mankiw (2006), dan Kuswanto (2015), elemen-elemen ini melibatkan selera konsumen, perbedaan harga, kurs, pendapatan konsumen, dan kebijakan pemerintah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun