Sedangkan, dalam hal budaya dan masyarakat Indonesia sendiri menganggap bahasa Inggris merupakan bahasa unggulan, yang seringkali membawa lingkungan pertemanan, ketika seseorang melakukan sosialisasi dan pastinya membawa dampak perubahan.
Remaja milenial menjadi sangat cepat dalam menanggapi perubahan karena pada usia remaja mereka sedang mencari jati diri. ketika mereka mungkin terbiasa dengan gaya bahasa temannya, maka disitu mulailah ia mencoba mencampuradukkan bahasa yang digunakan.Â
Menurut, saya pribadi menggunakan 'bahasa anak Jaksel', rasanya saya tidak ingin mengikutinya, akantetapi saya akan tertinggal kewajaran penggunaan kalimat yang melibatkan lebih dari satu bahasa merupakan hal yang biasa, wajar dan lumrah dalam dunia linguistik.
Hal ini biasanya terjadi karena kemungkinan seseorang sedang belajar bahasa baru dan belum begitu menguasai semua kosakata dalam bahasa tersebut. Misalnya, sebagai contoh kita ambil dalam bahasa asing, saya pun pernah menggunakan kata bahasa Indonesia ketika berbicara bahasa Inggris dikarenakan ada sebagian atau bisa jadi beberapa kosakata yang tidak saya ketahui.
Namun, kita sebagai remaja milenial, bisa berbahasa Inggris dengan baik itu merupakan nilai plus dan menjadi nilai tambah dalam berbahasa dan berkomunikasi, tetapi alangkah baiknya kita juga tidak merusak bahasa Indonesia itu sendiri yang mencerminkan bahasa Nasional.Â
Jangan sampai kebiasaan mencampuradukkan bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris, menjadikan bahasa Ibu kita yaitu (bahasa Indonesia) semakin terkikis dan terlupakan.
Indonesia sendiri tidak ada catatan pernah dijajah oleh Inggris, tetapi keberadaan fenomena percampuran bahasa ini ada di indonesia. Fenomena ini baru terjadi di Indonesia, khususnya di wilayah Jakarta Selatan, sehingga anak kecil yang biasa kita sebut generasi milenial menggunakan bahasa Indonesia bercampur bahasa inggris dalam kesehariannya,Â
terutama dalam hal berkomunikasi dan berbahasa itu suatu hal yang lumrah. Bahkan sebagian orang menyebut percampuran bahasa ini sebagai bahasa anak jaksel.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H