Mohon tunggu...
Putri Aulia Mawariana
Putri Aulia Mawariana Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA UNIVERSITAS MERCU BUANA | PRODI S1 AKUANTANSI | NIM 43223010054 - MAHASISWA UNIVERSITAS MERCU BAUANA | PRODI S1 AKUANTASI | NIM 43223010054

Mata Kuliah: Pendidikan Anti Korupsi dan Kode Etik UMB. Dosen Pengampu: Prof.Dr.Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG Univesitas Mercu Buana Meruya Prodi S1 Akuntasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Kenbatinan Ki Ageng Suryonomentaram Pada Upaya pencegahan Korupsi Dan Transportasi Memimpin Dari Sendiri

30 November 2024   18:08 Diperbarui: 30 November 2024   18:08 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penerapan dalam Praktik Kepemimpinan

Untuk menerapkan ajaran Ki Ageng Suryomentaram dalam praktik kepemimpinan, seorang pemimpin dapat melakukan hal-hal berikut:

  • Membuat visi yang jelas: Seorang pemimpin harus memiliki visi yang jelas tentang masa depan organisasi atau masyarakat yang dipimpinnya. Visi ini harus didasarkan pada nilai-nilai moral yang luhur.
  • Membangun tim yang solid: Seorang pemimpin harus mampu membangun tim yang solid dan kompak. Tim yang solid akan saling mendukung dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.
  • Menjadi teladan: Seorang pemimpin harus menjadi teladan bagi bawahannya. Dengan demikian, bawahan akan termotivasi untuk mengikuti jejak pemimpinnya.
  • Membuka diri terhadap kritik dan masukan: Seorang pemimpin yang baik harus selalu terbuka terhadap kritik dan masukan dari orang lain. Dengan demikian, ia dapat terus belajar dan memperbaiki diri.
  • Memprioritaskan kepentingan jangka panjang: Seorang pemimpin harus memiliki visi jangka panjang dan tidak hanya terpaku pada kepentingan jangka pendek.

 

Peran Kebatinan dalam Membangun Budaya Organisasi yang Anti-Korupsi

Kebatinan, dengan penekanannya pada pengembangan diri, nilai-nilai moral, dan kesadaran spiritual, memiliki peran yang sangat krusial dalam membangun budaya organisasi yang anti-korupsi. Ajaran-ajaran kebatinan, seperti yang diajarkan oleh Ki Ageng Suryomentaram, menawarkan landasan filosofis yang kokoh untuk membangun karakter individu yang berintegritas dan tahan terhadap godaan korupsi.

Berikut adalah beberapa cara kebatinan dapat berkontribusi dalam membangun budaya organisasi yang anti-korupsi:

  1. Transformasi Diri:

    • Introspeksi: Ajaran kebatinan mendorong individu untuk melakukan introspeksi diri secara mendalam. Dengan memahami diri sendiri, seseorang dapat mengidentifikasi kelemahan dan kekuatannya, serta mengendalikan ego.
    • Pengembangan Diri: Praktik-praktik spiritual dalam kebatinan membantu individu untuk terus mengembangkan diri menjadi pribadi yang lebih baik.
    • Kesadaran Moral: Kebatinan menumbuhkan kesadaran akan nilai-nilai moral yang universal, seperti kejujuran, keadilan, dan tanggung jawab.
  2. Penguatan Nilai-nilai Organisasi:

    • Nilai-nilai Bersama: Ajaran kebatinan dapat menjadi dasar dalam merumuskan nilai-nilai organisasi yang mencerminkan nilai-nilai universal.
    • Budaya Positif: Nilai-nilai kebatinan dapat menciptakan budaya organisasi yang positif, saling menghormati, dan saling percaya.
    • Visi Bersama: Kebatinan dapat membantu organisasi untuk memiliki visi yang jelas dan menginspirasi, yang dapat menjadi pemandu dalam setiap tindakan.
  3. Mencegah Korupsi:

    • Integritas: Dengan menanamkan nilai-nilai integritas, kebatinan membantu individu untuk menolak godaan korupsi.
    • Tanggung Jawab: Ajaran kebatinan menekankan pentingnya tanggung jawab atas tindakan sendiri. Ini membuat individu lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan.
    • Kesadaran Konsekuensi: Kebatinan membantu individu untuk memahami konsekuensi jangka panjang dari tindakan korupsi, baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain.
  4. Membangun Kepemimpinan yang Berintegritas:

    • Teladan: Pemimpin yang memiliki pemahaman mendalam tentang kebatinan akan menjadi teladan bagi bawahannya.
    • Visi Transformatif: Pemimpin yang spiritual akan memiliki visi yang lebih luas dan berorientasi pada kesejahteraan bersama.
    • Ketahanan Mental: Praktik-praktik spiritual membantu pemimpin untuk menghadapi tekanan dan tantangan dengan lebih tenang dan bijaksana.

Implementasi dalam Organisasi

Untuk menerapkan ajaran kebatinan dalam organisasi, beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain:

  • Program Pengembangan Diri: Mengadakan program pelatihan dan pengembangan diri yang berbasis pada nilai-nilai kebatinan.
  • Retret Spiritual: Mengorganisir retret spiritual secara berkala untuk memberikan kesempatan bagi karyawan untuk merenung dan memperdalam spiritualitas mereka.
  • Mentor-ship: Menciptakan program mentor-ship yang menghubungkan karyawan senior dengan karyawan junior untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman.
  • Kode Etik: Merumuskan kode etik organisasi yang mencerminkan nilai-nilai kebatinan

 

Studi Kasus: Penerapan Nilai-nilai Ki Ageng Suryomentaram dalam Koperasi Desa

Mari kita ambil contoh sebuah koperasi desa yang ingin menerapkan nilai-nilai Ki Ageng Suryomentaram untuk membangun budaya organisasi yang kuat dan anti-korupsi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun