Mohon tunggu...
Lalaa
Lalaa Mohon Tunggu... Penulis - Penulis kecil

Penulis buku berjudul “self love” terbit pada tahun 2023 QRBN 62-124-3243-896 Penulis buku berjudul “see you soon my temporary teacher”terbit pada tahun 2024 ISBN 978-623-385-466-5 Penulis lebih dari antologi 25 buku antologi cerpen dan puisi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bahasa

31 Juli 2024   18:35 Diperbarui: 31 Juli 2024   18:38 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Saat mentari telah menampakkan dirinya dengan malu malu dari ufuk timur,aku pun segera terbangun dari tidur lelapku,dan seperti hari hari biasanya aku segera merapikan tempat ternyaman yang ku sebut dengan tempat tidur.

Hari ini ada sedikit berbeda dengan hari-hari kemarin,karena hari ini ,aku akan pergi kesuatu tempat yang telah lama aku nantikan

Aku membutuhkan waktu sekitar satu jam untuk membersihkan diri dan bersiap siap di depan cermin riasku

Segala perlengkapan sudah aku siapkan sejak tadi malam,semua telah tersusun rapi dalam satu koper besar dan satu buah totebag

"Pak tolong bawakan tas saya kebagasi mobil ya" ujarku saat berpapasan dengan pak Rahmat,sopir pribadi keluargaku

"Baik Non" ujarnya tersenyum padaku

Aku membalas senyuman itu,sebelum akhirnya aku berjalan kearah dapur,lebih tepatnya kemeja makan dimana Orang tua ku sudah menungguku disana

"Pagi Pah Mah" sapa ku pada kedua Orang tuaku

"Pagi sayang"

"Gimana semuanya udah siap kan?" ujar Papaku bertanya

"Udah dong Pah" ujarku sambil meraih gelas berisikan susu yang baru saja dituang oleh Mamaku

"Makan yang banyak biar nanti pas dijalan nggak laper" ujar Mamaku lembut

"Iyaa Maa" ujarku di ikuti dengan anggukan kepala

.....

Selesai sarapan aku pun berpamitan dengan kedua Orang tuaku,meminta restu untuk perjalananku nanti

"Kamu yakin berani sendiri?" ujar Mama khawatir

"Tenang aja Ma,Caca kan udah gede" ujarku meyakinkan

"Hati hati ya sayang,kalo ada apa-apa langsung telfon Papa" ujar Papa tulus

"Okee Pa,aku berangkat dulu ya Pa Ma,tenang aja cuma tiga hari kok" ujarku meyakinkan mereka berdua bahwa aku akan baik-baik saja

Aku mencium pungung tangan mereka sebelum akhirnya melambaikan tangan kearah mereka

...

Mobil pun melaju,membelah jalanan kota yang sangat ramai pagi ini menuju stasiun kereta api yang ada di Jakarta

Aku membutuhkan waktu sekitar 30 menit,sebelum sampai di stasiun

Sesampainya disana pak Rahmat membantuku untuk mengambil koper yang tadinya aku letakkan dibagasi

.....

Aku berjalan mecari kereta yang akan aku tumpangi,lebih tepatnya aku akan menaiki kereta Argo lawu dengan tujuan ke kota Solo

Butuh waktu lima menit dan akhirnya aku menemukan kereta yang ku cari

.....

Kereta telah melaju sejak 15 menit yang lalu,

Hari ini tujuanku adalah ke kota Solo,kota dimana aku bertemu dengan seorang sahabat baik disana

Cukup lama kami tak bertemu,dan akhirnya hari ini kami diberikan kesempatan untuk bertemu,Orang tuaku telah mengizinkanku untuk menemuinya,mengingat dia dan keluargaku juga sudah cukup akrab

Kami bertemu saat dimana aku pernah tinggal didaerah itu,karena Papa ada tugas bekerja disana selama dua tahun,kami berteman sangat akrab bahkan hingga sekarang meski kami jarang bertemu

Didalam kereta aku seperti sudah tak sabar lagi untuk bertemu dengannya

Aku membutuhkan waktu yang cukup lama yaitu sekitar 8,5 jam sebelum sampai dikota Solo

Cukup pegal rasanya hanya duduk selama itu,tapi semua itu terbayar saat aku melihat wajah seseorang yang ku nanti tengah berada di depan tak jauh dariku sedang melambai tangan kepadaku

Aku menghampirinya dengan seulas senyum yang tak pudar dari bibirku

"Dindaaaa" ujarku berhambur kepelukannya

"Akhir.e koe tekan Ca,aku sampek deg-degan lho,wedi nak kowe ilang"ujarnya dengan Bahasa jawa yang amat kental

"Hah ? ngomong apa sih Din?" ujarku kebingungan tak tau apa yang dia maksud

"Oh iya lupa,maksudnya,akhirnya kamu sampai juga,aku takut kalo kamu hilang" ujarnya lagi sambil tertawa

"Nah gitu aku baru paham" ujarku ikut tertawa

"Udah ayok kita pulang kerumahku,keburu hujan" ujarnya sebelum akhirnya ia menarik tanganku untuk ikut bersamanya,menaiki motor scopy membelah jalanan kota Solo di sore hari

.....

"Assalamualaikum Buk" ujar Dinda sebelum memasuki rumahnya

"Waalaikumsalam ehh Caca udah sampe" ujar bu Laras,ibu Dinda

"Hehe iya tante" ujarku cangung

"Piye kabare bapak ibu dirumah?" ujarnya dengan menggunakan logat jawa

Aku yang gugup lantas menyengol lengan Dinda memberi kode,karena aku tak tau apa yang ibunya katakan

"Ibu tanya gimana kabar Papa Mama mu" ujar Dinda lirih

"Ohh" ujar ku sedikit menganggukkan kepala

"Puji tuhan baik kok tan" ujarku mencoba untuk seramah mungkin

"Allhamdulillah,yaudah sekarang Dinda ajak Cacanya masuk kekamar buat rapiin barang barangnya ya,Caca nggak papa kan tidur bareng Dinda?" ujar bu Laras ramah

"Ehh nggak papa banget kok tan,Caca seneng banget,maaf ya tan jadi repotin" ujarku masih cangung cangung

"ehh Ca,sesok dolan neng keraton Solo yok" ujar Dinda saat aku sedang merapikan pakaianku

"Din kamu ngomong apa sih,aku nggak ngerti sumpah" ujarku melempar kaos polos kearah Dinda

"Ohh iya aku lupa,nggak papa lah ya,sekalian kamu belajar Bahasa jawa disini" ujar Dinda sebelum akhirnya tertawa

"Ehh Ca kamu masih inget nggak dulu waktu kita pergi ke Yogja tiba tiba ketemu orang- orang dari berbagai daerah,terus diajak ngomong tapi kita nggak paham?" ujar Dinda tiba-tiba

Aku mulai berpikir sebelum akhirnya teringat kejadian saat itu

Flasback On

 

       Pagi itu saat aku dan Dinda sedang pergi berlibur ke kota dengan sejuta tempat wisata,itu kata orang sih

Tempat tujuan pertamaku dengan Dinda adalah candi Borobudur,tempat dimana banyak sejarah konon katanya disana

Disanalah juga aku bertemu dengan orang dari berbagai daerah,dan hal yang paling lucu yang nggak akan pernah aku lupakan sepanjang hidupku adalah saat dimana

Aku dan dinda bertemu dengan pegunjung dari Surabaya,dia berbicara dengan logat orang Surabaya yang amat kental,namun ternyata ia salah orang

"He yo opo kabare rek?" ujar seorang pria dengan logat Surabaya yang kental

"Sinten nggih?" ujar Dinda menjawab

"Ehh aduh ngapunten salah orang aku rek" ujarnya dan akhirnya pergi meninggalkan aku dan Dinda yang mati matian menahan tawa disana

Bukan hanya itu aku dan Dinda juga sempat tak sengaja mendengar dua percakapan antara dua orang disebelah kami yang kebetulan sedang beristirahat dibawah pohon

"Kepriben sih rika?" ujar pria tinggi itu

"Inyong arep muleh bae" ujarnya lagi

"Inyong babeh karo rika,weteng enyong kencot" ujar teman pria tadi menjawab

Mereka tampak sedang berbicara dengan Bahasa yang aku tau dari Dinda itu adalah Bahasa ngapak

Aku tercengang mendengar mereka berbicara'astaga artinya apaan ya itu' ujarku dalam hati

Disisi lain entah kebetulan ataupun apa,aku pun mendengar orang berbicara dengan gaya orang batak

Dan lagi lagi aku tak tau apa artinya

Dan dari kejadian hari itu aku bisa mengambil kesimpulan bahwa ternyata memang banyak sekali keragaman Bahasa di Indonesia ini,dan satu satunya Bahasa yang bisa mempersatukan mereka semua yaitu dengan satu Bahasa nasional 'bahasa indonesia'

Maka dengan Bahasa itu meskipun mereka semua berasal dari berbagai daerah,mereka tetap bisa berkomunikasi dengan baik.

Flasback off

 

"Cacaaaaaaa woeyy,malah ngelamun" ujar Dinda berteriak didekat telingaku,membuyarkan lamunanku

"Aduuhh Dinda pengang telinga ku" ujarku mengusa- usap telingaku yang panas akibat teriakan melengking Dinda

"Kamu ingetkan kejadian itu?" ujar Dinda lagi

"Iya inget"

"Ehh Din,by the way coba kalo nggak ada Bahasa Indonesia sebagai Bahasa nasional yang bisa mempersatukan keragaman mesti susah banget nggak sih buat komunikasi sama orang-orang dari berbagai daerah"

"Mereka kan beda-beda bahasanya" ujarku tiba -tiba

"Iyalah,ehh udah adzan aku sholat dulu ya?" ujar Dinda beranjak dari duduknya

"Okee" ujarku,

Meskipun agamaku dengan Dinda berbeda tetapi tetap saja kami bisa menjadi teman bahkan sahabat yang baik,hingga sekarang,karena perbedaan bukan menjadi penghalang untuk menjalin sebuah kerukunan.

Tamat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun