Mohon tunggu...
Putri annasa
Putri annasa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya menggunakan Kompasiana untuk menerbitkan artikel yang saya buat dan menambah ilmu pengetahuan saya

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Meningkatkan Kognitif pada Anak Usia Dini Menggunakan Metode Permainan

23 Juni 2024   13:56 Diperbarui: 23 Juni 2024   13:56 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ide bermain peran melibatkan mengambil persona karakter tertentu, seperti ibu, ayah, atau tenaga penjualan.Anak-anak yang bermain peran biasanya menggunakan barang-barang yang dapat mereka temukan di sekitar. Karena anak-anak belajar menggunakan barang-barang aktual dan tidak mampu berpikir abstrak, ini dapat membantu mereka berkembang dalam berbagai cara, termasuk perkembangan kognitif.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Worthington & Oers (2016) sebanyak tujuh anak di South West City Inggris, usia tiga hingga empat tahun, menunjukkan kemanjuran bermain peran dengan menunjukkan peningkatan jumlah kegiatan bermain peran yang berkaitan dengan matematika sepanjang tahun dan bagaimana pengetahuan anak-anak.

Anak-anak dapat diajarkan keterampilan matematika dan didukung dalam permainan peran mereka oleh budaya asli mereka.

 3. Congklak

Congklak adalah permainan klasik yang dapat meningkatkan pertumbuhan kognitif. Anak-anak muda memainkan permainan congklak cukup sering. Benih congklak dan papan uang dengan 16 slot untuk menyimpan benih congklak adalah komponen permainan yang diperlukan. 

Biasanya, dua pemain memainkan permainan ini, setelah itu biji congklak dibagi rata dan anak-anak memasukkan biji congklak ke dalam lubang papan uang. Anak-anak dapat berlatih berhitung melalui kegiatan ini, dan penelitian Heryanti (2014), yang menemukan bahwa bermain game congklak meningkatkan perkembangan kognitif anak-anak sebesar 75%, mendukung hal ini. Penelitian ini berfokus pada anak-anak berusia 5 hingga 6 tahun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun