Mohon tunggu...
Putri Anggriani
Putri Anggriani Mohon Tunggu... Mahasiswa - S1

Hobi saya membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Isu-isu Sosial Emosional Di Sekolah Dasar Seperti Bullying, Masalah Disiplin Atau Interaksi Sosial Dikelas

20 Januari 2025   09:46 Diperbarui: 20 Januari 2025   09:46 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Di sekolah dasar, isu-isu sosial-emosional seperti bullying, masalah disiplin, dan interaksi sosial sering muncul karena anak-anak sedang berada dalam tahap awal perkembangan keterampilan sosial, emosional, dan pengelolaan diri. Berikut adalah penjelasan lebih rinci tentang isu-isu tersebut, faktor penyebab, dampak, dan cara penanganannya:

1. Bullying (Perundungan)

Bullying adalah tindakan agresif yang dilakukan secara berulang-ulang dengan tujuan menyakiti atau mengintimidasi orang lain, baik secara fisik, verbal, maupun sosial.

Karakteristik Bullying:

Fisik: Memukul, menendang, mendorong, atau merusak barang milik korban.

Verbal: Mengejek, mengancam, atau memberikan julukan yang merendahkan.

Sosial: Mengisolasi korban, menyebarkan rumor, atau memanipulasi hubungan sosial.

Siber: Menggunakan media sosial untuk menghina atau mengintimidasi (cyberbullying).

Penyebab Bullying:

Ketidakseimbangan kekuasaan: Pelaku merasa lebih kuat atau superior.

Faktor keluarga: Kurangnya perhatian atau pola asuh yang keras.

Pengaruh lingkungan: Teman sebaya yang mendukung perilaku agresif.

Kurangnya pengajaran tentang empati dan penghormatan terhadap orang lain.

Dampak Bullying:

Korban: Rasa tidak aman, kecemasan, depresi, penurunan prestasi akademik.

Pelaku: Perilaku agresif berlanjut hingga dewasa, risiko masalah hukum.

Saksi: Merasa bersalah, takut, atau kehilangan kepercayaan pada sistem sekolah.

2. Masalah Disiplin

Masalah disiplin melibatkan perilaku siswa yang tidak sesuai dengan aturan atau harapan sekolah.

Contoh Masalah Disiplin:

Tidak mematuhi aturan kelas (berbicara saat pelajaran, tidak mengerjakan tugas).

Perilaku agresif terhadap guru atau teman.

Ketidakhadiran atau keterlambatan yang berulang (bolos sekolah).

Membawa barang terlarang atau berbahaya.

Penyebab Masalah Disiplin:

1.Faktor individu: Kesulitan mengelola emosi, kurangnya kemampuan mengatur diri.

2.Faktor keluarga: Kurangnya pengawasan, konflik rumah tangga, pola asuh yang tidak konsisten.

3.Faktor sekolah: Lingkungan yang tidak mendukung, aturan yang terlalu keras atau tidak jelas.

4.Faktor sosial: Tekanan teman sebaya atau pengaruh negatif media.

Dampak Masalah Disiplin:

1.Mengganggu proses pembelajaran di kelas.

2.Menurunkan motivasi belajar siswa lain.

3.Menimbulkan konflik antara siswa dan guru atau antar siswa.

3. Masalah Interaksi Sosial di Kelas

Masalah interaksi sosial muncul ketika siswa mengalami kesulitan dalam berkomunikasi, bekerja sama, atau memahami perasaan orang lain.

Contoh Masalah Interaksi Sosial:

*Kesulitan bergaul atau berkomunikasi dengan teman.

*Perilaku menyendiri atau menarik diri dari kelompok.

*Konflik antar teman yang tidak terselesaikan.

*Kurangnya kemampuan bekerja sama dalam tugas kelompok.

Penyebab Masalah Interaksi Sosial:

*Faktor kepribadian: Siswa pemalu, cemas, atau agresif.

*Kurangnya keterampilan sosial: Tidak diajarkan cara berbagi, mendengarkan, atau menghormati orang lain.

*Pengaruh lingkungan: Lingkungan yang kompetitif atau kurang mendukung.

*Isu khusus: Gangguan perkembangan seperti Autism Spectrum Disorder (ASD) atau ADHD.

Dampak Masalah Interaksi Sosial:

1.Isolasi sosial, kurangnya rasa percaya diri.

2.Rendahnya kemampuan bekerja sama dalam kelompok.

3.Konflik yang berulang di antara siswa.

4. Strategi Penanganan dan Pencegahan

Berbagai isu ini dapat diatasi melalui pendekatan yang terstruktur dan melibatkan berbagai pihak (guru, orang tua, siswa, dan konselor).

a. Penanganan Bullying

Pencegahan:

*Program kesadaran anti-bullying: Kampanye, seminar, dan drama sekolah.

*Menanamkan nilai empati melalui pelajaran moral dan sosial.

*Menciptakan budaya sekolah yang inklusif dan ramah.

Penanganan:

*Membentuk tim khusus untuk menangani kasus bullying.

*Melibatkan konselor untuk membantu korban dan pelaku.

*Memberikan sanksi yang mendidik kepada pelaku.

b. Penanganan Masalah Disiplin

Pencegahan:

*Membuat aturan yang jelas, sederhana, dan konsisten di kelas.

*Memberikan penghargaan untuk perilaku positif.

*Melibatkan siswa dalam penyusunan aturan kelas.

Penanganan:

*Terapkan pendekatan restoratif untuk menyelesaikan konflik (misalnya, diskusi untuk memperbaiki hubungan).

*Memberikan konsekuensi yang mendidik (misalnya, tugas refleksi).

*Konsultasi dengan orang tua untuk menangani perilaku serius.

c. Penanganan Masalah Interaksi Sosial

Pencegahan:

*Latih keterampilan sosial: Mengajarkan cara berkomunikasi, bekerja sama, dan menyelesaikan konflik.

*Aktivitas kelompok: Permainan yang melibatkan kerja sama untuk membangun hubungan.

*Membuat lingkungan kelas yang ramah dan inklusif.

Penanganan:

*Konseling individu atau kelompok untuk siswa yang kesulitan bersosialisasi.

*Mediator sebaya untuk membantu menyelesaikan konflik.

*Libatkan guru dalam mengamati dan membantu siswa membangun hubungan positif.

Kesimpulan

Masalah sosial-emosional seperti bullying, disiplin, dan interaksi sosial adalah isu yang umum di sekolah dasar karena anak-anak masih dalam tahap belajar mengenali diri sendiri dan orang lain. Dengan dukungan yang tepat melalui pendekatan preventif dan intervensi, sekolah dapat menciptakan lingkungan yang aman, mendukung, dan kondusif bagi perkembangan sosial-emosional siswa. Keterlibatan aktif guru, orang tua, dan konselor sangat penting untuk menangani dan mencegah masalah ini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun