Mohon tunggu...
Putri Anastasya
Putri Anastasya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa / Penyanyi / Influencer

Pendidiikan Seni Musik

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Gondang Tunggu Tunggu Dua, Keajaiban Musikal yang Perlu Kita Kenali

8 Juni 2023   07:00 Diperbarui: 8 Juni 2023   07:23 593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perda Siregar, Putri Anastasya Siregar, Group Musik Gondang Bandung (Dok Pribadi)

Gondang adalah jenis musik tradisional yang berasal dari suku Batak di Sumatra Utara, Indonesia. Musik gondang memiliki sejarah panjang dan telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Batak selama berabad-abad. Musik ini tidak hanya berfungsi sebagai hiburan semata, tetapi juga memiliki peran penting dalam upacara adat, perayaan budaya, dan pernikahan.

Musik gondang memiliki banyak variasi, sehingga jika membicarakan musik gondang secara umum pembahasannya akan sangat panjang. Kali ini saya akan mempersingkatnya dengan membahas musik gondang yang berasal dari Tapanuli bagian selatan, khususnya di Angkola, Sipirok, dan Padang Lawas. Musik Gondang yang berasal dari daerah tersebut biasa dikenal sebagai Gondang Tunggu Tunggu Dua. 

Sebelumnya apa sih maksud dari nama Tunggu Tunggu Dua? Tunggu Tunggu Dua adalah sebuah frasa atau ungkapan dalam bahasa Batak yang memiliki makna dan arti khusus. 

Di dalam konteks gondang, "Tunggu Tunggu Dua" mengacu pada pola ritmis yang terdengar dalam musik gondang Tunggu Tunggu Dua. Namun, secara harfiah, arti dari ungkapan ini bisa dijelaskan sebagai berikut:

  1. Tunggu: Berarti "menunggu" atau "menahan diri untuk sesuatu". Dalam konteks musik, ini mengacu pada penundaan atau jeda sebelum melanjutkan ke langkah atau irama berikutnya.

  2. Dua: Berarti "dua". Dalam konteks musik gondang, "dua" ini mengacu pada pola ritmis yang muncul setelah jeda tunggu. Pola ini berulang dan menjadi ciri khas dalam gondang Tunggu Tunggu Dua.

Secara keseluruhan, ungkapan "Tunggu Tunggu Dua" dalam konteks musik gondang Batak mengacu pada pola ritmis yang memiliki penundaan atau jeda sebelum melanjutkan ke pola ritmis berikutnya. Pola tunggu tunggu dua ini memberikan kekhasan dan membangun dinamika dalam musik gondang tersebut.

Gondang Tunggu Tunggu Dua biasanya menyajikan musik dengan format alat musik sebagai berikut:

- 2 Gondang

- 2 Ogung

- 1 Doal (goong kecil)

- 1 Tali Sayap

- 1 Salempong

- 1 Suling 

Musik gondang tunggu tunggu dua di Tapanuli memiliki hubungan yang erat dengan konsep Dalihan na Tolu dalam masyarakat Batak. Berikut adalah beberapa aspek hubungannya:

1. Representasi Nilai-nilai Dalihan na Tolu: Gondang tunggu tunggu dua dalam konteks Tapanuli tidak hanya menjadi ekspresi seni musik, tetapi juga merepresentasikan nilai-nilai yang terkait dengan konsep Dalihan na Tolu. 

Musik ini mencerminkan kebersamaan, solidaritas, dan keharmonisan antara kelompok perempuan (boru), saudara laki-laki dari ibu (boru-bere), dan kelompok marga. Dalam penampilan musik gondang, kerjasama dan ketergantungan antara para pemain musik mencerminkan prinsip-prinsip Dalihan na Tolu.

2. Peran dalam Upacara Adat: Gondang tunggu tunggu dua sering dipentaskan dalam berbagai upacara adat di Tapanuli, seperti pernikahan adat, upacara kematian, atau pesta panen. 

Dalam konteks Dalihan na Tolu, gondang tunggu tunggu dua mengiringi momen-momen penting dalam upacara tersebut dan menciptakan atmosfer yang meriah. Musik ini memberikan semangat, keceriaan, dan memperkuat ikatan keluarga serta komunitas yang merupakan aspek penting dalam Dalihan na Tolu.

3. Warisan Budaya dan Identitas: Musik gondang tunggu tunggu dua di Tapanuli merupakan bagian dari warisan budaya Batak yang diwariskan dari generasi ke generasi. 

Dalam konteks Dalihan na Tolu, gondang tunggu tunggu dua menjadi salah satu elemen yang memperkaya identitas budaya masyarakat Batak. Penampilan musik ini juga menjadi wujud penghormatan terhadap tradisi nenek moyang dan melestarikan nilai-nilai yang terkandung dalam Dalihan na Tolu.

Dalihan na Tolu adalah sistem nilai dan tata keluarga yang menjadi landasan utama dalam kehidupan masyarakat Batak. "Dalihan na Tolu" secara harfiah berarti "tiga rumpun" atau "tiga batang pohon". Konsep ini mengacu pada tiga elemen penting yang membentuk struktur sosial dan nilai-nilai masyarakat Batak, yaitu kelompok perempuan (boru), saudara laki-laki dari ibu (boru-bere), dan kelompok marga.

Dalihan na Tolu mengatur hubungan dan tanggung jawab antara ketiga elemen tersebut. Boru memiliki peran sebagai kelompok perempuan dalam masyarakat Batak dan menjadi pilar utama dalam sistem ini. 

Boru-Bere, sebagai saudara laki-laki dari ibu atau para suami yang berasal dari keluarga ibu, memiliki tanggung jawab untuk melindungi, membantu, dan mendukung kelompok boru. Kelompok marga, yang mencakup semua orang dengan nama marga yang sama, juga memiliki peran dalam memelihara adat, mengatur warisan, dan menjaga keharmonisan keluarga besar.

Prinsip Dalihan na Tolu mencerminkan solidaritas, saling ketergantungan, dan keharmonisan dalam masyarakat Batak. Setiap anggota keluarga memiliki tanggung jawab terhadap kelompoknya, dan hubungan timbal balik ini menjadi dasar dalam kehidupan sosial yang kuat dalam masyarakat Batak. Konsep ini juga mencakup nilai-nilai seperti gotong royong, adat, kejujuran, keadilan, dan saling menghargai antar anggota keluarga dan masyarakat. 

Dalam konteks Dalihan na Tolu, keputusan mengenai penggunaan atau penampilan gondang tunggu tunggu dua pada suatu acara atau upacara adat biasanya didiskusikan dan disepakati oleh anggota keluarga yang terlibat dalam Dalihan na Tolu tersebut. Sebelum sebuah acara adat atau upacara dilaksanakan, biasanya ada proses konsultasi, koordinasi, dan kesepakatan antara anggota keluarga yang terlibat dalam Dalihan na Tolu. 

Mereka akan membahas persiapan acara tersebut, termasuk pemilihan musik yang akan digunakan, termasuk gondang tunggu tunggu dua. Keputusan ini bergantung pada tradisi dan adat yang berlaku di masing-masing keluarga dan komunitas Batak. Sehingga penggunaan musik gondang tunggu tunggu dua ini memang sakral, karena tidak bisa dimainkan sembarangan.

Gondang tunggu tunggu dua merupakan salah satu variasi musik gondang yang sering dimainkan dalam berbagai acara adat dan upacara tradisional di daerah Batak, terutama di Tapanuli. Beberapa acara di mana gondang tunggu tunggu dua biasanya lebih sering dimainkan antara lain:

1. Pernikahan Adat: Gondang tunggu tunggu dua menjadi salah satu bagian penting dalam upacara pernikahan adat Batak. Musik ini mengiringi langkah-langkah penting seperti kedatangan mempelai pria dan wanita ke tempat pernikahan, prosesi naik tangga, serta acara-acara lainnya yang terkait dengan pernikahan.

2. Pesta Adat: Acara pesta adat seperti pesta panen, pesta peresmian rumah baru, atau pesta adat lainnya juga menjadi momen di mana gondang tunggu tunggu dua sering dimainkan. Musik ini memberikan semangat dan keceriaan dalam menyambut dan merayakan keberhasilan atau peristiwa penting dalam kehidupan masyarakat Batak.

3. Upacara Kematian: Gondang tunggu tunggu dua juga dapat ditemui dalam upacara pemakaman atau upacara kematian dalam budaya Batak. Musik ini dianggap penting untuk memberikan penghormatan terakhir kepada orang yang meninggal dan sebagai wujud pengiringan dalam prosesi pemakaman adat.

Gondang tunggu tunggu dua memiliki makna yang dalam dalam konteks budaya Batak. Meskipun makna yang tepat dapat bervariasi tergantung pada interpretasi individu dan konteks penggunaannya, berikut adalah beberapa makna yang umumnya terkait dengan gondang tunggu tunggu dua:

1. Keterhubungan dengan Alam dan Roh: Gondang tunggu tunggu dua dipercaya memiliki kekuatan untuk menghubungkan antara dunia manusia dengan dunia roh atau alam gaib. Musik ini dianggap sebagai sarana komunikasi dengan leluhur dan arwah nenek moyang, serta mengundang kehadiran dan berkat mereka dalam acara adat dan upacara keagamaan.

2. Simbolisme Kehidupan dan Kesatuan: Gondang tunggu tunggu dua juga dapat melambangkan kehidupan dan kesatuan dalam budaya Batak. Ketukan dan ritme yang berulang-ulang dalam musik ini mencerminkan keterikatan dan ketergantungan antara individu-individu yang terlibat. Seperti halnya bunyi yang tercipta dari berbagai instrumen, kehidupan dan kesatuan masyarakat Batak dipahami sebagai perpaduan dari berbagai elemen yang saling melengkapi.

3. Ekspresi Kebahagiaan dan Semangat: Gondang tunggu tunggu dua sering dimainkan dalam acara perayaan dan kegembiraan seperti pernikahan, pesta adat, atau festival budaya. Musik ini menciptakan atmosfer yang ceria dan menggugah semangat, membangkitkan kebahagiaan, dan mengajak orang untuk berpartisipasi dalam merayakan momen penting.

4. Warisan Budaya dan Identitas: Gondang tunggu tunggu dua merupakan bagian integral dari warisan budaya masyarakat Batak dan menjadi salah satu ciri khas identitas mereka. Melalui musik ini, generasi muda dapat mempelajari dan mempertahankan tradisi nenek moyang mereka, menjaga keberlanjutan budaya Batak, serta memperkuat identitas dan rasa kebanggaan mereka terhadap warisan budaya mereka.

Namun perlu diingat bahwa makna gondang tunggu tunggu dua tidaklah terbatas pada poin-poin di atas, dan dalam konteks budaya yang kaya dan kompleks seperti budaya Batak, makna tersebut juga dapat bervariasi sesuai dengan interpretasi lokal dan pengalaman individu.

Setiap musik tradisi pasti memiliki   makna yang mendalam, gondang tunggu tunggu dua ini  memiliki kekhasan pada pola ritmisnya dan pola ritmis dalam gondang tunggu tunggu dua memiliki makna dan signifikansi tersendiri dalam musik dan budaya Batak. 

Berikut adalah beberapa makna yang terkait dengan pola ritmis gondang tunggu tunggu dua:

1. Pengaturan Waktu dan Koordinasi: Pola ritmis dalam gondang tunggu tunggu dua memainkan peran penting dalam mengatur waktu dan koordinasi antara para pemain musik. Pola ritmis yang terstruktur membantu menjaga konsistensi dalam pengaturan tempo, ketukan, dan irama, sehingga para pemain dapat bermain secara serempak dan saling mendukung satu sama lain.

2. Kebersamaan dan Kolaborasi: Gondang tunggu tunggu dua merupakan musik yang dimainkan secara kolektif oleh sejumlah pemain dengan berbagai instrumen tradisional. Pola ritmis yang terkait dengan gondang tunggu tunggu dua memperkuat rasa kebersamaan dan kolaborasi di antara para pemain. Mereka harus bekerja sama secara sinkron dalam menghasilkan pola ritmis yang kohesif dan harmonis.

3. Penguatan Identitas Budaya: Pola ritmis dalam gondang tunggu tunggu dua juga membantu memperkuat identitas budaya masyarakat Batak. Pola ritmis yang khas dan unik dalam musik ini mencerminkan ciri khas budaya Batak dan menjadi salah satu elemen yang membedakannya dari musik tradisional lainnya. Melalui pola ritmis ini, warisan budaya Batak terus dijaga dan dilestarikan.

4. Energi dan Semangat: Pola ritmis yang dinamis dan ritmik dalam gondang tunggu tunggu dua menghasilkan energi yang kuat dan semangat yang menggebu-gebu. Ketukan yang berulang-ulang dan ritme yang teratur menciptakan atmosfer yang hidup, mengundang para pendengar untuk berpartisipasi, dan meningkatkan kegembiraan serta semangat dalam acara-acara adat dan perayaan.

5. Komunikasi dan Ekspresi Emosi: Pola ritmis dalam gondang tunggu tunggu dua juga dapat digunakan sebagai bentuk komunikasi dan ekspresi emosi. Perubahan dalam pola ritmis dapat mencerminkan perubahan suasana, menggambarkan kegembiraan, kesedihan, atau ketegangan dalam konteks cerita atau peristiwa yang dinyanyikan atau ditarikan bersama musik.

Dengan demikian, melalui pemahaman yang lebih mendalam tentang musik gondang tunggu tunggu dua, diharapkan kita dapat memperkaya warisan budaya yang berharga ini dan melanjutkan perjalanan melindungi, mempromosikan, dan memperkuat identitas budaya suku Batak. 

Mari kita terus menghargai dan menghormati warisan nenek moyang kita, sehingga generasi mendatang dapat terus merasakan keindahan dan nilai-nilai yang terkandung dalam musik tradisional ini. 

Bersama-sama, kita dapat membangun masa depan yang lestari, dimana budaya dan identitas kita tetap berkembang dalam harmoni dengan dunia yang terus berubah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun