Mohon tunggu...
putriana
putriana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca Novel

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Anak Usia 13 Tahun Mengalami Depresi

24 Juni 2024   06:37 Diperbarui: 24 Juni 2024   06:41 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

ANAK USIA 13 TAHUN MENGALAMI DEPRESI
ARTIKEL NON ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia yang diampun oleh Bu Dewi Ulfah Arini
                   

JURUSAN S1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PAMULANG 


Abstrak
Artikel ini membahas mengenai kasus seorang anak usia 13 tahun bernama Arya Randi Pratama di Cirebon yang mengalami depresi akibat hp miliknya dijual oleh sang ibu. Depresi pada anak-anak merupakan masalah serius yang perlu mendapat perhatian lebih. Dalam artikel ini, akan dibahas mengenai penyebab, gejala, dan dampak depresi pada anak usia 13 tahun serta langkah-langkah yang dapat diambil untuk membantu mengatasi masalah ini.

Pendahuluan
Depresi merupakan gangguan mood yang serius dan dapat mempengaruhi individu dari segala usia, termasuk anak-anak. Depresi pada anak-anak dapat muncul akibat berbagai faktor, seperti perubahan lingkungan, stres, dan pengalaman traumatis. Salah satu kasus yang menarik perhatian adalah kasus Arya Randi Pratama, seorang anak  yang berusia 13 tahun di Cirebon yang mengalami depresi setelah hp miliknya dijual  oleh sang ibu.

Latar Belakang Masalah
Arya Randi Pratama adalah seorang anak berusia 13 tahun yang hidup di Cirebon. Ia adalah seorang remaja yang ceria dan aktif sebelum kejadian yang membuatnya merasa depresi. Ayahnya bekerja di luar kota, sehingga ia lebih dekat dengan ibunya. Arya sangat menyayangi ibunya dan seringkali menggunakan telepon genggamnya untuk berkomunikasi dengannya saat mereka berdua terpisah. 

Namun, suatu hari Arya terkejut saat mengetahui bahwa ibunya telah menjual telepon genggamnya tanpa memberitahunya terlebih dahulu dan setelah kejadian  itu  arya mengalami depresi yang parah setelah mengetahui bahwa hp miliknya telah dijual oleh sang ibu.

Dalam kasus Arya, keputusan sang ibu untuk menjual hp anaknya tanpa memberitahukan atau mempertimbangkan perasaannya adalah tindakan yang tidak bertanggung jawab. 

Anak-anak pada usia remaja seringkali memandang hp sebagai alat komunikasi penting yang membantu mereka menjalin hubungan dengan teman-teman sebaya dan memenuhi kebutuhan sosial mereka. Kehilangan hp dapat membuat mereka merasa terisolasi dan kehilangan sarana untuk berinteraksi dengan dunia luar.

Sebagai orang dewasa, kita harus memahami bahwa penting untuk memperlakukan anak-anak dengan hormat dan empati. Anak-anak membutuhkan perhatian dan pengertian dari orang tua mereka, terutama dalam menghadapi masalah emosional. Kehilangan hp mungkin tampak remeh bagi sebagian orang, tetapi bagi seorang anak yang sedang mengalami perubahan dan tantangan dalam hidupnya, itu bisa menjadi pukulan besar.

1.Penyebab depresi pada anak usia 13 tahun

Depresi pada anak usia 13 tahun dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Beberapa faktor yang mungkin mempengaruhi Arya Randi Pratama adalah :
- Kehilangan harta benda yang berarti baginya, seperti hp yang menjadi salah satu sumber hiburan dan komunikasinya.
- Perasaan ditinggalkan dan tidak dihargai oleh sang ibu yang menjual hp-nya tanpa sepengetahuannya.
- Rasa kehilangan kontrol atas hidupnya dan perasaan tidak memiliki hak atas keputusan yang berkaitan dengan dirinya sendiri.

2. Gejala depresi pada anak usia 13 tahun

Depresi pada anak usia 13 tahun dapat ditandai dengan gejala-gejala berikut :
- Perubahan perilaku, seperti kehilangan minat pada aktivitas yang sebelumnya disukai, penurunan energi, dan perubahan pola tidur.
- Perubahan suasana hati yang ekstrem, seperti mudah tersinggung, mudah menangis, dan kehilangan minat pada interaksi sosial.
- Perubahan fisik, seperti penurunan berat badan, gangguan pencernaan, dan sakit kepala yang berulang.
- Pikiran dan perasaan yang negatif, seperti merasa tidak berharga, bersalah, dan tidak ada harapan untuk masa depan.

3. Dampak depresi pada anak usia 13 tahun

Depresi pada anak usia 13 tahun dapat memiliki dampak jangka pendek dan jangka panjang yang signifikan. Beberapa dampak yang mungkin terjadi adalah :
- Gangguan dalam belajar dan konsentrasi di sekolah.
- Gangguan dalam hubungan sosial dengan teman-teman sebaya.
- Risiko penyalahgunaan zat adiktif sebagai bentuk pelarian dari masalah.
- Peningkatan risiko perilaku merusak diri, seperti mencoba bunuh diri.

Solusi Untuk Membantu Anak Mengatasi Depresi
Penting untuk segera mengatasi depresi pada anak agar tidak berdampak negatif pada perkembangan dan kesejahteraan mereka. Berikut adalah beberapa solusi yang dapat dilakukan untuk membantu anak mengatasi depresi:

1. Komunikasi yang baik: Penting bagi orang tua untuk memberikan waktu dan perhatian kepada anak. Mendengarkan keluh kesah anak dan memberikan dukungan emosional bisa membantu anak merasa dihargai dan didengarkan.

2. Mengurangi tekanan sekolah: Orang tua dapat bekerja sama dengan pihak sekolah untuk mencari solusi yang tepat dalam mengurangi tekanan sekolah yang mungkin dialami oleh anak. Memberikan dukungan dalam hal akademik dan sosial juga penting untuk membantu anak merasa lebih nyaman di sekolah.

3. Terapi psikologis: Jika depresi anak cukup parah, penting untuk mencari bantuan dari profesional seperti psikolog anak. Terapi psikologis dapat membantu anak mengatasi depresi dan membangun keterampilan coping yang sehat.

4. Aktivitas yang menyenangkan: Mengajak anak untuk melakukan aktivitas yang menyenangkan seperti bermain, olahraga, atau mengikuti hobi tertentu dapat membantu mengalihkan perhatian anak dari perasaan depresi yang sedang dialaminya.

Kesimpulan
Depresi pada anak-anak adalah masalah serius yang tidak boleh diabaikan. Kasus Arya Randi Pratama di Cirebon menjadi contoh nyata betapa pentingnya memahami dan memberikan dukungan kepada anak-anak yang mengalami depresi. Dalam kasus Arya, ia mengalami depresi setelah ibunya menjual telepon genggamnya tanpa memberitahunya terlebih dahulu. Hal ini berdampak negatif pada kehidupan sehari-harinya dan menyebabkan perubahan perilaku yang signifikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun