Mohon tunggu...
putriana
putriana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca Novel

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Anak Usia 13 Tahun Mengalami Depresi

24 Juni 2024   06:37 Diperbarui: 24 Juni 2024   06:41 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

2. Gejala depresi pada anak usia 13 tahun

Depresi pada anak usia 13 tahun dapat ditandai dengan gejala-gejala berikut :
- Perubahan perilaku, seperti kehilangan minat pada aktivitas yang sebelumnya disukai, penurunan energi, dan perubahan pola tidur.
- Perubahan suasana hati yang ekstrem, seperti mudah tersinggung, mudah menangis, dan kehilangan minat pada interaksi sosial.
- Perubahan fisik, seperti penurunan berat badan, gangguan pencernaan, dan sakit kepala yang berulang.
- Pikiran dan perasaan yang negatif, seperti merasa tidak berharga, bersalah, dan tidak ada harapan untuk masa depan.

3. Dampak depresi pada anak usia 13 tahun

Depresi pada anak usia 13 tahun dapat memiliki dampak jangka pendek dan jangka panjang yang signifikan. Beberapa dampak yang mungkin terjadi adalah :
- Gangguan dalam belajar dan konsentrasi di sekolah.
- Gangguan dalam hubungan sosial dengan teman-teman sebaya.
- Risiko penyalahgunaan zat adiktif sebagai bentuk pelarian dari masalah.
- Peningkatan risiko perilaku merusak diri, seperti mencoba bunuh diri.

Solusi Untuk Membantu Anak Mengatasi Depresi
Penting untuk segera mengatasi depresi pada anak agar tidak berdampak negatif pada perkembangan dan kesejahteraan mereka. Berikut adalah beberapa solusi yang dapat dilakukan untuk membantu anak mengatasi depresi:

1. Komunikasi yang baik: Penting bagi orang tua untuk memberikan waktu dan perhatian kepada anak. Mendengarkan keluh kesah anak dan memberikan dukungan emosional bisa membantu anak merasa dihargai dan didengarkan.

2. Mengurangi tekanan sekolah: Orang tua dapat bekerja sama dengan pihak sekolah untuk mencari solusi yang tepat dalam mengurangi tekanan sekolah yang mungkin dialami oleh anak. Memberikan dukungan dalam hal akademik dan sosial juga penting untuk membantu anak merasa lebih nyaman di sekolah.

3. Terapi psikologis: Jika depresi anak cukup parah, penting untuk mencari bantuan dari profesional seperti psikolog anak. Terapi psikologis dapat membantu anak mengatasi depresi dan membangun keterampilan coping yang sehat.

4. Aktivitas yang menyenangkan: Mengajak anak untuk melakukan aktivitas yang menyenangkan seperti bermain, olahraga, atau mengikuti hobi tertentu dapat membantu mengalihkan perhatian anak dari perasaan depresi yang sedang dialaminya.

Kesimpulan
Depresi pada anak-anak adalah masalah serius yang tidak boleh diabaikan. Kasus Arya Randi Pratama di Cirebon menjadi contoh nyata betapa pentingnya memahami dan memberikan dukungan kepada anak-anak yang mengalami depresi. Dalam kasus Arya, ia mengalami depresi setelah ibunya menjual telepon genggamnya tanpa memberitahunya terlebih dahulu. Hal ini berdampak negatif pada kehidupan sehari-harinya dan menyebabkan perubahan perilaku yang signifikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun