Mohon tunggu...
Putri Amelia
Putri Amelia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sosiologi

Mahasiswa Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Upaya Pemanfaatan Media Digital dalam Meningkatkan Kesadaran Kesehatan Mental di Kalangan Remaja

26 Maret 2023   10:44 Diperbarui: 3 Februari 2024   16:48 564
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PENDAHULUAN

Diera digital saat ini, masyarakat seakan dibanjiri dengan berbagai informasi yang belum jelas kebenarannya. Adanya informasi-informasi yang penuh dengan kekeliruan ini dapat menimbulkan rasa takut, cemas dan stress pada tiap individu. Di Indonesia, angka kasus yang sudah terkonfirmasi positif mengenai kesehatan mental remaja mengalami kenaikan namun hal ini tidak diikuti dengan kesadaran untuk melakukan tes. Hal ini dikarenakan adanya stigma sosial dan isolasi sosial berupa perasaan takut dikucilkan oleh anggota keluarga dan komunitas. Di sinilah muncul beragam bentuk dinamika bagi keberlangsungan kesehatan mental dari masyarakat. Di mana kejadian mengenai pembully-an, menghina secara terang-terangan, perilaku kekerasan, hingga karakter seksual menyimpang tak lagi menjadi bahan yang tabu atau bahkan malu untuk diperlihatkan.

Kesehatan mental ini semakin menjadi tantangan tersendiri terutama untuk kalangan remaja. Dimana pada masanya, remaja akan mengalami perubahan fisik maupun mental untuk mencapai kesehatan mental. World Health Organization atau WHO pada tahun 2001 telah merumuskan mengenai kesehatan mental. Menurut WHO, kesehatan mental adalah kondisi sejahtera yang disadari individu yang di dalamnya terdapat kemampuan untuk mengelola stress dalam hidup secara wajar, bekerja secara produktif, serta mampu berkontribusi di dalam komunitas pergaulannya. Kesehatan jiwa remaja merupakan aspek penting untuk menentukan kualitas bangsa. Remaja yang tumbuh dalam lingkungan yang mendukung merupakan sumber daya manusia yang dapat menjadi aset bangsa tidak ternilai.

Selain itu perlu dipahami bahwa masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju ke dewasa. Pada masa ini remaja akan mengalami perubahan baik secara fisik, psikis, dan kematangan fungsi seksual. Masa ini merupakan periode transisi perkembangan antara masa anak-anak dengan dewasa, sehingga melibatkan perubahan dari segi biologis, kognitif dan sosio-emosi. Perilaku remaja sangat rentan terhadap pengaruh lingkungan. Salah satu bagian perkembangan masa remaja yang tersulit adalah penyesuaian terhadap lingkungan sosial. Apabila remaja tidak dapat mengatasi berbagai stresor yang ada, akan menimbulkan berbagai kondisi yang negatif seperti cemas, depresi, bahkan dapat memicu munculnya gangguan psikotik. Dampak yang dapat terjadi pada remaja dalam kondisi seperti di atas adalah timbulnya berbagai permasalahan yang kompleks, baik fisik, emosi maupun sosial termasuk pendidikan. Oleh karena itu, diperlukan solusi penanganan yang tepat melalui pemberdayaan masyarakat sebagai langkah awal.

 

PEMBAHASAN

Dalam rangka pencapaian kemandirian kesehatan, pemberdayaan masyarakat merupakan unsur penting yang tidak bisa diabaikan. Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan merupakan sasaran utama dari promosi kesehatan. Masyarakat merupakan salah satu dari strategi global promosi kesehatan pemberdayaan (empowerment) sehingga pemberdayaan masyarakat sangat penting untuk dilakukan agar masyarakat sebagai primary target memiliki kemauan dan kemampuan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan. Konsep pemberdayaan masyarakat mencakup pengertian community development (pembangunan masyarakat) dan community-based development (pembangunan yang bertumpu pada masyarakat) dan tahap selanjutnya muncul istilah pembangunan yang digerakkan masyarakat. Pemberdayaan didefinisikan sebagai suatu proses sengaja yang berkelanjutan, berpusat pada masyarakat lokal, dan melibatkan prinsip saling menghormati, refleksi kritis, kepedulian, dan partisipasi kelompok dan melalui proses tersebut orang-orang yang kurang memiliki bagian yang setara akan sumber daya berharga memperoleh akses yang lebih besar dan memiliki kendali akan sumber daya tersebut.

Melihat kesehatan mental di Indonesia, pada usia remaja (15-24 tahun) memiliki persentase depresi sebesar 6,2%. Depresi berat akan mengalami kecenderungan untuk menyakiti diri sendiri (self harm) hingga bunuh diri. Sebesar 80 -- 90% kasus bunuh diri merupakan akibat dari depresi dan kecemasan. Kasus bunuh diri di Indonesia bisa mencapai 10.000 atau setara dengan setiap satu jam terdapat kasus bunuh diri. Menurut ahli suciodologist 4.2% siswa di Indonesia pernah berpikir bunuh diri. Pada kalangan mahasiswa sebesar 6,9% mempunyai niatan untuk bunuh diri sedangkan 3% lain pernah melakukan percobaan bunuh diri. Depresi pada remaja bisa diakibatkan oleh beberapa hal seperti tekanan dalam bidang akademik, perundungan (bullying), faktor keluarga, dan permasalahan ekonomi. Oleh sebab itu, upaya untuk mencegah serta meminimalisir adanya permasalahan-permasalahan yang ditimbulkan dari kesehatan mental remaja yaitu dengan memanfaatkan media digital sebagai platform yang paling berpengaruh di era saat ini.  Dalam hal ini, dapat diwujudkan melalui strategi pendekatan pemberdayaan masyarakat berupa the development approach. The Development Approach adalah pendekatan yang dilakukan dengan cara memusatkan kegiatannya pada pengembangan pembangunan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan, kemandirian dan keswadayaan masyarakat.

Terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan mental pada kalangan remaja di era digital melalui pendekatan The Development Approach dalam pemberdayaan masyarakat. Pertama, mengkonsumsi, menyebarkan dan mendukung konten-konten positif. Dalam hal ini, sosial media dapat digunakan sebagai media untuk menyebarkan energi-energi positif untuk sesama pengguna sosial media dalam bentuk afirmasi positif. Kedua, gunakan aplikasi media sosial untuk membantu meningkatkan kesehatan mental. Saat ini banyak tersedia aplikasi yang bisa anda dapatkan untuk membantu anda dalam pengembangan diri. Melalui aplikasi media sosial dapat diperoleh informasi-informasi mengenai kesehatan mental dan mendapatkan bantuan profesional jika anda membutuhkannya. Ketiga, meningkatkan pemahaman self esteem. Hal ini sangat diperlukan terutama dikalangan remaja sebagai sebuah pola pikir yang dapat digunakan untuk menggambarkan seberapa besar seseorang menghargai dan menyukai diri sendiri, terlepas dari kondisi yang kamu alami. Keempat, hindari konten-konten dimedia sosial yang dapat memperburuk emosi, pikiran dan tindakan. Seperti menghindari membaca berita yang mengganggu pikiran.


KESIMPULAN

Perkembangan teknologi memang sangat membantu dalam kehidupan, namun di sisi lain juga dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan. Kesehatan tersebut berdampak pada semua usia, terutama pada kalangan remaja yang masih begitu rentan terhadap informasi-informasi yang masuk. Para remaja harus terus mencari informasi dan wawasan seputar kesehatan mental. Memberikan proteksi dan promosi kesehatan mental kepada para remaja sebagai generasi muda akan memberikan kontribusi positif dalam membangun kesiapan menghadapi tantangan perkembangan. Kesadaran akan pentingnya promosi kesehatan mental perlu semakin ditingkatkan untuk mencapai kualitas manusia yang lebih optimal. Dalam rangka mewujudkan harapan tersebut perlu adanya langkah penetapan strategi promosi yang efektif. Untuk itu tentu diperlukan adanya keterlibatan semua pihak, yaitu stakeholder di lingkungan keluarga, lingkungan kampus, lingkungan sekolah juga meliputi pimpinan selaku pengambil kebijakan sebagai upaya untuk mencegah terjadinya permasalahan kesehatan mental di kalangan remaja secara berkelanjutan.

DAFTAR PUSTAKA

Anant Kumar & K. Rajasekharan Nayar (2021) COVID 19 and its mental health consequences, Journal of Mental Health, 30(1), 1-2. doi: 10.1080/09638237.2020.1757052

HelpGuide. (2020). "Social Media and Mental Health". Diakses dari https://www.helpguide.org/articles/mental-health/social-media-and-mental-health.htm

Janitra, P.A., Prihandini, P., Aristi. N. (2021). "Pemanfaatan Media Digital Dalam Pengelolaan Kesehatan Mental Remaja Di Era Pandemi". Buletin Udayana Mengabdi 20 (1).

Rachmawati, Alfina Ayu. (2020). "Darurat Kesehatan Mental bagi Remaja -- Environmental Geography Student Association." Egsaugm. Diakses dari https://egsa.geo.ugm.ac.id/2020/11/27/darurat-kesehatan-mental-bagi-remaja/

Rindu., dkk. (2022). "Penyuluhan Kesehatan Mental Sebagai Upaya Peningkatan Kesejahteraan Psikologis pada Siswa Kelas XII". Jurnal Pengabdian Masyarakat Indonesia Maju 3(2). doi: 10.33221/jpmim.v3i02.2056

Siregar, Fahira Dwianti. (2021). "Menjaga Kesehatan Mental dari media sosial di era teknologi digital." Buletin KPIN, 7 (11).

Sodiqin, A. (2022). Kesehatan Mental di Era Digital. Retrieved 25 March 2023, from https://radarbanyuwangi.jawapos.com/kolom/opini/14/07/2022/kesehatan-mental-di-era-digital/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun