Mohon tunggu...
Putri AlyumiAmin
Putri AlyumiAmin Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Hi, My name is Umi, I am a student majoring in Islamic Early Childhood Education at the Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, State Islamic University of North Sumatra. I am a writer for several communities such as Hellocation.id, Local Youths Indonesia, Gorontalo Baik, Girl Boss Indonesia, and I am also an SDGs Ambassador at the ASEAN Youth Organization (AYO). Nice to meet you!

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Teori Perkembangan Sosial-Emosional Menurut Erik Erikson

11 Mei 2024   15:55 Diperbarui: 3 Juni 2024   07:46 1353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk lebih jelasnya, silahkan lihat video berikut ini:


Ciri-ciri Perkembangan Sosial-Emosional Menurut Erikson:

  • Perkembangan manusia terjadi sepanjang hidup dan dibagi menjadi delapan tahapan.
  • Setiap tahapan melibatkan konflik atau krisis yang harus diselesaikan untuk mencapai perkembangan yan
  • g sehat.
  • Penyelesaian krisis di satu tahapan mempengaruhi tahapan selanjutnya.
  • Perkembangan sosial dan emosional saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain.
  • Lingkungan sosial dan budaya memainkan peran penting dalam perkembangan individu.

Pandangan Erikson terhadap Perkembangan Sosial-Emosional Anak Usia Dini:

Erikson menekankan pentingnya pengalaman awal dalam membentuk kepercayaan, otonomi, dan inisiatif anak-anak. Tahapan perkembangan awal, seperti tahap kepercayaan vs ketidakpercayaan, otonomi vs rasa malu dan ragu, serta inisiatif vs rasa bersalah, sangat penting untuk perkembangan sosial-emosional anak usia dini.

Erikson berpendapat bahwa anak-anak membutuhkan lingkungan yang aman, penuh kasih sayang, dan mendorong kemandirian untuk mengembangkan kepercayaan, otonomi, dan inisiatif yang sehat. Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi, anak-anak dapat mengembangkan ketidakpercayaan, rasa malu, dan rasa bersalah yang dapat menghambat perkembangan sosial-emosional mereka di masa depan.

Sumber: Erikson, E. H. (1963). Childhood and Society. New York: W. W. Norton & Company.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun