Ditulis dalam rangka mengikuti Mata Kuliah PKTIÂ
Departemen PLS FIP UNPÂ
Dosen pengampuÂ
Bapak Drs. Wisroni, M.Pd!Â
Peran Pendidikan Non Formal Dalam Meningkatkan Keterampilan Sosial
Putri Aliya Natasya
Paliya237@gmail.com
Departemen Pendidikan Non Formal FIP UNP
ABSTRACT
Latar belakang diselenggarakannya pendidikan non formal adalah sebagai peningkatan pendidikan informal, dan pelengkap pendidikan formal. Pendidikan non formal telah menjadi salah satu strategi penting dalam meningkatkan kesadaran dan kemampuan masyarakat. Pendidikan Nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Ada banyak program pada pendidikan non formal, salah satunya adalah program kecakapan hidup atau Life skill atau keterampilan. Keterampilan sosial merupakan sebuah alat yang terdiri dari kemampuan berinteraksi, berkomunikasi secara verbal maupun nonverbal. Keterampilan sosial merupakan dasar seseorang untuk dapat berhubungan dengan orang lain. Keterampilan sosial membawa orang untuk lebih berani berbicara, mengungkapkan setiap perasaan atau permasalahan yang dihadapi. Keterampilan sosial pada pendidikan non formal sangat penting karena dapat membangun kerja sama dan kolaborasi, pengembangan empati dan toleransi, meningkatkan kemampuan komunikasi, membentuk karakter dan kepribadian, mendorong partisipasi aktif dan meningkatkan keterampilan hidup.Â
Kata Kunci : Pendidikan Non Formal dan Keterampilan Sosial
ABSTRACT
The background to the implementation of non-formal education is as an enhancement to informal education, a complement to formal education. Non-formal education has become an important strategy in increasing people's awareness and abilities. Non-formal education is an educational path outside formal education that can be implemented in a structured and tiered manner. There are many programs in non-formal education, one of which is life skills or skills. Social skills are a tool that consists of the ability to interact, communicate verbally and non-verbally. Social skills are the basis for a person to be able to relate to other people. Social skills make people more courageous in speaking up, expressing any feelings or problems they face. Social skills in non-formal education are very important because they can build cooperation and collaboration, develop empathy and tolerance, improve communication skills, shape character and personality, encourage active participation and improve life skills.Â
Keywords: Non-Formal Education and Social Skills
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya supaya memiliki kekuatan spiritual keagamaan, emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.Â
Pendidikan Nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Satuan pendidikan nonformal terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat, dan majelis taklim, serta lembaga sejenis. Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain.
Keterampilan sosial merupakan kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain dalam satu konteks sosial dengan suatu cara yang spesifik yang secara sosial dapat diterima atau dinilai dan menguntungkan orang lain. Keterampilan sosial sebagai kemampuan yang kompleks untuk menunjukkan perilaku yang baik dinilai secara positif atau negatif oleh lingkungan, dan jika perilaku itu tidak baik akan diberikan punishment oleh lingkungan. Keterampilan sosial itu memuat aspek-aspek keterampilan untuk hidup dan bekerja sama; keterampilan untuk mengontrol diri dan orang lain; keterampilan untuk saling berinteraksi antara satu dengan yang lainnya; saling bertukar pikiran dan pengalaman sehingga tercipta suasana yang menyenangkan bagi setiap anggota dari kelompok tersebut.
Keterampilan sosial pada pendidikan non formal sangat penting karena dapat membangun kerja sama dan kolaborasi, pengembangan empati dan toleransi, meningkatkan kemampuan komunikasi, membentuk karakter dan kepribadian, mendorong partisipasi aktif dan dapat meningkatkan keterampilan hidup. Tujuan penelitian ini adalah: untuk mengetahui peran penting pendidikan non formal dalam meningkatkan keterampilan sosial.
METODE
Pendekatan penelitian pada yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis, atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Moleong, 2002). Dalam penelitian kualitatif perlu menekankan pada pentingnya kedekatan dengan orang-orang dan situasi penelitian, agar peneliti memperoleh pemahaman jelas tentang realitas dan kondisi kehidupan nyata.
PEMBAHASAN
Bapak Pendidikan Nasional Indonesia Ki Hajar Dewantara mendefinisikan bahwa arti pendidikan; "Pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya". Menurut Jaosaef (1979, 35) pendidikan merupakan kegiatan yang selalu mendampingi hidup manusia, sejak dari bangsa yang sederhana peradaban sampai bangsa yang tinggi peradaban. Sehingga dalam hal ini, "pendidikan non formal tidak hanya paling tua, tetapi menurut sejarahnya juga paling banyak kegiatannya dan paling luas jangkauannya. Alasan diselenggarakannya pendidikan non formal dapat ditinjau dari dua sudut tinjauan yaitu: peningkatan pendidikan in formal dan pelengkap pendidikan formal.
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, pendidikan nonformal dapat didefinisikan sebagai jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Sedangkan menurut Axin (Suprijanto, 2009: 7), pendidikan Nonformal adalah kegiatan belajar yang disengaja oleh warga belajar dan pembelajaran di dalam suatu latar yang diorganisasi (berstruktur) yang terjadi di luar sistem persekolahan. Pendidikan nonformal. Marzuki (2012:137) berpendapat bahwa pendidikan nonformal merupakan aktivitas belajar di luar sistem persekolahan atau pendidikan formal yang dilakukan secara terorganisir, Pendidikan nonformal dilaksanakan terpisah maupun merupakan bagian penting dari suatu kegiatan yang lebih besar untuk melayani sasaran didik tertentu dan belajarnya tertentu pula.
Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain.
Combs & Slaby (Gimpel dan Merrel, 1998), keterampilan sosial adalah kemampuan berinteraksi dengan orang lain dalam konteks sosial dengan cara-cara yang khusus yang dapat diterima secara sosial maupun nilai-nilai dan di saat yang sama berguna bagi dirinya dan orang lain. Menurut (Sjamsuddin dan Maryani, 2008:6), keterampilan sosial adalah suatu kemampuan secara cakap yang tampak dalam tindakan, mampu mencari, memilih dan mengelola informasi, mampu mempelajari hal-hal baru yang dapat memecahkan masalah sehari-hari, mampu memiliki keterampilan berkomunikasi baik lisan maupun tulisan, memahami, menghargai, dan mampu bekerja sama dengan orang lain yang majemuk, mampu mentransformasikan kemampuan akademik dan beradaptasi dengan perkembangan masyarakat global.
KESIMPULAN
Pendidikan Nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.Â
Keterampilan sosial merupakan sebuah alat yang terdiri dari kemampuan berinteraksi, berkomunikasi secara verbal maupun nonverbal. Keterampilan sosial merupakan dasar seseorang untuk dapat berhubungan dengan orang lain. Keterampilan sosial membawa orang untuk lebih berani berbicara, mengungkapkan setiap perasaan atau permasalahan yang dihadapi.
Jadi, pendidikan non-formal memiliki peran krusial dalam meningkatkan keterampilan sosial individu. Melalui interaksi yang beragam, pengembangan empati, fleksibilitas dalam program, eksplorasi minat, dan pembentukan jaringan sosial, pendidikan non-formal menjadi sarana efektif untuk membentuk individu yang lebih mampu beradaptasi dan berkontribusi pada masyarakat. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mendukung dan memperluas akses terhadap pendidikan non-formal sebagai bagian integral dari sistem pendidikan yang lebih luas.
DAFTAR PUSTAKA
Gimpel. G.A. & Merrell, K.W. 1998. Social Skill of Children and Adolescents. London: The Guilford Press.
Jaoesaef, Soelaiman dan Slamet Santoso. 1979. Pendidikan luar Sekolah. Surabaya: CV. Usaha Nasional.
Marzuki. (2012). "Pengintegrasian Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran di Sekolah". FIS-UNY. Yogyakarta
Moleong, L. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Sjamsuddin dan Maryani E. 2008. "Pengembangan Program Pembelajaran IPS untuk Meningkatkan Kompetensi Keterampilan Sosial." Makasar: Makalah pada Seminar Nasional.
Suprijanto, A (2009), Pendidikan oleh. Orang Dewasa; dari Teori Hingga Aplikasi, Bumi Aksara, Jakarta
Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003, 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Sinar Grafika.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H