Mohon tunggu...
Putri Aisyah
Putri Aisyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Suka sendirian tapi tidak suka kesepian. Manusia simpel yang pikirannya tak sesimpel keliatannya.

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Penggunaan Face Claim Idol Korea Akankah Bertahan Lama di Dunia Sastra Populer Indonesia?

26 Juni 2022   23:03 Diperbarui: 26 Juni 2022   23:05 4357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Pengguna media sosial Twitter pastinya sudah tidak asing lagi dengan istilah alternative universe atau yang sering disingkat sebagai AU. Beberapa mungkin sekadar tahu karena mungkin saja sering lewat di linimasa mereka. Eksistensi AU mulai terlihat di awal tahun 2020 dan masih populer sampai sekarang, bahkan semakin banyak orang yang menyukainya. 

Utas yang berisi potongan-potongan cerita dalam bentuk tangkapan layar ruang obrolan, serta narasi pendek yang saling berhubungan ini kebanyakan menggunakan klaim wajah atau visualisasi idol Korea. 

Beberapa diantaranya ada "Bumi dan Lukanya" karya @/jjaejaepeach, "Elegi Haekal" karya @/Kejeffreyan,  "From 0% Interest" karya @/fullbabysun dan masih banyak lainnya. Tapi apakah hal tersebut akan bertahan lama? Mungkinkah akan tergantikan oleh hal lain?

Pada awalnya AU atau alternative universe merupakan sebutan untuk cerita fanfiction yang menceritakan tentang kehidupan di dimensi yang lain, konteksnya di sini adalah para penulis menggunakan idola kesukaannya untuk dijadikan sebagai karakter dalam karyanya. 

Misal pada cerita Himpunan karya @/yestotay27 yang berada di Wattpad, Doyoung yang berasal dari grup NCT yang merupakan seorang idol Korea, dalam cerita yang dikarang penulis dijadikan sebagai seorang mahasiswa biasa yang berkuliah di kampus Indonesia dan diubah namanya menjadi Dimas. 

Contoh lainnya AU yang berada di platform Twitter karya, Jaehyun yang berasal dari grup yang sama dengan Doyoung diubah namanya menjadi Hagia yang merupakan seorang soloist di Indonesia. Namun, tidak jarang juga penulis membuat kepribadian tokoh yang dibuatnya mirip dengan karakter asli sang idola.

Seiring berjalannya waktu AU sekarang lebih identik dengan Twitter. Karena tampilannya yang tidak hanya sekadar tulisan. Para author AU (sebutan bagi para pembuat AU) membuat karyanya menjadi semenarik mungkin untuk menarik para pembaca. Tidak hanya berbekalkan kemampuan menulis, kebanyakan  para author ini juga memiliki kemampuan untuk  mengedit foto ataupun video untuk membuat trailer AU miliknya.

Visualisasi menggunakan wajah para idol Korea ini memang sudah bukan hal yang baru lagi. Penulis menjadikan idola mereka sebagai tokoh dalam ceritanya agar memudahkan dalam pengembangan karakter tokoh miliknya dan sebagai tanda kecintaan dengan idolanya. Dampak positif bagi para idol juga bisa semakin dikenal dalam lingkup yang lebih luas diluar dari lingkup fandomnya.

Namun tidak hanya dampak positif saja yang didapat dari penggunaan visualisasi yang menggunakan wajah para idol  ini.  Dalam beberapa kasus para pembaca terlalu menyukai karakter yang dibuat oleh penulis dan beberapa menyebut idol menggunakan nama yang digunakan penulis dalam ceritanya. 

Contohnya pada novel yang diangkat dari Wattpad yaitu "Tulisan Sastra" karya Tenderlova. Beberapa penikmat novel tersebut menganggap Haechan NCT yang menjadi klaim wajah karakter Sastra adalah benar-benar Sastra. 

Kolom komentar Live Instagram ataupun Vlive dipenuhi dengan panggilan Sastra, yang mana hal tersebut terjadi dalam waktu yang cukup lama yang membuat penulis ikut turun tangan dalam masalah ini, dikarenakan hal tersebut juga bisa membuat nama penulis menjadi buruk.

Adanya alternative universe ini juga membuat banyak istilah-istilah baru yang muncul. Salah satu contohnya yaitu "Cowok AU" yaitu sebutan bagi pemeran utama laki-laki yang karakternya banyak disukai oleh para pembaca terutama pembaca perempuan. 

Visualisasi yang digunakan dalam menunjang pembuatan cerita ini menjadi salah satu strategi untuk mempromosikan cerita agar penulis mendapat pembaca yang lebih luas dan lebih banyak lagi. Komunitas penyuka K-Pop di Indonesia keberadaannya sudah tidak bisa diragukan lagi, yang awalnya hanya di dominasi oleh para gadis remaja merembet menjadi dari segala usia. 

Pada akhirnya genre seperti fanfiction ini tetaplah sastra populer yang mungkin saja akan redup pada waktunya. Bisa jadi lima sampai sepuluh tahun kedepan karya-karya yang dimuat dalam platform digital seperti Wattpad ataupun Twitter ini menjadi tidak sepopuler pada tahun 2020 dan menjadi karya  yang mainstream. 

Namun hal tersebut tidak menjadikan genre satu ini bisa diremehkan, karena dari sinilah kejadian-kejadian pada masanya bisa terekam. 

Penulis-penulis handal di masa mendatang bisa saja berasal dari para pembaca yang tertarik untuk membuat suatu karya populer seperti fanfiction ini. Para idol yang digunakan visualnya juga menjadi lebih terkenal berkat para penulis-penulis berbakat yang menggunakan wajahnya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun