Mohon tunggu...
Putri Aissyah
Putri Aissyah Mohon Tunggu... Ilmuwan - Pelajar

parapata

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Resensi Novel "Jika Kita Tak Pernah Jadi Apa-Apa"

27 Januari 2020   05:10 Diperbarui: 12 April 2021   15:49 21877
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel Jika Kita Tak Pernah Jadi Apa-Apa karya Alvi Syahrin (dokpri)

Kita semua bermula dari tidak tahu apa-apa, Bill gates tidak terlahir di dunia dan menyadari bahwa ia saat dewasa nanti akan membuat perusahaan Microsoft, Steve Jobs tidak terbangun dari tidurnya lalu berkata bahwa ia akan menemukan Apple, Jeff Bezos tidak tiba-tiba memutuskan untuk membangun Amazon suatu saat nanti, Jack Ma pun tidak dengan cepatnya berpikir bahwa ia akan menjadi sukses melalui Alibaba. 

Mereka semua sama seperti kita terlahir dari yang tidak tahu jadi apa-apa namun bedanya mereka dengan kita adalah mereka melakukan suatu hal dan menekuninya sedangkan kita tidak. Memang yang kita lakukan tidak semuanya akan menjadi sesuatu yang besar, tapi yang terpenting kita telah melakukan sesuatu dan menekuni hal itu.

Alvi Syahrin pernah mengalami memilih jurusan yang tidak ia minati yaitu Teknik Informatika, walaupun mendapatkan nilai sempurna dikelas kalkulus, aljabar, dan mata kuliah perhitungan lainnya tetapi ia merasa lebih cocok berada di jurusan Sastra. Walaupun merasa salah jurusan namun sudah terlanjur dikata ia pun berusaha untuk menyukai jurusan tersebut dan hasilnya ia lulus dari empat tahun dengan IPK cum laude. 

Tetapi kesuksesan bukan hanyalah mendapat deretan nilai sempurna tetapi kesuksesan adalah bisa merasa cukup. Sederhana, tetapi tak benar-benar sederhana. 

Ketika kita salah jurusan bukan berarti selamanya kita harus pindah jurusan, sudahkah kita berkata pada diri kita ketika kita akan pindah jurusan karena jurusan yang saat ini apakah kita sudah melakukan semaksimal mungkin untuk belajar sungguh- sungguh pada jurusan yang kita rasa salah, apakah kita tahu harus melakukan apa saat kita sudah pindah jurusan nanti, apakah saat kita sudah pindah jurusan baru namun ternyata lagi dan lagi kita merasa salah jurusan. 

Terkadang bukan hanya keadaan lingkungan sekitar saja yang kita ubah tapi diri kita juga butuh untuk berubah. Berubah untuk mencoba menjalankan dengan sungguh-sungguh dan maksimalkan usaha. Tak ada jurusan yang benar-benar tepat, we all are just trying to fit ini. 

Yang terpenting dari itu semua adalah  berdoa kepada Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana, karena kita tak tahu apa-apa dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

Setiap jurusan memiliki perannya masing-masing tidak ada yang paling unggul diantara yang unggul, semuanya memiliki peran dikondisi yang berbeda. Tak ada jurusan yang dianggap rendah atau remeh karena semuanya sesuai proporsi peran yang sudah ada. 

Saat kamu wisuda nanti, maka perjuangan hidup akan dimulai kita akan diberi cobaan saat kita melamar kerja namun belum ada satu pun yang terpanggil. Bangun pagi lalu pergi dari tempat satu ke tempat lainnya sambil berpikir tempat mana lagi yang harus didatangi untuk melamar kerja. 

Tabungan sudah mulai menipis dan meminta uang ke orang tua pun malu karena kini adalah waktunya ia yang memberikan uang kepada orang tua bukan sebaliknya. 

Yang harus kita lakukan adalah bersabar, bukan berarti kita bersabar lalu diam-diam saja, tetapi bersabar dengan usaha yang terus menerus dan berdoa bukankah Allah telah membagikan rizki dengan adil kepada hambanya, hingga waktunya tiba maka kita akan tahu arti dari cobaan ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun