Bahasa adalah alat komunikasi yang biasanya digunakan untuk berinteraksi. Manusia sebagai makhluk sosial tentunya memerlukan alat untuk melakukan interaksi. Bahasa merupakan alat yang paling tepat untuk menunjang kegiatan interaksi manusia. Indonesia sebagai negara kepulauan yang terdiri dari berbagai suku bangsa tentunya memiliki bahasa pemersatu, yaitu Bahasa Indonesia. Menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah kewajiban bagi kita selaku rakyat Indonesia.Â
Perkembangan teknologi semakin berkembang hal ini membuat generasi muda menjadi tidak peduli dengan penggunaan Bahasa Indonesia yang baik. Anak muda saat ini lebih cenderung menggunakan kata-kata atau ekspresi yang dikontrol oleh tren yang sedang marak di sosial media. Â Pengaruh media sosial dapat berperan dalam mendefinisikan aspek tersebut. Kita sering mendengar orang berkata jika yang terpenting dalam berbahasa itu adalah membuat teman berbicara kita paham tentang apa yang disampaikan bukan tentang keharusan berbahasa yang baik dan benar sesuai dengan yang diatur oleh Undang-Undang. Â
Dalam penggunaan bahasa sehari-hari, didapat fakta bahwa banyak generasi muda yang menyamaratakan bahasa ketika sedang berkomunikasi baik dengan teman maupun dengan yang lebih tua. Seperti yang pernah ramai diperbincangkan tentang mahasiswa baru di Universitas Indonesia yang menghubungi kating (kakak tingkat) dengan bahasa nonformal yang dianggap tidak sopan.Â
Namun demikian, jika dilihat dalam kehidupan sehari-hari ini bukan hal yang baru lagi. Dalam lingkungan kampus pun ada saja mahasiswa yang berkomunikasi dengan dosen tidak menggunakan kata "saya", melainkan menggunakan kata "aku".Â
Miris memang, para dosen yang mendapat perlakuan semacam itu bukan tak ingin menegur. Malah dosen dipaksa untuk menormalkan hal semacam itu. Padahal, sudah jelas jika itu adalah basic manner yang harus diterapkan oleh setiap individu.Â
Orang tua sebagai pengajar pertama bagi sang anak tentunya sudah mengenalkan basic manner kepada sang anak. Akan tetapi, lingkungan juga berpengaruh besar bagi perkembangan sang anak. Belum lagi bagi orang tua yang sibuk mencari nafkah terkadang tidak sempat untuk menghabiskan waktu luang dengan sang anak sehingga menyebabkan anak mudah terbawa arus pergaulan.
Dewasa ini, tidak ada sanksi yang akan diperoleh. Jika mendapat teguran, para generasi muda justru menganggap itu sebagai hal yang kolot dan ketinggalan zaman. Terutama di daerah perkotaan yang menganggap itu sudah menjadi hal yang dilegalkan.
Ada basic manner yang harus diterapkan oleh tiap individu, yaitu.Â
1. Penggunaan kata "aku" pada saat yang tepat
Kata "aku" memang kata yang normal untuk diucapkan sebagai kata ganti orang pertama. Akan tetapi, akan berbeda jika kata "aku" diucapkan kepada orang yang lebih tua. Kata "saya" adalah kata yang tepat untuk digunakan saat berbicara dengan orang yang lebih tua sekaligus pada situasi nonformal.
2. Ucapkan kata "tolong" dan "terima kasih"
Jika memerlukan bantuan tidak ada salahnya untuk mengawali dengan kata "tolong" serta akhiri dengan kata "terima kasih". Hal ini bertujuan agar tidak ada membuat pihak lain merasa tersinggung. Selain itu, dengan mengucapkan kata tersebut maka orang akan menganggap jika kamu memiliki basic manner yang baik.
3. Mengontrol tinggi rendahnya suara serta mimik wajah
Jika berbicara dengan orang lain, kita harus dapat mengontrol tinggi rendahnya suara serta mimik wajah yang tercipta. Ini merupakan hal penting karena sebagian besar orang dapat tersindir hanya dari kedua hal tersebut. Jika menurutmu itu merupakan hal yang biasa, bisa jadi bagi orang lain itu merupakan hal yang dapat membuatnya tersinggung.
4. Tidak menunjuk lawan bicara dengan satu jari, terutama jari telunjukÂ
Menunjuk lawan bicara dengan satu jari telunjuk sering disangka kurang sopan dan dapat membuat lawan bicara merasa direndahkan. Alih-alih menggunakan satu jari, gunakanlah tangan terbuka atau menggunakan jari jempol dengan keempat jari lainnya tertutup.Â
Sebagai generasi muda, sudah sepatutnya kita untuk melestarikan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai situasi dan keadaan yang tercipta. Jangan sampai bahasa Indonesia punah karena kita tak bisa melestarikannya. Teknologi dibuat untuk mempermudah aktivitas manusia, bukan malah membunuh suatu bahasa yang telah tercipta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H