Mohon tunggu...
Putri Rizki Ardhina
Putri Rizki Ardhina Mohon Tunggu... -

Love Journalism cause I am Journalist, write everything you love!

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Menilik Pendidikan di Lapas Anak, Tiada Aral Menjemput Mimpi

8 Desember 2011   10:24 Diperbarui: 4 April 2017   17:52 750
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anak yang pernah mendekam di dalam penjara memang cenderung sulit kembali ke masyarakat. Karena kekhawatiran masih menghinggapi pikiran sebagian besar masyarakat. Seperti Lizya, ia berpendapat narapidana anak ada baiknya juga dikurung dalam lapas. Karena didalam lapas, dengan kondisi serba terbatas atau terisolasi, ia meyakini sang anak akan menyadari bahwa apa yang dilakukannya salah. "Kalau hanya dilakukan pembimbingan tanpa hukuman, sering kali sang anak akan mengulangi kembali perbuatannya," ujarnya. Lizya juga mengatakan, bahwa sang anak masih pantas untuk kembali ketengah masyarakat. Namun, pastinya ia tetap mengkhawatirkan keberadaannya selaku mantan narapidana.

Hampir sama dengan Lizya. Senova mengaku ragu harus bagaimana menanggapi narapidana anak. Terkadang penahanan anak dalam lapas dapat menimbulkan gangguan psikologis anak. Namun, jika tidak diberi hukuman seperti penahanan dilapas, anak tidak akan benar-benar mengerti kesalahannya.

Ia merasa sang anak masih pantas untuk kembali ketengah masyarakat. "Tentunya saya sebagai masyarakat sedikit khawatir sih," katanya. Namun, yang ia ragukan sekarang adalah, siapkah sang anak tersebut kembali hadir ketengah masyarakat. Siapkah anak menanggapi tanggapan berbeda-beda dari masyarakat. Karena, terkadang masyarakat ada yang memberi tanggapan positif, ada juga negatif. Tergantung bagaimana anak menganggapinya. "Jika ia kuat, ia bertahan. Jika ia lemah, maka akan timbul rasa down," tutupnya. (Putri Rizki Ardhina)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun