Anak yang pernah mendekam di dalam penjara memang cenderung sulit kembali ke masyarakat. Karena kekhawatiran masih menghinggapi pikiran sebagian besar masyarakat. Seperti Lizya, ia berpendapat narapidana anak ada baiknya juga dikurung dalam lapas. Karena didalam lapas, dengan kondisi serba terbatas atau terisolasi, ia meyakini sang anak akan menyadari bahwa apa yang dilakukannya salah. "Kalau hanya dilakukan pembimbingan tanpa hukuman, sering kali sang anak akan mengulangi kembali perbuatannya," ujarnya. Lizya juga mengatakan, bahwa sang anak masih pantas untuk kembali ketengah masyarakat. Namun, pastinya ia tetap mengkhawatirkan keberadaannya selaku mantan narapidana.
Hampir sama dengan Lizya. Senova mengaku ragu harus bagaimana menanggapi narapidana anak. Terkadang penahanan anak dalam lapas dapat menimbulkan gangguan psikologis anak. Namun, jika tidak diberi hukuman seperti penahanan dilapas, anak tidak akan benar-benar mengerti kesalahannya.
Ia merasa sang anak masih pantas untuk kembali ketengah masyarakat. "Tentunya saya sebagai masyarakat sedikit khawatir sih," katanya. Namun, yang ia ragukan sekarang adalah, siapkah sang anak tersebut kembali hadir ketengah masyarakat. Siapkah anak menanggapi tanggapan berbeda-beda dari masyarakat. Karena, terkadang masyarakat ada yang memberi tanggapan positif, ada juga negatif. Tergantung bagaimana anak menganggapinya. "Jika ia kuat, ia bertahan. Jika ia lemah, maka akan timbul rasa down," tutupnya. (Putri Rizki Ardhina)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H