Fenomena skena culture di kalangan Gen Z adalah sebuah tren yang sedang populer di kalangan anak muda. Istilah "skena" sendiri merupakan singkatan dari Sua, cengKErama, dan kelaNA, yang merujuk pada kumpulan orang yang senang nongkrong sembari mengobrol dan berjalan-jalan bersama. Namun, perlu diingat bahwa istilah ini memiliki konotasi negatif bagi orang yang terlihat pick me dan mengusik orang lain .
Sebaiknya, keputusan untuk mengikuti fenomena skena culture di kalangan Gen Z seharusnya didasarkan pada pemahaman yang mendalam tentang tren tersebut. Meskipun fenomena ini sedang populer, perlu diingat bahwa istilah "skena" memiliki konotasi negatif bagi orang yang terlihat pick me dan mengusik orang lain. Oleh karena itu, sebaiknya setiap individu mempertimbangkan nilai-nilai dan dampak dari fenomena ini sebelum memutuskan untuk mengikutinya.Â
Dalam konteks ini, penting untuk memahami bahwa fenomena skena culture memiliki konotasi negatif di media sosial, karena cara intonasi yang disampaikan mengandung kata-kata negatif. Sebagian orang menganggap skena adalah sekumpulan orang yang mengkritik kalangan lain yang tidak sama dengan kalangannya sendir . Oleh karena itu, keputusan untuk mengikuti fenomena ini sebaiknya didasarkan pada pemahaman yang mendalam tentang nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.Dengan demikian, sementara fenomena skena culture mungkin menarik bagi sebagian kalangan, penting untuk mempertimbangkan konotasi negatif yang melekat padanya sebelum memutuskan untuk mengikutinya.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H