Menganggap manusia sebagai Khalifah (pemimpin) membawa akuntansi dengan wajah yang lebih Humanis, emansipatoris, transendental, dan teleologikal yang kemudian terlihat pada pada tujuan dasarnya, yaitu pemberian informasi. tujuan dasar ini diambil dari epistemologi, yaitu epistemologi bernuansa syariah.Â
Dengan tujuan dasar semacam ini, bentuk dan informasi Akuntansi Syariah diharapkan dapat memberikan pengaruh terciptanya realitas kehidupan bisnis yang sesuai dengan nilai-nilai etika syariah dan dapat menghantarkan manusia pada kesadaran ketuhana. Jadi pada dasarnya Akuntansi Syariah merupakan konsep yang digunakan oleh manajemen kepada Tuhan (konsep vertikal) dan alam (konsep horizontal).Â
Pemikiran ini mempunyai dua keterlibatan. Pertama, Akuntansi Syariah harus dibangun sedemikian rupa berdasarkan nilai-nilai etika (dalam etika syariah), Kedua, praktik bisnis dan Akuntansi Syariah yang dilakukan manajemen juga harus berdasarkan pada nilai-nilai etika syariah.Â
Sehingga jika dua komponen ini benar-benar ada, maka konsep yang dilakukan oleh manajemen adalah konsep yang suci dan bersih .atau dengan kata lain, manajemen menyajikan persembahan yang suci kepada Tuhan.
Daftar Pustaka
Adnan, A. (2003). Akuntansi Syariah & Arah, Prospek Tantangannya. Yogyakarta: UII Press Yogyakarta.
Suwiknyo, D. (2010). Pengantar Akuntansi Syariah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Triyowono, I. (2006). Akuntansi Syariah. London: PT RajaGrafindo Persada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H