Mohon tunggu...
Intan Pratama Putri
Intan Pratama Putri Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

NIM : 43121010064 Dosen : Apollo, Prof.Dr,M.Si.Ak kampus : Universitas Mercu Buana

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mampu Memahami dan Mengerti Tentang Prinsip Etika Bisnis

13 April 2023   22:42 Diperbarui: 13 April 2023   23:20 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Prinsip kejujuran dalam etika bisnis merupakan nilai yang paling mendasar dalam mendukung keberhasilan kinerja perusahaan. Jadi, kejujuran merupakan kunci keberhasilan suatu bisnis yang bertahan jangka waktu lama. Disamping itu perusahaan ada yang hanya melaksanakan kegiatan berproduksi saja atau pemasaran saja. Berkait dengan kegiatan bisnis tersebut, prinsip kejujuran merupakan merupakan nilai yang paling mendasar (modal dasar atau aset yang paling dan sangat berharga) dalam mendukung keberhasilan kinerja perusahaan. Karena kejujuran dalam berbisnis adalah kunci keberhasilan, termasuk untuk bertahan dalam jangka panjang, dalam suasana bisnis yang penuh persaingan ketat. Dalam lingkup kegiatan bisnis prinsip kejujuran menumbuhkan kepercayaan, sekaligus merupakan syarat, untuk dapat menjalankan bisnis secara profesional bersama-sama dengan :

  • Karyawan Perusahaan.
  • Pelanggan dan Konsumen.
  • Pemasok atau Rekanan.
  • Pihak lain yang terkait dalam menjalin relasi bisnis.
  •  
  • Prinsip Tidak Berniat Jahat

Bisnis didirikan dengan suatu komitmen untuk meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan karyawan, masyarakat konsumen atau stakeholders pada umumnya. Komitmen ini adalah untuk mencapai tujuan yang baik dan positif. Sehingga tidak terlintas niatan untuk berbuat jahat terhadap masyarakat. Prinsip ini justru akan dapat menyelamatkan perusahaan.

  •  
  • Prinsip Keadilan

Keadilan bagi semua pihak yang terkait memberikan kontribusi langsung atau tidak langsung terhadap keberhasilan bisnis. Jadi, setiap orang yang berbisnis harus mendapatkan haknya masing-masing yang artinya tidak boleh ada yang saling merugikan. Keadilan menuntut agar tidak boleh ada pihak yang dirugikan hak dan kepentingannya. Keadilan ditujukan kepada stakehoders terkait dengan penetapan yang sudah disepakati bersama, antara lain:

  • Penetapan harga jual yang layak terhadap konsumen.
  • Penetapan harga beli yang layak terhadap pemasok.
  • Penetapan keuntungan yang wajar terhadap pemilik perusahaan.
  • Penetapan upah yang layak terhadap karyawan.

Sudut pandang ekonomis yang perlu diperhatikan antara lain: Sudut pandang moral dan etika. Dalam sudut pandang ini mengejar keuntungan merupakan hal yang wajar, asalkan tidak tercapai dengan merugikan pihak lain. Maka menghormati kepentingan dan hak. orang lain merupakan hal yang penting. Jadi, ada batasnya juga dalam mewujudkan tujuan perusahaan namun hal itu juga harus demi kepentingan bisnis itu sehingga bisnis yang etis tidak membawa kerugian bagi bisnis itu, terutama dilihat dari jangka panjang. Aspek etis dalam sudut pandang moral dan etika bisa dilihat dari janji yang harus ditepati, kepercayaan, dan menjaga nama baik. Dengan demikian perilaku baik dalam konteks bisnis dalam sudut pandang moral adalah perilaku yang sesuai dengan norma moral dan agama karena suatu perbuatan dinilai baik menurut arti terdalam justru kalau memenuhi standar etika. Disamping dari sudut pandang hukum membutuhkan sudut pandang moral antara lain:

  • Hukum dirumuskan dengan baik, tetapi karena salah satu alasan sulit untuk dilaksanakan, misalnya karena sulit dijalankan evaluasi yang efektif. peraturan hukum yang tidak ditegakan akan ditaati juga.
  • Banyak hal bersifat tidak etis, sedangkan menurut hukum tidak dilarang. tidak semuanya yang bersifat tidak memiliki moral dianggap ilegal.
  • Hukum sering kali bisa disalah gunakan. Perumusan hukum tidak pernah sempurna, sehingga orang yang beritikad buruk bisa memanfatkan celah dalam hukum yang berlaku.
  • Proses terbentuknya undang-undang atau peraturan hukum lainnya memakan waktu lama, sehingga masalah-masalah baru tidak segera bisa diatur secara hukum. 5. Sudut pandang moral hukum kerap kali mempergunakan pengertian yang dalam kontek hukum tetapi tidak didenifisikan dengan jelas dan sebenarnya diambil dari konteks moral.

Sudut pandang hukum bisnis adalah kegiatan ekonomis dengan maksud memperoleh untung. Dalam bisnis modern keuntungan diekspresikan dalam bentuk uang. Prinsip kegiatan antar manusia bertujuan untuk mencari kuntungan, karena itu menjadi kegiatan ekonomis. Jadi bisnis selalu bertujuan mendapat keuntungan dan perusahaan dapat disebut organisasi yang didirikan dengan tujuan mencari keuntungan. Teori ekonomi menjelaskan bagaimanapun dalam sistem ekonomi pasar bebas para pengusaha dengan memanfaatkan sumber daya yang langka antara lain: tenaga kerja, bahan mentah, menghasilkan barang dan jasa yang berguna untuk masyarakat. Jika kompetisi pada pasar bebas berfungsi dengan semestinya, selanjutnya akan terjadi efisiensi di bidang ekonomis, artinya menggunakan prinsip ekonomi untuk mencapai hasil maksimal akan dicapai dengan pengeluaran minimal dalam harga produk atau jasa yang paling menarik untuk publik. Oleh karena efisiensi merupakan kata kunci dalam ekonomi modern, para ekonom telah mengembangkan berbagai kegiatan. Dengan demikian dari sudut ekonomis, good business adalah bisnis yang membawa banyak keuntungan. Hukum dan etika memiliki kaitan yang erat karena etika harus menjiwai hukum. berarti peraturan hukum harus ditentukan supaya keadaan tidak menjadi kacau, tetapi cara diaturnya tidak berkaitan dengan etika sehingga peraturan hukum merupakan keyakinan moral. Cabang penting dalam ilmu hukum modern adalah hukum dagang atau hukum bisnis sebab hukum merupakan sudut pandang normatif, karena menetapkan apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan. Dari segi norma, hukum lebih jelas dan pasti karena peraturan hukum berdasarkan perundang-undangan yang berlaku dan ada sanksi tertentu.

  • Prinsip Hormat Pada Diri Sendiri

Prinsip ini merupakan prinsip tindakan bisnis yang dampaknya berpulang kembali kepada bisnis itu sendiri. Pelaku bisnis dituntut menjaga nama baiknya atau nama baik perusahaannya. Dengan kata lain, prinsip ini merupakan tuntutan dan dorongan dari dalam diri pelaku dan perusahaan untuk menjadi yang terbaik dan dibanggakan. Sebagai contoh, seandainya manajemen perusahaan dengan team worknya memiliki falsafah kerja dan berorientasikan memberikan kepuasan kepada pelanggan, maka dapat dipastikan para pelanggan akan makin percaya terhadap perusahaan. Demikian juga jika para manajemen berorientasikan pada pemberian kepuasan kepada karyawan yang berprestasi, maka dapat dipastikan karyawan akan makin loyal terhadap perusahaan. Oleh karena itu prinsip hormat pada diri sendiri mesti diberlakukan pada estika bisnis.

  • Prinsip Saling Menguntungkan

Prinsip saling menguntungkan menuntut hak yang sama yaitu agar semua pihak berusaha untuk saling menguntungkan satu sama lain. Prinsip ini terutama mengakomodasi hakikat dan tujuan bisnis. Karena sebagai produsen ingin mendapatkan keuntungan dan sebagai konsumen ingin mendapatkan barang dan jasa yang memuaskan (dalam bentuk harga wajar, kualitas baik dan pelayanan baik), maka bisnis dijalankan dengan saling menguntungkan produsen dan konsumen. Dalam bisnis yang kompetitif, prinsip ini menuntut agar persaingan bisnis haruslah melahirkan suatu win-win solution. Etika diharapkan mampu memberikan manfaat yang berarti bagi pelaku usaha, sehingga diharapkan etika dapat mendorong dan mengajak untuk bersikap kritis dan rasional dalam mengambil keputusan serta dapat dipertanggung jawabkan. Etika di harapkan mampu mengarahkan pelaku usaha untuk berkembang menjadi masyarakat yang tertib, teratur, damai dan sejahtera dengan mentaati norma yang berlaku demi ketertiban dan kesejahteraan sosial. Setiap pelanggaran yang dilakukan baik sengaja ataupun tidak sengaja harus diselesaikan menurut kode etik yang berlaku.

C. Urgensi Prinsip Etika Bisnis

Bisnis adalah bagian penting dari masyarakat, secara sadar dan berbagai cara manusia terlibat dalam pembelian barang dan jasa yang dibutuhkan untuk memberikan kenikmatan bagi hidupnya. Agar bisnis dapat berjalan dengan lacar maka diperlukan pemahaman yang baik mengenai prinsip etika berbisnis dalam usahanya (Jefry, 2018). Etika bisnis penting karena menciptakan suasana profesional, saling menghormati dan meningkatkan komunikasi , yang membantu kantor berfungsi sebagai tempat yang produktif. Orang merasa lebih baik tentang pekerjaan mereka ketika mereka merasa dihormati, dan itu juga berarti hubungan pelanggan yang lebih baik.

Etika bisnis penting sebab hampir setiap perusahaan sekarang memiliki program etika bisnis. Hal itu terjadi karena kemajuan teknologi dan komunikasi digital telah memudahkan untuk mengidentifikasi dan mempublikasikan kesalahan langkah etis. Untuk menghindari implikasi negatif, perusahaan mencurahkan lebih banyak sumber daya untuk etika bisnis. Dalam salah satu survei akuntan, misalnya, 55 persen mengatakan mereka yakin pentingnya etika bisnis akan terus berkembang dalam tiga tahun ke depan. Selain membuat program formal, perusahaan menciptakan tempat kerja yang etis dengan merekrut talenta yang tepat. "Integritas dan kejujuran yang tinggi" adalah keterampilan terpenting kedua bagi para pemimpin bisnis, menurut sebuah survei baru-baru ini. Profesional bisnis saat ini harus memahami hubungan antara etika bisnis dan kesuksesan bisnis.

Alasan lain mengapa etika bisnis penting adalah dapat meningkatkan profitabilitas. Penerima penghargaan dalam daftar Perusahaan Paling Etis Dunia tahun ini mengungguli Indeks Kapitalisasi Besar sebesar 10,5 persen selama tiga tahun. Program etika yang dilaksanakan dengan baik juga dapat mengurangi kerugian. Dua puluh dua persen kasus yang diperiksa dalam Studi Global 2018 tentang Penipuan dan Penyalahgunaan Pekerjaan merugikan organisasi korban sebesar $1 juta atau lebih. Perusahaan yang mempraktikkan etika yang dipertanyakan juga dapat mengalami penurunan harga saham dan putusnya kemitraan bisnis, yang dapat memengaruhi profitabilitas. Selain itu, etika bisnis terkait dengan loyalitas pelanggan. Lebih dari separuh konsumen A.S. mengatakan bahwa mereka tidak lagi membeli dari perusahaan yang mereka anggap tidak etis. Di sisi lain, tiga dari 10 konsumen akan menyatakan dukungan untuk perusahaan etis di media sosial. Etika bisnis memupuk kepercayaan, yang memperkuat branding dan penjualan (Karisa, 2021).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun