Mohon tunggu...
Putri KurniaFadellah
Putri KurniaFadellah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Politeknik Statistika STIS

Topik konten yang disukai adalah kesehatan dan musik

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

"Bumi Sriwijaya" Lumbung Kopi yang Terlupakan

17 September 2022   10:15 Diperbarui: 17 September 2022   10:16 923
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : BPS, diolah.

Strategi Pihak Terkait

Banyaknya produksi kopi dengan jenis robusta dibandingkan kopi Arabika mengakibatkan harga kopi Sumatera Selatan masih tetap rendah walaupun budaya mengkonsumsi kopi dan warung kopi sedang booming-boomingnya. Hal ini membuat pemerintah setempat dan para petani mulai mengembangkan kopi Arabika dengan kualitas premium di kawasan perhutanan sosial. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan mutu kopi asli Sumatera Selatan. 

Bersamaan dengan itu, diberikan pula wawasan bagi petani untuk mengolah kopi dengan profesional yaitu menggunakan sistem petik merah lalu menjemurnya memakai rumah jemur kopi. Hal ini dikarenakan dahulu petani kopi Sumatera Selatan memiliki kebiasaan petik asalan dan pengelolaan pascapanen yang kurang baik. Dengan mengembangkan kopi Arabika berkualitas premium, petani kopi akan mulai mengenal dan paham akan teknologi serta informasi. Oleh karena itu, diharapkan pola pikir para petani yang menjual kopinya kepada tengkulak dengan harga sangat rendah dapat berubah dan petani dapat memiliki posisi untuk melakukan tawar-menawar yang lebih tinggi.

Bantuan dari pemerintah seperti disediakannya bibit berkualitas, fasilitas rumah tempat menjemur kopi, dan alat-alat pengolahan setelah panen seperti mesin pengupas kulit kopi dapat sangat membantu petani dalam menaikkan produktivitas kopi di Sumatera Selatan. Sejalan dengan itu, upaya menaikkan produktivitas kopi dapat juga ditempuh dengan peremajaan atau penanaman kembali perkebunan kopi setempat yang sudah tua dan tidak produktif lagi. 

Selain itu, infrastruktur yang terbatas harus segera diperbaiki agar kopi Sumatera Selatan dapat diekspor langsung tanpa harus dijual melalui Lampung agar merek dan branding kopi dapat diperkuat. Infrastruktur yang dimaksud dapat berupa pelabuhan, kapasitas pelabuhan yang terbatas mengakibatkan capaian ekspor Sumatera Selatan masih rendah apabila dibandingkan dengan Provinsi Lampung. Dikarenakan inilah pemerintah Provinsi Sumatera Selatan sedang mempercepat proses pembangunan sebuah pelabuhan baru di Tanjung Carat, Kabupaten Banyuasin dengan harapan dapat meningkatkan ekspor Sumatera Selatan baik untuk komoditas kopi ataupun lainnya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun