Mohon tunggu...
Putri Al Azzuri
Putri Al Azzuri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Festival Musik Pasca Pandemi sebagai Kekuatan Ekonomi Baru

16 Juni 2022   00:13 Diperbarui: 16 Juni 2022   00:29 1411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dunia perlahan-lahan mulai bangkit kembali setelah dua tahun dilanda pandemi. Acara-acara mulai digelar secara offline, orang-orang mulai melanjutkan rencana liburan yang tertunda, dan musisi dunia mulai mengumumkan konser dan world tour mereka untuk pertama kalinya dalam dua tahun.

Tentu ini merupakan sebuah kabar baik. Kita bisa kembali berjumpa dengan teman-teman dan mengunjungi keluarga di kampung. Jakarta Car Free Day telah kembali diadakan, festival musik kembali bersua, bioskop dan commuter line mulai bisa diisi dengan kapasitas 100%. Segalanya hampir kembali normal.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Sandiaga Salahuddin Uno menyampaikan kabar baik bagi para pelaku ekonomi kreatif, khususnya sub sektor musik dan seni pertunjukan. Penyelenggaraan event musik dan event ekonomi kreatif lainnya sudah dapat kembali digelar menyusul perkembangan kondisi pandemi COVID-19 yang semakin membaik.

Hal itu disampaikan Menparekraf usai mendampingi Presiden Joko Widodo berkunjung ke Joyland Festival yang diselenggarakan di Taman Bhagawan Nusa Dua Bali, Jumat (25/3/2022).

Kebetulan, Joyland sendiri adalah sebuah festival seni budaya dengan aktivitas dan hiburan pilihan seperti pertunjukan musik, pemutaran film, lokakarya kreatif, komedi, dan pasar di Taman Bhagawan, selama 25–27 Maret 2022.

Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, memerintahkan Menparekraf dan Polri agar event-event musik dan event-event ekonomi kreatif lainnya difasilitasi, supaya mereka mendapat izin dengan satu syarat protokol kesehatan dan vaksinasi lengkap namun lebih bagus lagi kalau sudah booster.

Dalam pelaksanaan nya sub sektor musik ini sebenarnya dapat berkontribusi besar pada pembangunan dan pertumbuhan ekonomi nasional. Industri ini juga berpotensi menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar.

Pada artikel Entertaining Business: The Impact Of Music Festivals, karya Rian Bosse dibuka dengan pernyataan bahwa banyak penggemar musik, terutama generasi millenial, rela mengeluarkan banyak uang untuk berkemah, berpesta, dan menonton konser selama beberapa hari. Permintaan ini berperan membangun festival besar di berbagai negara.

Contohnya adalah Allo Bank Festival 2022. Acara ini diadakan selama tiga hari pada 20-22 Mei 2022 di Istora Senayan, Jakarta. Dan dihadiri oleh 30 ribu pengunjung setiap hari nya. Allo Bank Festival menjadi festival All-in-One Musik Internasional pertama di Indonesia yang digelar setelah pandemi Covid-19 mulai mereda.

Festival yang digelar oleh Allo Bank tidak hanya menampilkan penampilan musik melainkan juga bazar makanan, beauty and travel fair, job fair, photo booth, art installations, dan masih banyak lagi. Lebih dari 30 musisi lokal dan internasional turut memeriahkan Allo Bank Festival 2022. Di antaranya yaitu Red Velvet, NCT Dream, Raisa, Pamungkas, Rizky Febian, dan lain-lain.

Coba kalian bayangkan, berapa banyak tenaga kerja yang terserap dari festival yang digelar ini? Pasti festival ini sudah melibatkan puluhan profesi dan jasa atau bahkan lebih.

Sebut saja, yang pertama adalah para penampil, berikutnya jasa Impresariat yang mencakup kegiatan pengurusan dan penyelenggaraan pertunjukan hiburan, berupa mendatangkan, mengirim, maupun mengembalikan serta menentukan tempat, waktu, dan jenis hiburan.

Lalu festival ini melibatkan jasa juru kamera, juru lampu, juru rias, penata musik, jasa sound system, termasuk juga agen penjualan karcis pertunjukan. Belum lagi koreografer dan penata tari serta stylist. Manajer artis/seniman, yang berprofesi melakukan aktivitas pengaturan dan negosiasi ke pihak lain atas nama artis/seniman. 

Hadir juga pihak keamanan, dan boleh jadi ada penampil yang melibatkan tim orkestra, dari seperti alat musik gesek (strings), alat musik tiup (woodwind & brass), dan alat perkusi juga paduan suara.

Belum lagi festival musik ini sanggup mendorong investasi di sektor seperti perhotelan, industri, perdagangan, dan destinasi wisata..

Festival musick telah menunjukkan bagaimana mereka berhasil mengembangkan ekonomi kreatif dalam kemasan festival, menciptakan lapangan kerja, menghasilkan pendapatan pajak, menguntungkan hotel, dan menyebabkan efek riak pada bisnis wisata.

Misi utama economic development adalah meningkatkan pendapatan perkapita secara aktif. Penggagas festival musik dan semua pihak yang terlibat telah mempraktekkan kegiatan ini. Mereka saling berpartisipasi melakukan peningkatan ekonomi. Diakui atau tidak, upaya ini memberi kontribusi menciptakan kesejahteraan bersama. Saya meyakini, festival musik merupakan kekuatan ekonomi baru.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun