Hasil temuan ini akhirnya disepakati untuk disosialisasikan kepada petani dan masyarakat umum. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan petani dan masyarakat umum tentang tanda dan gejala penyakit mati meranting pada tanaman cengkeh.
Kegiatan sosialisasi ini dilaksanakan pada hari jumat (09/02) yang bertempat di surau pauah. Dalam sosialisasi ini, tidak hanya memperkenalkan penyebab penyakit mati meranting, akan tetapi juga demonstrasi pembuatan pupuk hayati dari jamur Trichoderma sp secara langsung kepada petani dan masyarakat umum.Â
Hal ini bertujuan agar petani dan masyarakat umum dapat membuat pupuk hayati dari jamur Trichoderma sp ini secara mandiri.
Kegiatan sosialisasi ini sangat banyak mendapat apresiasi, terutama dari petani dan masyarakat umum. Salah satu masyarakat umum yakni ibu Purnamasari menyampaikan bentuk apresiasinya dengan mengatakan bahwa "kegiatan sosialisasi ini sangat berarti bagi kami, karena informasi yang disampaikan baru pertama kali kami ketahui, dan juga kami baru tahu bahwa ada jenis jamur yang digunakan untuk mengendalikan penyakit pada tanaman".Â
Tidak hanya itu, apresiasi juga datang dari wali jorong Duo Koto, yakni bapak Jonius yang menjelaskan bahwa beliau sangat mendukung kegiatan sosialisasi ini dan berterimakasih banyak kepada anak KKN UNAND yang sudah berhasil menyelenggarakan sosialisasi ini, karena dengan kegiatan sosialisasi ini dapat memberikan informasi baru yang belum didapatkan oleh petani dan masyarakat umum sebelumnya.Â
Beliau juga menyampaikan bahwa kegiatan ini harus banyak dilakukan terutama untuk petani, agar meningkatkan mutu dan skill mereka dalam budi daya tanaman, sehingga akan berdampak pada peningkatan hasil produksi tanaman mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H