Mohon tunggu...
Putri Maharani
Putri Maharani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa TEKNIK KIMIA

mahasiswa teknik kimia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pembuatan Minyak Atsiri

14 Juli 2023   22:47 Diperbarui: 14 Juli 2023   22:49 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PEMBUATAN MINYAK ATSIRI DARI BAHAN SEREH WANGI DENGAN METODE EKSTRAKSI

PRODUCTION OF ESSENTIAL OIL FROM INGREDIENTS WITH THE EXTRACTION METHOD

 Putri Maharani

Jurusan Teknik Kimia Program Studi Diploma III Teknik Kimia
Politeknik Negeri Sriwijaya, Jalan Sriwijaya Negara Bukit Besar Palembang e-mail : putr.mhrn1808@gmail.com

PENDAHULUAN

            Minyak serai wangi (citronella oil) adalah salah satu jenis minyak atsiri yang disebut essential oil atau minyak atsiri karena mudah menguap dan memiliki komposisi dan titik didih yang berbeda.

            Tumbuhan menghasilkan minyak atsiri yang disebut essential oil atau minyak atsiri. Minyak mudah menguap pada suhu kamar tanpa mengalami dekomposisi, rasanya pahit, baunya harum sesuai dengan bau tumbuhan yang menghasilkannya, biasanya larut dalam pelarut organik dan tidak larut dalam air (Guenther, 2006). Minyak atsiri dapat larut dalam alkohol dalam perbandingan dan konsentrasi tertentu. Dengan demikian, jumlah dan konsentrasi alkohol yang dibutuhkan untuk melarutkan beberapa minyak dapat ditentukan. Minyak atsiri tidak hanya larut dalam alcohol, tetapi juga larut dalam alkohol encer dengan konsentrasi kurang dari 70%. Minyak yang mengandung senyawa terpendek dalam

            Minyak serai, atau minyak serai, adalah minyak esensial yang diekstraksi dari daun dan batang serai (Cymbopogon nardus). Kualitas minyak atsiri pada umumnya dan kualitas minyak serai wangi pada khususnya ditentukan oleh faktor kemurniannya. Kualitas minyak serai wangi ditentukan oleh komponen utamanya yaitu kandungan serai dan geraniol, yang biasanya dinyatakan sebagai kuantitas kandungan geraniol. Minyak serai wangi tidak boleh mengandung atau terkontaminasi dengan zat asing seperti minyak lemak, alkohol atau minyak tanah (Harris, 1994). Minyak serai wangi biasanya berwarna kuning muda sampai kuning tua, bersifat mudah menguap.

2. METODE PENELITIAN

Tanaman serai wangi digunakan sebagai bahan baku dalam penelitian ini. Pada awal penelitian, serai dibersihkan kemudian dipotong-potong berukuran kurang lebih 1/4 x 1/4 x 1/4 cm. Ekstraksi dilakukan dengan tiga jenis pelarut, yaitu:
metanol, aseton dan n-heksana. Rasio padat/pelarut 1 digunakan untuk semua pelarut:
10, dan waktu ekstraksi adalah 2, 4, 6, 8, 10 jam. Hasil, indeks bias dan densitas ditentukan untuk masing-masing kondisi proses dengan memvariasikan pelarut dan waktu ekstraksi. Kadar air dan kadar abu dimasukkan dalam analisis bahan baku. Total senyawa/komponen kimia dalam minyak atsiri serai wangi meliputi serai wangi, sitronelol, geraniol, neral, geranium dan -myrcene dan dianalisis menggunakan kromatogram Shimadzu GC GC-2014 dengan kolom Agilent dengan informasi sebagai berikut:
Dimensi internal 30 mm x 0,25 mm dan ketebalan film 0,25 m..Persamaan yang digunakan untuk menghitung yield minyak atsiri adalah:

Yield minyak Atsiri = 

Yaitu :

A : massa sereh

B : massa minyak atsiri sereh

Prosedur analisis komponen kimiawi dalam minyak atsiri :

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

 Pengaruh jenis pelarut terhadap Yield minyak atsiri  :

Untuk mendapatkan minyak atsiri serai wangi dilakukan ekstraksi dengan menggunakan tiga jenis pelarut yaitu n-heksan, aseton dan metanol. Dari ketiga pelarut yang digunakan, warna minyak atsiri yang dihasilkan oleh masing-masing pelarut berbeda-beda seperti terlihat pada Gambar 6 (a, b dan c). Dari Tabel 4 terlihat bahwa rendemen minyak atsiri yang diekstraksi dengan pelarut metanol (6,73%) lebih tinggi dibandingkan dengan rendemen minyak atsiri yang diekstraksi dengan pelarut n-heksana (0,44%) dan pelarut aseton (3,15%). .                      

Warna minyak atsiri sereh yang diperoleh dengan ekstraksi dengan pelarut metanol berwarna kuning kecoklatan dibandingkan dengan pelarut aseton dan n-heksana. Ditemukan bahwa komponen kimia neral, geranial, -myrcene dan sitronelal diekstraksi menggunakan metanol sebagai pelarut, karena senyawa tersebut memiliki karakteristik warna kuning atau kecoklatan [6]. Hubungan antara waktu dan rendemen minyak atsiri dengan jenis pelarut yang berbeda ditunjukkan pada Tabel 5 sebagai berikut.

4. KESIMPULAN

Dari sini dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pada ketiga pelarut yang digunakan pada percobaan ini. Salah satunya adalah warna minyak atsiri yang diperoleh dengan pelarut metanol lebih berwarna coklat-kuning dibandingkan dengan pelarut aseton dan n-heksana.

DAFTAR PUSTAKA

Kurniawan, E., Sari, N., & Sulhatun, S. (2020). Ekstraksi Sereh Wangi Menjadi Minyak Atsiri. Jurnal Teknologi Kimia Unimal, 9(2), 43-53.

Fransiska, A., Setiawan, L. E., & Soetaredjo, F. E. (2008). Ekstraksi Minyak Atsiri Dari Tanaman Sereh Dengan Menggunakan Pelarut Metanol, Aseton, Dan N-Heksana. Jurusan Teknik Kimia Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya. Widya Teknik, 7(2), 124-133.

Kurniawan, E., Sari, N., & Sulhatun, S. (2020). Ekstraksi Sereh Wangi Menjadi Minyak Atsiri. Jurnal Teknologi Kimia Unimal, 9(2), 43-53.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun