Uraian di atas menekankan bahwa moralitas adalah soal kepedulian terhadap orang lain dan mengandung makna bahwa moralitas bergantung pada perilaku individu dalam hubungan sosial. Misalnya, seseorang dengan sikap moral akan bersikap tanggap, simpatik, dan selalu bersemangat memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan. Karena konsep moralitas telah diperkenalkan dalam penjelasan ini, maka fokus esai ini adalah moralitas dalam ilmu ekonomi. Moralitas ekonomi adalah aspek perilaku ekonomi yang berkaitan dengan sikap dan perilaku ekonomi individu dalam hubungannya dengan individu atau kelompok individu. Ini menyoroti kepedulian individu terhadap keberadaan orang lain. Ketika membahas moralitas dalam tindakan ekonomi, sering kali muncul paradigma yang bertentangan. Sementara paradigma perilaku ekonomi yang diakui secara luas berdasarkan rasionalitas terutama berkaitan dengan cara mencapai keuntungan yang diharapkan, moralitas berbicara tentang kepedulian terhadap orang lain.[6]
Â
Salah satu komponen perilaku ekonomi yang dikenal dengan moralitas ekonomi menyangkut pemikiran dan tindakan ekonomi seseorang dalam interaksinya dengan orang atau kelompok orang lain. Ini menekankan betapa perhatiannya seseorang terhadap kehidupan orang lain. Paradigma yang saling bertentangan seringkali dilontarkan ketika berbicara tentang moralitas dalam perilaku ekonomi. Moralitas berbicara tentang kepedulian terhadap orang lain, sedangkan paradigma perilaku ekonomi yang diterima secara umum berdasarkan rasionalitas sebagian besar berkaitan dengan cara memperoleh keuntungan yang diprediksi.[7]
Â
Menurut penelitian Mochamad Syawie, hal tersebut diperkuat dengan temuan bahwa selain ekonomi, kesenjangan lebaran juga berdampak besar terhadap status psikologis bangsa. Meskipun demikian, "kerentanan terbesar adalah kekeringan." Hal ini juga berlaku bagi masyarakat Indonesia. Masalah utamanya adalah kesenjangan akses terhadap sumber daya keuangan. Masalah pencitraan bermula dari kesulitan keadilan yang terkait dengan permasalahan kemasyarakatan (Oman Sukmana, 2005). permasalahan yang erat kaitannya dengan permasalahan kemiskinan.[8]
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H