Mohon tunggu...
putri wulan
putri wulan Mohon Tunggu... -

Mahasiswi Malang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Secuil Pesan untuk Kampoeng Batara

29 April 2018   20:34 Diperbarui: 29 April 2018   21:03 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pada kamis sore 19 April 2018 pukul 16.05 kereta jurusan Banyuwangi, itu adalah kereta kami dari jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini ( PIAUD ). Kami memiliki tugas mata kuliah yaitu entrepreneurship yang berupa kunjungan ke berbagai tempat bisnis seperti pabrik dan lain-lain. 

Awal mulanya kami ingin melakukan kunjungan ke Yogyakarta tetapi terkendala akhirnya kita berputar arah kunjungan ke Banyuwangi sekalian dengan mata kuliah seni inovasi terpadu. Karena itu memang suatu kewajiban akhirnya kita melakukan kunjungan tersebut dengan mengawali yaitu membuat panitia kecil-kecil an untuk mensukseskan acara kita tersebut.

Hari demi hari kita melakukan latihan dan mempersiapkan segala sesuatu dengan menganut rundown acara yang kita buat. Tepat pukul 15.00 kita sampai di stasiun Malang, satu per satu mahasiswa memasuki loket untuk cek tiket dan segera masuk ke jalur kereta Banyuwangi dan menunggu hingga kereta datang. 

Kereta datang tepat pukul 16.05, semua segera bergegas memasuki gerbong kereta dan mencari nomor tempat duduk masing-masing tidak lupa dengan barang bawaan yang sangat banyak sekali karena kita disana selama 5 hari. Perjalanan selama di kereta sangat menyenangkan, bahkan ada sebagian besar anak ada yang belum pernah naik kereta. Haha

Tepat pukul 23.35 kita sampai di stasiun Banyuwangi baru dan ternyata sudah ditunggu oleh banyak masyarakat dari kampong sana. Kita melakukan perjalanan selama 1 jam untuk sampai ke kampung batara. 

Setelah sampai disana kita disambut dengan hangat oleh para warga setelah istirahat sebentar kemudian kita diarahkan untuk istirahat di rumah warga. Karena keesokan harinya kita harus melakukan perjalanan untuk memulai kunjungan yaitu ke pabrik kertas , batik dan padepokan ASR yang ada disana dan alhamdulilah kita bias mampir ke salah satu pantai yang ada disana yaitu pantai syari'ah yaitu pantai yang dipisahkan antara kaum laki-laki dan perempuan sesuai dengan namanya yaa. Hehe

Kemudian hari kedua, kita melakukan observasi ke salah satu PAUD yang ada di desa yaitu PAUD Darussalam. Kita melakukan kegiatan senam dan bertepatan hari itu adalah hari Kartini maka semua siswa/i disana menggunakan seragam kebaya dan menggunakan mahkota yang terbuat dari dedaunan dirangkai sungguh indah. Setelah itu, kita juga ikut masuk ke dalam kelas dan ikut berpartisipasi dalam melakukan pembelajaran. 

PAUD disana sudah maju walaupun tempatnya di desa, untuk orangtua yang menunggu anaknya hingga pulang juga tidak menganggur tetapi mereka mempunyai sebuah komunitas yaitu membuat kerajinan seperti piring dari lidi, tas, dompet dan masih banyak lagi. Jadi, ibu-ibu disana sangat mempunyai manfaat karena hasilnya bias dijual dan berpenghasilan. Selain itu, dapat kita ambil segi positifnya juga adanya kebersamaan, kekompakan dan kerjasama yang baik antar orangtua dan guru.

Malam harinya kita mengadakan malam puncak inagurasi yang mana berisikan penampilan kolaborasi antara jurusan kami dengan anak-anak kampung batara. Acara yang ditampilkan ada banyak yaitu puisi, drama musical, tari, fashion show, pildacil, hadrah, pencak silat, dongeng dan masih banyak lagi. 

Penontonnya sangat ramai sekali tetapi acara sempat terkendala karena hujan turun sangat deras walupun seperti itu kami tidak patah semangat menunggu hujan sampai reda dan akhirnya acara bias dilanjutkan kembali walaupun sudah becek. 

Ternyata anak-anak kampung batara sangat berbakat sekali dan kami juga senang sekali sudah bias bergabung dengan anak-anak disana. Memang kesempatan itu tidak akan datang 2 kali. Setelah kami bermain-main disana, belajar bersama dengan anak-anak kami merasa nyaman, senang dan mengingatkan kami kembali pada masa kecil yang masih belum ada handphone. 

Permainan yang digunakan juga permainan tradisional yang masih berbaur dengan alam, karena apa ? disana tidak ada signal sama sekali. Dan kami benar-benar belajar yang biasanya kita tidak bias lepas dengan HP ketika disana kita bisa melakukan hidupa tanpa bisa mengoperasikan HP karena tidak ada signal.  

Rasanya senang campur terharu, dan pada malam perpisahan rasanya tidak ingin meninggalkan mereka, rasanya ingin sekali lebih lama disana karena anak-anak serta warga disana telah berbaik hati kepada kita sudah menjadikan kita sebagai keluarga sendiri. 

Tetapi mau tidak mau kami harus meninggalkan kampoeng batara yang menyimpan sejuta kenangan. Semoga waktu bisa mempertemukan kita kembali. Untuk anak kampoeng batara, " Jangan bosan untuk belajar nak, rajin-rajinlah belajar dan membaca buku karena buku adalah jendela dunia dan Gapailah cita-citamu setinggi langit."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun