Pengertian perencanaan mengandung pokok -- pokok pikiran sebagai berikut :
Perencanaan melibatkan proses penetapan keadaan masa depan yang diinginkan
Keadaan masa depan yang diinginkan itu kemudian dibandingkan dengan keadaan kini
Untuk menutup kesenjangan itu perlu dilakukan suatu usaha -- usaha
Usaha yang dilakukan untuk menutup kesenjangan itu dapat beraneka ragam
Pemilihan alternatif yang paling baik
Alternatif yang dipilih itu harus dirinci.
Pentingnya perencanaan bimbingan dan konseling secara lebih rinci dijabarkan sebagai berikut :
Perencanaan bimbingan dan konseling merupakan usaha untuk menetapkan atau merumuskan cara untuk mencapai tujuan
Dengan perencanaan bimbingan dan konseling mungkinkan untuk dapat mengetahui sampai sejauh mana tujuan program yang ditetapkan telah dicapai
Dengan perencanaan bimbingan dan konseling memudahkan untuk mengidentifikasi hambatan -- hambatan yang timbul dalam usaha mencapai tujuan
Dengan perencanaan bimbingan dan koseling memungkinkan untuk menghindarkan pertumbuhan dan perkembangan suatu usaha yang tidak terkontrol
Dengan perencanaan bimbingan dan konseling yang jelas dan pencapaiannya yang realistis, dapat menumbuhkan kesadaran akan pentingnya eksistensi bimbingan dan konseling di sekolah, dan ada  kejelasan kegiatan bimbingan untuk memperlancar tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya.
Sedangkan definisi bimbingan dan konseling adalah suatu proses bantuan di mana salah satu sasarannya ditujukan kepada siswa. Program bimbingan dan konseling berarti sederetan kegiatan yang akan dilakukan dan harus direncanakan sehingga sesuai dengan situasi dan kondisi setempat.
Agar program pencegahan bisa sukses hal -- hal yang dilakukan sebagai berikut :
Sanggup mengatasi kelemahan sosial yang akan menghasilkan konsekuensi membahayakan,
Sanggup mengatasi problem yang akan mengancam sejumlah besar masyarakat,
Sanggup mengatasi problem tepat sebelum ia dimulai,
Melindungi populasi besar yang membutuhkan atau yang dimandatkan padanya; dan
Mengidentifikasikan karakteristik -- karakteristik yang menempatkan individu (kelompok) dalam risiko yang berbahaya.
Pencegahan adalah upaya untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Dalam definisi ini, ada tiga taraf pencegahan yaitu Pencegahan primer, Pencegahan sekunder, Pencegahan tersier agar program pencegahan berhasil, perencanaannya mesti didasarkan kepada sejumlah pendekatan sistematik bagi pengidentifikasian kebutuhan tertentu populasi klien. Ini melibatkan studi tentang faktor-faktor yang diasosiasikan dengan karakteristik individu-individu penerimaannya, termasuk hubungan antar-pribadinya yang signifikan, khususnya keluarga.
Konselor mesti mengomunikasikan dan bekerja sama dengan orang tua karena merekalah yang memiliki banyak kesempatan untuk mengasuh dan membentuk gaya hidup yang sehat bagi emosi dan pengembangan hubungan antar-pribadi anak-anak mereka sejak bayi. Anak-anak diajarkan nilai-nilai etik dan tanggung jawab lewat apa yang disebut para ilmuwan sosial 'pemodelan' atau mendemonstrasikan perilaku yang diterima kepada anak agar diikuti.
Lingkungan juga merupakan faktor utama yang memengaruhi perkembangan perilaku yang dapat membawa populasi menuju risiko tertentu. Di titik ekstrem positifnya, lingkungan menghambat perkembangan perilaku yang tidak diinginkan. Sangat penting untuk memahami bagaimana individu beradaptasi di lingkungan tertentu dan bagaimana kejadian yang signifikan di lingkungan menandai hasil perkembangan yang sukses atau positif.
Daftar faktor-faktor lingkungan yang memengaruhi klien secara pribadi sehingga harus diperiksa meliputi hal-hal seperti :
Privasi
Ruang / teritori
Densitas / keleluasaan ruang
Kualitas tampilan / estetika ruang
Arsitektur / desain
Geografi alam dan budaya
Tingkat kebisingan
Keamanan
Kualitas hidup individu jelas merupakan faktor yang sangat penting dalam merencanakan pencegahan. Kebahagiaan adalah kriteria kunci untuk menentukan kualitas hidup individu yang memiliki relevansi bagi problem dan isu yang mendorong individu untuk melakukan konseling.
Sebagai titik awal yang jelas bagi konselor untuk mengembangkan program pencegahan adalah sekolah dasar. Sekolah dasar terbukti berperan signifikan bagi upaya preventif komunitas atau sistem sekolah, dan riset menunjukkan kalau sekolah semakin merespons tantangan ini.
Di antara aktivitas-aktivitas populer yang digunakan di dalam program pencegahan SD adalah konseling kelompok untuk perbaikan konsep-diri.
Banyak program pencegahan di lingkup bukan-sekolah bisa diklasifikasikan sebagai upaya pencegahan sekunder atau tersier kendati ada juga beberapa contoh program pencegahan primer yang dioperasikan di lingkup bukan-sekolah.
Pada dasarnya, setiap konselor memegang empat keyakinan tentang menolong orang lain yang mengalami gangguan mental:
Perspektif terbaik untuk membantu menyelesaikan gangguan dan problem emosi dan pribadi adalah model kesejahteraan bagi kesehatan mental.
ISLI dan problem yangdihadapi dalam hidup pada hakikatnya ber kaitan dengan perkembangan sehingga memahami dinamika pertumbuhan dan perkembangan manusia sangat esensial bagi kesuksesan penolong.
Pencegahan dan intervensiawaljauh lebih unggul ketimbang sekadar mengobati problem pribadi dan emosi.
Tujuan konseling adalah menguatkan individu menyelesaikan problemnya tanpa bantuan profesional kesehatan mental dan mengajarkan mereka mengidentifikasi dan menyelesaikan problem. nya secara mandiri di masa depan
Meskipun penyebab-penyebab burnout atau stres beragam untuk setiap orang, namun konselor perlu mengenali faktor-faktornya yang umum seperti:
Terlalu banyak situasi yang menuntut, bikin frustrasi atau penuh tekanan.
Tekanan konstan untuk melakukan lebih dari yang bisa dikerjakan.
Terlalu banyak waktu dihabiskan untuk kerja, namun tanpa mendapat penghargaan (contohnya memeriksa berkas-berkas).
Konflik konstan antara alternatif-alternatif yang terus bersaing menuntut proporsi waktu dan upaya yang sama (seperti pekerjaan di rumah dan di tempat kerja).
Tuntutan terus-menerus akan keterampilan atau pengetahuan yang melampaui kemampuan individu.
Campur-tangan atau interupsi konstan aktivitas yang sudah direncanakan atau yang sudah diantisipasi sehingga menimbulkan banyak ketidakpastian.
Kandidat utama bagi brot dan prognosis manajemen stres adalah workaholik: suatu tipe individ yang saat ini menjadi gambar umum pekerja yang mencari penghasilan di tempat-tempat kerja yang penuh tekanan dan tidak pasti. Bagi pengamat biasa, workaholik tampaknya mencirikan individ yang ketagihan pekerjaannya sendiri.
Pentingnya konseling waktu luang penting untuk diperhatikan konselor bisa dilandaskan kepada alasan-alasan berikut:
Banyak individu tidak memanfaatkan, dengan cara yang menyenangkan dan konsisten, waktu luang mereka,
Interaksi antara pengalaman kerja individu dengan pengalaman waktu luang dan rekreasi jelas-jelas memengaruhi kesehatan mentalnya.
Pemenuhan-diri meliputi pengembangan semua potensi individu mencakup yang termasuk dalam kategori hobi atau rekreasi.
Karena itulah, perencanaan penggunaan bijak dan memuaskan waktu luang sangat eu*nsial Oka indtvidu ingin menggunakan waktunya dengan car. Cara yang memberikan penghargaan, memperkaya dan menurunkan stres.
Konseling waktu luang dapat memfasilitasi perencanaan ini dengan membantu individu mengidentifikastkan opsi memungkinkan yang konststen dengan gaya hidup dan minat merekat membuat pilihan yang tepat dan jika dibutuhkan, mengamankan pendidikan yang dibutuhkan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H