Sebagai titik awal yang jelas bagi konselor untuk mengembangkan program pencegahan adalah sekolah dasar. Sekolah dasar terbukti berperan signifikan bagi upaya preventif komunitas atau sistem sekolah, dan riset menunjukkan kalau sekolah semakin merespons tantangan ini.
Di antara aktivitas-aktivitas populer yang digunakan di dalam program pencegahan SD adalah konseling kelompok untuk perbaikan konsep-diri.
Banyak program pencegahan di lingkup bukan-sekolah bisa diklasifikasikan sebagai upaya pencegahan sekunder atau tersier kendati ada juga beberapa contoh program pencegahan primer yang dioperasikan di lingkup bukan-sekolah.
Pada dasarnya, setiap konselor memegang empat keyakinan tentang menolong orang lain yang mengalami gangguan mental:
Perspektif terbaik untuk membantu menyelesaikan gangguan dan problem emosi dan pribadi adalah model kesejahteraan bagi kesehatan mental.
ISLI dan problem yangdihadapi dalam hidup pada hakikatnya ber kaitan dengan perkembangan sehingga memahami dinamika pertumbuhan dan perkembangan manusia sangat esensial bagi kesuksesan penolong.
Pencegahan dan intervensiawaljauh lebih unggul ketimbang sekadar mengobati problem pribadi dan emosi.
Tujuan konseling adalah menguatkan individu menyelesaikan problemnya tanpa bantuan profesional kesehatan mental dan mengajarkan mereka mengidentifikasi dan menyelesaikan problem. nya secara mandiri di masa depan
Meskipun penyebab-penyebab burnout atau stres beragam untuk setiap orang, namun konselor perlu mengenali faktor-faktornya yang umum seperti:
Terlalu banyak situasi yang menuntut, bikin frustrasi atau penuh tekanan.
Tekanan konstan untuk melakukan lebih dari yang bisa dikerjakan.