Mohon tunggu...
Putra Wibowo
Putra Wibowo Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

mahasiswa uin

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perubahan Konsepsi Keyakinan Manusia

13 April 2020   13:40 Diperbarui: 13 April 2020   13:45 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Meskipun tidak semua manusia modern demikian, akan tetapi kebanyakan orang khususnya di Barat berpaham materialisme, mereka hanya percaya pada sesuatu  yang bisa dilihat dan dirasakan saja dan di legitimasi melalui penelitian ilmiah. Akibatnya banyak dari mereka yang Atheis karena zat Tuhan tidak bisa dibuktikan keberadaannya dan itu telah melanggar prinsip materialsime yang dipegangnya.


 Sifat masyarakat yang dinamis menjadi filter tersendiri bagi agama yang ada di muka bumi, manusia membutuhkan agama yang memiliki nilai dan norma yang akan terus relevan sejalan dengan masa kehidupannya, apabila manusia bertemu dengan agama yang tidak bisa memenuhi ekspektasinya maka dengan sendirinya agama itu akan di tinggalkan dan terdegradasi.


Dalam pandangan Marx, agama diposisikan sama seperti produk-produk dari kegiatan kreatif manusia lainnya. Artinya adalah agama dengan segala nilai dan moralitas yang dimilikinya sesungguhnya hasil dari memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Namun bukan keberlangsungan dan kebutuhan hidup yang diberikan agama kepada manusia sebagai pembentuknya tetapi justru keterasingan dan pembatasan-pembatasan manusia mengembangkan kreatifitasnya (Mutaqqin, 2013).


Pandangan Marx  terhadap agama memang lebih condong kepada fungsi yang ada pada agama itu sendiri, ia berargumen bahwa fungsi agama adalah tempat pelarian ketika manusia sedang memiliki masalah serta keluh kesah dalam kehidupannya, maka dengan hadirnya agama bisa meringankan sedikit beban mereka dan mengurangi resiko stres yang berlebihan. 

Semasa ia hidup jiwa kritisnya selalu tajam dalam mencium permasalahan yang ada dalam masyarakat , persoalan agama pun tak luput dikritiknya, menurutnya ayat-ayat suci yang ada pada ajaran agama hanya dijadikan legitimasi oleh kaum borjuis kapitalis untuk terus mengeksploitasi rakyat kecil, dengan dalil agama yang dijadikan sandaran maka tidak mungkin orang-orang akan menginetrupsi dan memberontak.


Sebab kalau mereka sampai melakukan hal semacam itu maka otomatis mereka juga memberontak kepada Tuhan karena ayatnya tidak diindahkan, inilah strategi kaum borjuis kapitalis. Oleh sebab itu maka, Mark menentang ayat suci dijadikan legitimasi untuk mendiskriminasi dan mengeksploitasi manusia lainnya, karena bahwasannya konsepsi semacam ini akan memicu permasalah yang rumit di masyarakat serta kelas sosial semakin curam kemudian disparitas borjuis dan proletar semakin terlihat.


Marx juga menyebut agama sebagai opium (candu). Meskipun agak susah memaknai kata “opium” yang digunakan Marxk pada waktu itu, paling tidak ada pemaknaan umum bahwa opium adalah sejenis narkotika yang bisa menimbulkan fantasi. Fantasi agama adalah sebuah bentuk perlarian dari kehidupan riil. Manusia telah memproyeksikan kebahagiaannya sebagai sesuatu yang dapat dirasakan setelah kehidupan ini. Marx sangat tidak sepakat dengan kenyataan seperti itu. Kenapa manusia hanya dapat merasakan kebahagiaan hanya di akhirat nanti? Sementara di dunia ini ada segolongan prang yang selalu dapat merasakan kebahagiaan tersebut (Misbah, 2015).


Oleh karena itu bagi mereka yang berpaham materialisme konsepsi agama sukar untuk di percaya, karena mereka harus meyakini sesuatu yang tidak bisa ia tangkap dengan panca indera manapun. Kompetisi antara ilmu pengetahuan dan agama memang akan terus berlangsung, kaum intelektual yang lebih percaya hanya kepada hal-hal yang realistis dan terbukti secara ilmiah akan memilih untuk tidak percaya kepada Tuhan karena ia mengandalkan kemampuan nalarnya untuk menjawab semua persoalan yang ada dalam kehidupan manusia. 

Seorang fisikawan asal Inggris yakni Stephen Hawking berpendapat bahwa ketika semua persoalan sudah bisa dijelaskan lewat ilmu pengetahuan, maka posisi Tuhan tidak diperlukan lagi. Realitasnya kini masyarakat modern terlebih di belahan dunia Barat memang banyak yang atheis akibat dari terlalu mengandalkan ilmu pengetahuan, padahal kemampuan berpikir manusia terbatas.


Fenomena sosial yang telah dipaparkan di atas mungkin bisa menjadi indikator bahwa konsepsi keyakinan manusia mengalami perubahan di setiap zamannya. Sejalan dengan ucapannya Marx bahwa di era masyarakat modern lambat laun agama akan di tinggalkan oleh penganutnya dan beralih kepada ilmu pengetahuan.

Daftar Pustaka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun