Mohon tunggu...
PUTRA SYAWAL HIDAYATULLAH
PUTRA SYAWAL HIDAYATULLAH Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

P gabut

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Roger Bacon: Filsafat Semiotika (Filsafat Tanda)

17 Desember 2022   00:46 Diperbarui: 17 Desember 2022   00:57 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

a)            tanda-tanda linguistik, baik secara pertimbangan yang tidak sempurna maupun sempurna.

b)            tanda-tanda non-linguistik seperti bahasa isyarat, papan tanda, dan sebagainya.

2.2 Tanda secara naluriah tanpa pertimbangan, seperti suara yang dipancarkan oleh binatang dan manusia. Dan seperti desah sakit, tawa kegembiraan,dll.

Bacon membagi tanda menjadi dua kelas utama: dia membedakan antara tanda yang alami ( signa naturalia ) dan yang diberikan dan diarahkan oleh jiwa ( signa ordinata ab anima ad significandum). Prinsip pembagian ke dalam dua kelas ini dibangun dalam jenis agensi yang membentuk sesuatu sebagai tanda. Dengan demikian, tanda-tanda alam itu alami karena keberadaannya sebagai tanda tidak bergantung pada suatu tindakan, niat jiwa, tetapi didasarkan pada esensinya sendiri seperti agar asap dapat menunjukkan api, tidak diperlukan jiwa yang membuatnya demikian tetapi jiwa hanya untuk mengakui asap sebagai benar-benar menjadi tanda api. 

Tanda-tanda alam, menurut Bacon, menandakan dengan sendirinya dan tidak memerlukan jiwa untuk mengartikannya (yaitu, membuat tanda), sedangkan dalam kasus "tanda-tanda yang diberikan oleh jiwa", alasan mengapa suatu benda adalah sebuah tanda berdasarkan tindakan pembangkitannya, yang berasal dari niat jiwa. Tanda linguistik (seperti frasa idiomatik, misalnya) membutuhkan kecerdasan yang disengaja dan bebas memilih; suara vokal seperti rintihan yang diucapkan manusia misalnya membutuhkan jiwa: bukan jiwa yang sengaja dan bebas memilih tetapi yang "tiba-tiba dan tanpa musyawarah" mengeluarkan suara tertentu. 

Kelas prinsip pertama dari tanda-tanda alam dibagi menjadi tiga subkelas; di antaranya, kelompok 1 didasarkan pada hubungan signifikan yang muncul dari inferensi atau kemiripan. Dan ada juga yang didasarkan pada anggapan bahwa peristiwa-peristiwa yang berhubungan secara kausal juga berhubungan sebagai tanda dan petanda seperti asap (tanda akibat) berhubungan dengan api (penyebab-penanda). Hal itu dibangun atas dasar penanda yang sezaman dengan, mengikuti, atau mendahului tandanya. Kemudian menandakan berdasarkan hubungan konsekuensi yang diperlukan atau kemungkinan.

Sejauh menyangkut penggunaan ganda dari kelas 'tanda-tanda alami' (yaitu, kelas utama pertama dari tanda-tanda kelompok 1 dan sub-mode kedua dari kelas utama kedua dari tanda-tanda yang diberikan kelompok 2. Bacon memperkenalkan divisi baru dan asli. 

Menurut Bacon, asap yang menandakan api dan desahan yang diucapkan seseorang adalah 'tanda-tanda alam' tetapi untuk alasan yang berbeda. Tanda kodrati ( signum naturalis ) disebut apa saja yang secara alamiah atau secara otomatis berhubungan dengan sesuatu yang lain, yaitu apa saja yang menandakan sesuatu dengan sendirinya ( significat ex essentia sua) sebagai kebalikan dari tanda yang diberikan oleh jiwa, yaitu tanda yang membutuhkan niat untuk menandakan. 

Namun, ke dalam kelas penandaan alamiah Bacon juga memasukkan kelompok tanda lain, namun ia menempatkan kelompok ini di bawah kelas tanda utama yang diberikan dari jiwa. Kelompok ini termasuk produk seperti, suara vokal dari jiwa yang sensitif dan rasional  namun tanpa bergantung pada konvensi apa pun, dan umum untuk semua orang (seperti berbagai ekspresi perasaan yang dipancarkan oleh hewan) seperti desahan, tawa, atau rintihan.

Bacon menyumbangkan solusi orisinal bahwa dalam dua kasus tanda-tanda alam, misalnya asap dan helaan napas, 'alam' telah digunakan secara samar-samar. Dengan kata lain, dalam setiap kasus nama 'alam' sesuai dengan definisi yang berbeda: asap bukanlah tanda alam dalam arti yang sama di mana desahan adalah tanda alam.

Dalam kasus pertama dari tanda-tanda alami sebagai lawan dari tanda-tanda yang diberikan (kelompok I), 'alami' menunjukkan hubungan penandaan, sedangkan dalam kasus kedua (II.2) 'alami' menunjukkan bahwa suara ( voces ) dihasilkan oleh agen (hewan atau orang) secara spontan, yaitu, tanpa pertimbangan atau pilihan bebas melainkan mengikuti naluri alami, dorongan, dan kekuatan sesuatu yang bertindak secara alami. Dan, lanjutnya, ketika suara vokal menandakan secara alami ( naturaliter ), maka itu adalah tanda-tanda alami. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun