Kebijakan Perdagangan yang Mendorong Ketegangan
 Indralaya, 4 Oktober - Menghadirkan Perang Dingin baru, dengan kedua negara bersaing khususnya untuk menduduki Konflik perdagangan, teknologi, dan geopolitik antara Amerika Serikat dan China telah kursi neraca perdagangan global.
Kini AS dan China beralih dari kerja sama ke persaingan terbuka, dengan masing-masing negara berusaha membuat kebijakan perdagangan yang saling mengintimidasi.
Dengan bertujuan meningkatkan daya saing kedua negara pada sektor perdagangan, persaingan yang semakin memuncak ini telah mempengaruhi jalannya perdagangan dunia secara eksponensial.
Latar Belakang Keanggotaan China di WTO
 China menjadi anggota WTO pada 11 Desember 2001 setelah melalui proses negosiasi yang panjang dan rumit sehingga menyebabkan diperlukannya perubahan yang signifikan pada sektor ekonomi China.
Keanggotaan China di WTO telah memberikan dampak ekonomi pada sektor pekerja yang signifikan pada negara-negara lain terutama Amerika Serikat, ini sering disebut sebagai "China shock".
Dengan bergabungnya China di WTO memberikan ancaman baru bagi ekonomi Amerika Serikat, karena China mampu menawarkan jasa produksi barang yang jauh lebih murah, Ini menyebabkan pemindahan lokasi produksi Perusahaan-perusahaan  Amerika Serikat kondisi ini menyebabkan hilangnya lapangan pekerjaan bagi pekerja lokal di Amerika Serikat.
Bukan hanya itu,rendahnya harga barang produksi yang disebabkan minimnya upah dapat menyebabkan negara-negara lain ketergantungan barang hasil produksi China terutama negara-negara yang menjadi konsumen Amerika Serikat.