Manusia (Adam) evolusi kera ataukah tidak ?
Diabad ke-21 ini saya sangat senang, karena berbagai teknologi itu ada sehingga untuk mendapatkan informasipun cukup mudah, tinggal surfing ke google, yahoo, dan search engine yang lainnya. Akan tetapi dengan adanya informasi yang sangat mudah didapatkan tersebut menyebabkan manusia terkadang bukannya mendapat informasi yang benar, justru informasi yang salah. Haish, hal tersebut terjadi bukan hanya dipengaruhi oleh teknologi yang maju, tapi karena realitas sudah masuk ke manusia (ditangkap panca indra) sedangkan manusia punya ideology, kepentingan, sehingga realitas akan terdistorsi sesuai kepentingan manusia. jadi tak heran jika ada banyak pandangan yang bahkan sejak dahulu pun belum terselesaikan. Salah satunya adalah tentang manusia itu evolusi kera ataukah tidak ? hal ini tentunya akan berpengaruh kepada pertarungan kitab suci dengan sains, yakni apakah adam itu evolusi kera ataukah tidak ? karena dalam al qur’an ataupun injil mengatakan bahwa adam adalah manusia pertama.
Sebenarnya saya sendiri sebelumnya rada (sedikit) gak mood membahas ini, tapi karena diperkuliahan mendapat pertanyaan yang memicu curiosity-ku maka saya ingin mencoba menjawab permasalahan tersebut. karena menurutku penting mengetahui apakah adam evolusi kera atau tidak, karena hasil akhirnya akan mempengaruhi kebenaran akan kitab suci.
Untuk pembukaan aku akan menyajikan pandangan kitab suci terhadap adam.
Adam menurut al qur’an Al-Baqarah 30-38 memiliki point-point antara lain
- Adam adalah khalifah di muka bumi
- Adam lebih mengetahui nama benda daripada malaikat
- Adam dulu dari surga kemudian diturunkan kebumi karena mendekati pohon
Al-A’raf 11-25
Point
- Adam diciptakan oleh allah
- Adam diciptakan dari tanah
- Adam sebelumnya berasal dari surga, karena dia mendekati pohon yang dilarang allah maka dia diturunkan dari surga (bumi).
Ali Imran 59
Point
- Adam diciptakan dari tanah dan adam adalah manusia
Al-Hijr 28-41
Point
- Adam manusia
- Adam diciptakan dari tanah liat
Sedangkan di kitab Injil Kor 15 :45 memiliki point-point
- Adam adalah manusia pertama
Kejadian 2 dan 3 : 7-53
Point
- Manusia diciptakan dari tanah
- Adam adalah manusia
- Tuhan mengusir adam dari eden karena memakan buah dari pohon itu
- Manusia adalah keturunan adam
Sehingga dapat disimpulkan bahwa adam menurut informasi kitab suci adalah seorang manusia, diciptakan dari tanah liat, diturunkan dari surga ke bumi karena mendekati pohon khuldi karena bujuk rayu iblis atau ular, dan manusia adalah keturunan dari adam.
Kalau hanya berdasarkan kitab suci saja untuk menjawab Rumusan masalah apakah manusia/adam itu evolusi kera atau bukan, rasanya belum puas kalau mengandalkan kitab suci. Maka dari itu saya menggunakan pendekatan filsafat untuk menjawab permasalahan diatas.
Pertanyaan apakah manusia/adam evolusi kera atau bukan sebenarnya sudah ada sejak dahulu, akan tetapi masih diperdebatkan hingga sekarang dikarenakan adanya fosil-fosil manusia purba dan sebagainya. Sebenarnya jika ditelusuri lebih dalam lagi, maka akan ketemu pangkal dari segala permasalahan ini yaitu perdebatan 2 aliran yang memang sejak dahulu sudah ada yaitu antara aliran creation (penciptaan) dan evolution (evolusi). Aliran creation menolak adanya evolusi, karena di kitab suci tertulis tidak ada evolusi, sedangkan aliran evolusi tetap kekeh (berpegang teguh) terhadap pemikirannya karena dia menemukan bukti-bukti manusia purba. Terlepas dari itu semua, saya akan meneliti kebenarannya lewat filsafat.
Jikalau berbicara Evolusi, maka tidak akan lepas dengan Lamarck dan Charles Darwin. Keduanya adalah penggagas teori evolusi, Lamarck membuat teori bahwa perubahan alam akan menyebabkan kebutuhan untuk menyesuaikan diri sehingga otomatis akan merubah organ agar dapat berkembang, atau jikalau tidak merubah organ maka akan menyebabkan kematian. Lamarck mencontohkan dengan leher jerapah yang panjang disebabkan karena dia harus meraih makanan dari pohon-pohon tinggi, sehingga dia terpaksa merubah organnya. Kalau dipelajaran SMP biasa disebut dengan adaptasi morfologi. Sedangkan Charles Darwin mengajukan teori tentang struggle of life yang mengatakan bahwa dalam berevolusi itu bertahap, tidak hanya setahun dua tahun bahkan sampai ribuan hingga milyaran tahun. Charles Darwin juga membuat teori bahwa ada genus yang membuat evolusi menjadi berbeda-beda, burung fik yang berbeda-beda berasal dari 1 burung yang sama. Hal ini juga berlaku pada manusia.
Dalam filsafat hal pertama yang harus diketahui adalah pengetahuan tentang hukum identitas suatu realitas. Realitas A tidak sama dengan Realitas B karena masing-masing memiliki identitasnya (unsur yang berbeda). Kalau belum paham maka saya akan mencontohkan dengan ralitas sebuah HP dengan sebuah Meja. Keduanya memiliki identitas masing-masing sehingga HP bukan Meja, Meja bukan HP. Bahkan jikalau lebih detail lagi maka dapat diketahui semua realitas itu berbeda satu sama lain, walaupun sama-sama HP atau sama-sama Meja, tapi walaupun meja dengan merk sama dan bentuk sama maka pasti tetap ada perbedaannya, mulai susunan atom, degradasi warna, panjangnya, lebarnya, kekuatannya, dst. Sehingga dapat disimpulkan bahwa setiap realitas memiliki identitasnya masing2 dan antar realitas yang se genus pun tetap tidak sama. Hukum identitas ini lebih dikenal dengan sebutan (Law of Identity) yang dipopulerkan oleh Aristoteles.
Karena menggunakan filsafat dengan alat hukum identitas, maka hal pertama yang harus diketahui adalah hakekat manusia.
Manusia
Manusia adalah makhluk hidup yang terdiri dari jiwa dan raga yang antara lain organ dalam, organ luar dan panca indra sedangkan raga yaitu memiliki kemampuan berpikir, kebebasan memilih, dan memiliki perasaan.
Hal tersebut (jiwa dan raga) bisa dibuktikan dengan adanya jantung, otak, mata, telinga, dsb. Sedangkan adanya kemampuan berpikir dibuktikan dengan kemampuan kita membuat strategi, memanfaatkan peluang, memunculkan ide, membuat inovasi, dst. adanya kebebasan memilih pada diri manusia dibuktikannya dengan kita bebas memilih pilihan A atau B, bahkan jika hanya ada satu pilihan saja pun hanya A maka kita pun juga bebas tidak memilih A, inilah kemampuan bebas memilih manusia. Sedangkan memiliki perasaan bisa dibuktikan dengan kita merasa takut, senang, bahagia, sedih, dsb.
Manusia menurut para ilmuwan adalah
NICOLAUS.D.&A.SUDIARJA
Manusia adalah bhineka, tetapi tunggal. Bhineka karena ia adalah jasmani dan rohani akan tetapi tunggal karena jasmani dan rohani merupakan satu barang.
ABINENO.J.I
Manusia adalah “tubuh yang berjiwa” dan bukan “jiwa abadi yang berada atau yang terbungkus dalam tubuh yang fana”.
SOKRATES
Manusia adalah mahluk hidup berkaki dua yang tidak berbulu dengan kuku datar dan lebar.
Kera
Kera adalah salah satu jenis hewan yang memiliki bulu dikulitnya dan memiliki sifat kehewanan yaitu mengikuti insting dalam berperilaku, tidak memiliki kemampuan berpikir tapi memiliki insting. Hal tersebut dibuktikan dengan kemampuan dia tidak bisa melakukan inovasi-inovasi, membuat ide/strategi, yang dimiliki hanya insting bagaimana dia bertahan hidup.
Sehingga manusia bukanlah kera dan kera bukanlah manusia, karena masing-masing memiliki identitas sendiri-sendiri.
Kesimpulan
Sehingga jikalau obyektif, maka akan ditemukan bahwa manusia bisa evolusi kera, bisa juga bukan. Tapi yang jelas manusia bukanlah kera, kera bukanlah manusia. butuh cukup alasan untuk menyetujui bahwa manusia adalah evolusi kera. Jikalau evolusi dapat merubah sampai tataran berpikir, berkehendak bebas dan berperasaan, maka bisa jadi manusia evolusi kera. Akan tetapi dalam teorinya Lamarck ataupun Charles Darwin hanya menyebutkan evolusi itu sebatas fisiknya saja, contohnya sebuah musang berenang di air kemudian berubah jadi buaya dan paus. Ini adalah realitas evolusi yang terjadi hanya sebatas fisiknya saja, tidak sampai merubah tataran jiwa mereka. seekor jerapah yang memanjangkan lehernya pun dia hanya sebatas merubah fisiknya saja, tidak sampai merubah unsur jiwanya (kemampuan berpikir, berkehendak bebas dan berperasaan), dan faktanya dia hingga sekarang tetap menggunakan insting dalam berperilaku. jikalau hewan/kera dapat berevolusi hingga jiwa mereka, maka harusnya hewan memperbaiki peradaban mereka, membuat inovasi, memikirkan strategi agar maju, dst. tapi faktanya tidak demikian, si hewan/kera tetap menggunakan instingnya dalam berperilaku, sehingga evolusi hewan hanya sebatas fisik saja. Karena hakekat manusia adalah berakal, memiliki kehendak bebas, dan memiliki perasaan, yang hewan/kera pun tidak bisa memiliki itu walaupun sudah berevolusi (musang-paus, jerapah, burung fik, dst). Maka dapat dipastikan manusia bukanlah evolusi dari hewan/kera.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H