"kak cantik jangan mau merusak diri, saya percaya kakak bisa kan? Punya ilmu kan? Nyawa saya kasih kakak, biar kaka tahu bahwa kakak itu berarti bagi dunia ini. Setengah percaya, sedikit percaya? Karena kamu baru kenal saya". Katanya dalam unggahan rekaman Instagram @galery.jam.tangan
"Bingung kenapa saya ngomong gini? Kamu kira saya modus kayak cowok lain? Buktinya dia ngerusak kamu. Walaupun kita berdua berdua di kamar saya gak bisa apa-apa, saya masih dimandiin sama mama, saya tidak seperti cowok-cowok yang lain". lanjutnya dalam unggahan rekaman di Instagram.
Hal pertama yang harus ditekankan terhadap kasus Agus adalah bahwa korbannya perempuan. Dalam berbagai artikel, kejahatan-kejahatan psikologis biasanya lebih banyak menyerang perempuan, karena perempuan secara mental dan secara psikis rentan stres, mengalami rasa takut berlebih, rentan khawatir, rentan depresi dsb.
Karena kerentanannya, para wanita perlu lebih waspada dan menjaga diri. Begitu pula bagi para pria, hendaknya menjaga teman-temannya agar tidak ada lagi korban yang jatuh. Â Berikut teknik Manipulasi Yang Digunakan Agus:
1. Guilt Tripping
Dikutip dari Halodoc dan Hello Sehat, guilt tripping adalah teknik manipulasi yang bertujuan untuk membuat orang lain merasa bersalah atau bertanggung jawab atas suatu hal. Tujuannya agar pelaku bisa mendapatkan apa yang diinginkannya.
"Kakak bersih, sampai kakak salat pun tidak bisa,karena ada ganjalan". Ungkapan rekaman Agus dari Tribunnews.
Trik ini menggunakan masa lalu yang kelam dari si korban untuk menekankan sedalam-dalamnya terkait dengan rasa bersalah si korban sampai pada level tertentu.
2. Â Convert Manipulation
Covert manipulation, atau manipulasi tersembunyi, adalah jenis manipulasi yang sangat sulit untuk dikenali. Pelaku manipulasi melakukan tindakan ini secara tidak sadar, sehingga meskipun tindakan tersebut merugikan orang lain, si pelaku mungkin tidak menyadari sepenuhnya dampak dari tindakannya.Â
Sebagai contoh, dalam percakapan yang dilakukan Agus, ia mengaitkan kekurangan dirinya dengan permintaan untuk mendapatkan perhatian dan kebaikan dari korban, tanpa secara eksplisit mengancam atau memaksa korban.