Kami rakyat jelata bersinggah di Istana bernama luka dan derita
Kemiskinan dan kelaparan tak perlu kami jamu sebab sudah menjadi kawan sejak dahulu kala
Katanya pajak takkan buat kita tersungkur pada nestapa
Apa kabar Istana di sebrang pulau sana?
Kami rakyat jelata,,
Diam diinjak-injak
Bersuara hilang tanpa jejak
Katanya negeri ini bebas berpendapat
Ohh iyaa yang tidak bebas hanyalah kata "selamat"
Paduka memang tidak melarang
Tapi sindiran kami selalu dianggap "jokes pinggir jurang"
Padahal kita bukan dua kubu yang sedang berperang
Hanya saja posisi antara kita memang kurang seimbang
Tujuh puluh sembilan tahun lisan kami berkata "MERDEKA"
Tapi batin kami berteriak "besok makan apa?"
Semua ini bukan bentuk perlawanan untuk paduka
Teringat kata "emas" untuk tahun dua ribu empat puluh lima
Apakah rakyat masih terlena mengahadapi hasrat paduka yang terus dilema?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H