Mohon tunggu...
Jamur Pena
Jamur Pena Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Media hiburan berwawasan, agar bisa kenal lebih dekat bisa follow akun instagram @putranug__ .

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Ringkihan Lara Untuk Paduka

17 Agustus 2024   01:43 Diperbarui: 17 Agustus 2024   08:05 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://internasional.republika.co.id/berita/p3pnb3366/as-deportasi-budak-afrika

Kami rakyat jelata bersinggah di Istana bernama luka dan derita

Kemiskinan dan kelaparan tak perlu kami jamu sebab sudah menjadi kawan sejak dahulu kala

Katanya pajak takkan buat kita tersungkur pada nestapa

Apa kabar Istana di sebrang pulau sana?

Kami rakyat jelata,,

Diam diinjak-injak

Bersuara hilang tanpa jejak

Katanya negeri ini bebas berpendapat

Ohh iyaa yang tidak bebas hanyalah kata "selamat"

Paduka memang tidak melarang

Tapi sindiran kami selalu dianggap "jokes pinggir jurang"

Padahal kita bukan dua kubu yang sedang berperang

Hanya saja posisi antara kita memang kurang seimbang

Tujuh puluh sembilan tahun lisan kami berkata "MERDEKA"

Tapi batin kami berteriak "besok makan apa?"

Semua ini bukan bentuk perlawanan untuk paduka

Teringat kata "emas" untuk tahun dua ribu empat puluh lima

Apakah rakyat masih terlena mengahadapi hasrat paduka yang terus dilema?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun