Dilansir dari Detikjatim menurut sejarawan kuliner dan penulis buku "Jejak Rasa Nusantara: Sejarah Makanan Indonesia", Fadly Rahman mengatakan pada masa agresi militer di tahun 1945 hingga 1950-an, rakyat masih sibuk memperjuangkan kemerdekaan.
Masyarakat kala itu tidak sempat merayakan kemerdekaan dengan berbagai kemeriahan. Sehingga, berbagai perlombaan baru muncul pada 1950-an ketika kondisi politik dan keamanan negara mulai kondusif.
Dikala pertama kali munculnya perlombaan, lomba kerupuk memiliki aturan yang unik yaitu: kerupuk digantung di atas kepala peserta lalu peserta berlomba memakannya dengan kondisi tangan diikat bahkan ada juga yang memakai pemberat batu kecil di tali kerupuk lalu tali panjang itu diikat di kaki peserta agar bisa menjaga keseimbangan postur tubuh untuk memenangkan perlombaan tersebut.
Di setiap daerah memiliki aturan yang berbeda-beda, ada yang ditutup matanya, ada juga yang diberi kecap asin dikerupuknya agar semakin menantang.
Lomba kerupuk ini mensimbolisasikan peran para masyarakat terdahulu yang berjuang demi kemerdekaan hanya ditemani dengan lauk pauk kerupuk.
Kerupuk yang menjadi makanan tertua Indonesia sekaligus teman yang menemani para masyarakat Indonesia pada masa penjajahan .Â
Kerupuk akan terus dikenang dan akan mengisi salah satu icon perlombaan yang diadakan pada 17 Agustus agar masyarakat terus mengingat kelamnya masa penjajahan pada zaman dahulu.
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H