Alunan ombak menari-nari di pinggir pantai ditambah indahnya langit senja agak kemerah-merahan karena menahan malu diperhatikan oleh setiap orang yang duduk bersinggah dan memerhatikan keindahannya.
Di pantai itu terlihat seorang pemuda sedang duduk memperhatikan sekitar sambil meminum kopi lattenya. Sudah 2 kali ia gagal cinta, cinta pertamanya adalah temannya saat sekolah dasar. Namanya sarah, ia mengaguminya karena menurutnya dialah sosok yang paling sempurna dalam hal akademis. Sialnya saja pada saat dia ingin mengungkapkan perasaannya dikabarkan pujaan hatinya saat itu telah pindah rumah dan tak ada satu pun kontak yang bisa dikabari --cinta pertamanya hanyalah cinta monyet anak-anak SD.
Cinta keduanya bermula pada waktu kuliah diperantauan kota Pelajar Jogja, ia baru move on dari cinta monyetnya itu, karena perasaan yang masih menggantung antara diterima atau tidaknya. Haha,, kalo dterima toh juga masih cinta monyet belum ke fase serius, andaikan memang ingin serius umurnya masih sangat jauh untuk dikatakan dewasa.
Cinta keduanya bernama syiffa, mereka memulai hubungan di semester ketiga saat menjadi panitia seminar dari organisasi kampus. Mereka berdua jatuh hati karena memiliki chemistry hingga beban yang ditanggungkan kepada mereka saat seminar sangat totalitas dan memuaskan, mereka berdua kala itu menjadi MC di sebuah seminar.
Sialnya pada saat wisuda orang tua kekasihnya menolak lamaran yang dia sampaikan. Pikirannya mulai kalang kabut, tulang-tulangnya serasa rontok, jantungnya seperti berhenti berdetak lalu memompa tubuhunya dengan sanagt kecang. Apalah daya dari dua insan yang mencintai ketoka dihadapi oleh orang tua yang tak merestui.
Nama pemuda itu adalah Raka, ia memutuskan pergi ke pantai untuk menenangkan pikiran sejenak karena nanti malam ia akan mengisi bedah buku yang ia tulis sendiri berjudul "Antara Lembah Aksara dan Askara". Dia sudah menulis beberapa buku dengan bahasa yang indah dan tak terlalu dipaksa tapi para pembaca paham apa yang dimaksud pengarang. Bukunya kebanyakan best seller hingga sampai saat ini ia akan menekuni profesi kepenulisannya.
Malam tiba
Ia mengisi acara di sebuah mall dekat dengan pantai, ia menjelaskan dengan lugas gagasan dari bukunya. Dari huruf per huruf, kata ta per kata membuat para audiens terhipnotis dengan tutur katanya, indah dan tegas.
Sampai pada sesi diskusi selesai, lanjut pada sesi tanda tangan buku dan foto bersama. Mungkin cintanya kandas tapi karirnya sekarang melesat hingga ke langit atas.
"Raka"