A.Keibuan dalam paradigma ontologi
Ontologi adalah cabang ilmu filsafat yang membahas tentang hakikat eksistensi dari realitas yang ada. Kehadiran sosok seorang ibu seperti lilin yang rela membakar dirinya demi mementingkan eksistensi anakmya dari pada eksistensi dirinya sendiri, sebab seorang ibu akan memohon kepada matahari agar panas terik tidak menyentuh anaknya, seorang ibu akan membujuk bulan untuk  bersinar terang mengusir gelap yang menakuti anaknya, seorang ibu akan mengundang rombongan bintang untuk menghibur anaknya, dan seorang ibu akan memberikan tangannya kepada harimau agar anaknya dihindari dari taring yang buas. Maka dari itu, tidak ada seorang ibu yang egois dan tidak perduli terhadap anaknya.
Contohnya, sebagian dari kita pernah melihat kasus ketika ada seorang ibu dan anak yang kelaparan, tetapi hanya ada satu roti yang tersisa di rumah mereka yang bisa mereka makan, maka ibu tersebut akan memberikan roti itu kepada anaknya dan menyuruh anak itu memakannya sampai kenyang, walaupun beliau dalam keadaan kelaparan, tetapi ia terus membendungnya sampai anaknya kenyang.
Jadi dari contoh tersebut kita dapat mengetahui bahwa begitu besar pengorbanan seorang ibu, sehingga keibuan menjadi suatu bukti yang nyata dan konkrit bahwa seorang manusia dapat melampaui keegoisannya dan melawan nafsunya demi keselamatan, ketentraman, kebahagiaan dan kesejahteraan orang lain. Â Kehadiran seorang ibu adalah sesuatu yang sangat penting bagi seorang anak, karena seorang ibu tidak hanya berperan untuk memenuhi kebutuhan materi seorang anak tetapi yang bersifat transenden.
Contohnya, untuk menciptakan spritualitas dan sifat seorang anak menjadi baik dapat dilakukan melalui pendidikan yang diberikan oleh seorang ibu kepada anaknya, karena seorang ibu merupakan madrasah pertama bagi anaknya, supaya kelak anak tersebut bisa menerapkan eksistensinya sebagai manusia yaitu, hewan yang berpikir. Ketika seorang ibu tidak memberinya pendidikan dengan baik kepada anaknya, maka akal anak tersebut otomatis tidak berfungsi dengan baik dan perilakunya pun akan liar seperti  hewan.
B.Ibu adalah Intan Permata Tak Ternilai
Dalam ranah moral keibuan terletak pada kasih sayang dan dedikasi, fitrah seorang ibu yang tulus dan ikhlas merawat, menjaga, dan mendidik anaknya tanpa mengharapkan pamrih dan imbalan apapun. Seorang ibu seperti pelita di malam hari bagi sang buah hati. Seorang  ibu adalah  salah satu sosok tempat untuk mengadu dan berlindung bagi anaknya pada saat merasa takut dan sedih. Keikhlasan seorang ibu kepada sang buah hati telah termanifestasi di dalam doa-doa yang ia mohonkan tanpa henti kepada sang ilahi, untuk kesuksesan, keselamatan dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat bagi sang buah hati.
Jasa seorang ibu kepada sang buah hati amatlah banyak, bahkan tak bisa dihitung dengan jari, Â tak bisa diukur dengan dengan materi, dan sangatlah luas melampaui dunia ini. Maka dari itu, Allh Swt. memerintahkan kita untuk berbakti kepada ibu kita, yang telah dijelaskan dalam surah Al-Lukman ayat 14 yang berbunyi:
"Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu."
Ayat tersebut menjelaskan bahwa hendaklah kita berbakti kepada kedua orang tua, karena adanya kita di dunia ini karena orang tua kita, terutama ibu kita yang sudah mengandung kita selama kurang atau lebih 9 bulan dan melahirkan yang di mana pada saat itu ia mempertaruhkan nyawanya.
Pada saat itu rasa sakit selalu menyelimuti tubuhnya tanpa henti, tetapi ia terus berjuang setiap hari, kegigihannya bagaikan baja besi dan ketulusannya seperti matahari yang menyinari bumi tanpa pamrih, semua itu ia lakukan untuk keselamatan sang buah hati, setelah sang buah hati lahir di dunia ini rasa syukur, senang dan bahagia dirasakan oleh seorang ibu sampai tak bisa diungkapkan hanya dengan kata-kata, tetapi langsung dengan bukti nyata yaitu dengan cara merawat, mendidik, mengasuh, melindungi, dan memberikan kasih sayang dan cinta tanpa pamrih kepada sang buah hati, yang merupakan anugerah dari sang ilahi.
C.Keibuan Sebagai Manifestasi Sebagian Sifat Tuhan
Seorang ibu sering dianalogikan sebagai sosok manifestasi sebagian sifat dari Tuhan, karena sebagaimana Tuhan menciptakan, mengatur, dan memelihara makhluknya sama seperti manifestasi seorang ibu yang merawat, mengasuh, mendidik, dan menciptakan kehidupan anaknya lebih baik dan bermakna.  Sebagaimana  yang telah  disampaikan oleh Rasul Allh dalam HR. Bukhari, No: 5356 dan Muslim, No: 2754 yang berbunyi:
"Allh Maha Kasih terhadap hambanya melebihi kasih sayang ibu itu terhadap anaknya."
Pada hadth tersebut Rasul Allh menjelaskan bahwa betapa mulia dan tulusnya kasih sayang dan cinta seorang ibu kepada anaknya sampai-sampai dijadikan contoh  manifestasi dari kasih sayang Allah kepada makhluknya, termasuk manifestasi dari sifat maha pengampun atau maha pemaaf yang sudah tercermin di dalam diri seorang ibu. Sosok seorang ibu adalah seperti berlian yang memantulkan cahaya ilalhi kedalam kehidupan anaknya.
Contoh: Ketika kita berbuat maksiat pasti Allh akan menegurnya melalui perantara apapun itu misalnya, dari perantara ditimpakan musibah kepada orang yang bermaksiat, tetapi musibah itu bukanlah sebagai bentuk rasa kesal dan benci dari Allh kepada hambanya, melainkan sebagai bentuk rasa cinta Allh kepada hambanya, karena Allh ingin hambanya bertaubat dan kembali kejalan yang benar, dan ketika hamba tersebut bertaubat maka Allah akan menerima taubatnya walaupun dosanya sebanyak butiran pasir di lautan. Begitupun dengan seorang ibu ketika anaknya berbuat salah pasti ibu itu akan memarahi anaknya tetapi marah tersebut bukanlah termasuk rasa benci seorang ibu kepada anaknya, melainkan sebagai bentuk rasa peduli, cinta, dan kasih sayang ibu kepada anaknya, karena seorang ibu tidak ingin melihat anaknya terjerumus kejalan yang salah, dan ketika anak itu meminta maaf kepada ibunya atas kesalahan yang ia buat, maka ibu akan memaafkan dan membimbingnya supaya tidak jatuh ke dalam kesalahan yang sama dan menjauhi dari kesalahan yang lainnya.
Sifat maha pengasih dari Tuhan juga sering diqiyaskan dengan cinta dan kasih sayang seorang ibu kepada anaknya. Cinta dan kasih sayang seorang ibu tidak bergantung pada apa yang telah diberikan anaknya kepadanya, tetapi semua itu memang sudah tertanam di dalam diri seorang ibu.
Cinta dan kasih sayang seorang ibu merupakan suatu hal yang abadi untuk selama-lamanya, sama seperti cintai dan kasih sayang Tuhan kepada makhluknya yang terus mengalir bagaikan air yang mengalir di sungai tanpa henti dan tidak akan lekang karna panas, tidak lapuk karena hujan, dapat melampaui dimensi ruang dan waktu, dan bersifat transenden. Maka dari itu, peran seorang ibu sering dianggap sebagai manifesfasi sifat-sifat Tuhan yang paling real di dunia ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H