Mohon tunggu...
Putra Mirhanto
Putra Mirhanto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Profesi saya sekarang adalah mahasiswa stai sadra

Saya adalah mahasiswa stai sadra dari jurusan iat(ilmu tafsir al-quran)di sini saya akan membagi ilmu pengetahuan saya,yang saya dapatkan selama belajar di sini

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Makna keibuan dalam kajian filsafat

3 Januari 2025   11:25 Diperbarui: 3 Januari 2025   11:23 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat keibuan. Com

Pada saat itu rasa sakit selalu menyelimuti tubuhnya tanpa henti, tetapi ia terus berjuang setiap hari, kegigihannya bagaikan baja besi dan ketulusannya seperti matahari yang menyinari bumi tanpa pamrih, semua itu ia lakukan untuk keselamatan sang buah hati, setelah sang buah hati lahir di dunia ini rasa syukur, senang dan bahagia dirasakan oleh seorang ibu sampai tak bisa diungkapkan hanya dengan kata-kata, tetapi langsung dengan bukti nyata yaitu dengan cara merawat, mendidik, mengasuh, melindungi, dan memberikan kasih sayang dan cinta tanpa pamrih kepada sang buah hati, yang merupakan anugerah dari sang ilahi.

C.Keibuan Sebagai Manifestasi Sebagian Sifat Tuhan

Seorang ibu sering dianalogikan sebagai sosok manifestasi sebagian sifat dari Tuhan, karena sebagaimana Tuhan menciptakan, mengatur, dan memelihara makhluknya sama seperti manifestasi seorang ibu yang merawat, mengasuh, mendidik, dan menciptakan kehidupan anaknya lebih baik dan bermakna.  Sebagaimana  yang telah  disampaikan oleh Rasul Allh dalam HR. Bukhari, No: 5356 dan Muslim, No: 2754 yang berbunyi:

"Allh Maha Kasih terhadap hambanya melebihi kasih sayang ibu itu terhadap anaknya."

Pada hadth tersebut Rasul Allh menjelaskan bahwa betapa mulia dan tulusnya kasih sayang dan cinta seorang ibu kepada anaknya sampai-sampai dijadikan contoh  manifestasi dari kasih sayang Allah kepada makhluknya, termasuk manifestasi dari sifat maha pengampun atau maha pemaaf yang sudah tercermin di dalam diri seorang ibu. Sosok seorang ibu adalah seperti berlian yang memantulkan cahaya ilalhi kedalam kehidupan anaknya.

Contoh: Ketika kita berbuat maksiat pasti Allh akan menegurnya melalui perantara apapun itu misalnya, dari perantara ditimpakan musibah kepada orang yang bermaksiat, tetapi musibah itu bukanlah sebagai bentuk rasa kesal dan benci dari Allh kepada hambanya, melainkan sebagai bentuk rasa cinta Allh kepada hambanya, karena Allh ingin hambanya bertaubat dan kembali kejalan yang benar, dan ketika hamba tersebut bertaubat maka Allah akan menerima taubatnya walaupun dosanya sebanyak butiran pasir di lautan. Begitupun dengan seorang ibu ketika anaknya berbuat salah pasti ibu itu akan memarahi anaknya tetapi marah tersebut bukanlah termasuk rasa benci seorang ibu kepada anaknya, melainkan sebagai bentuk rasa peduli, cinta, dan kasih sayang ibu kepada anaknya, karena seorang ibu tidak ingin melihat anaknya terjerumus kejalan yang salah, dan ketika anak itu meminta maaf kepada ibunya atas kesalahan yang ia buat, maka ibu akan memaafkan dan membimbingnya supaya tidak jatuh ke dalam kesalahan yang sama dan menjauhi dari kesalahan yang lainnya.

Sifat maha pengasih dari Tuhan juga sering diqiyaskan dengan cinta dan kasih sayang seorang ibu kepada anaknya. Cinta dan kasih sayang seorang ibu tidak bergantung pada apa yang telah diberikan anaknya kepadanya, tetapi semua itu memang sudah tertanam di dalam diri seorang ibu.

Cinta dan kasih sayang seorang ibu merupakan suatu hal yang abadi untuk selama-lamanya, sama seperti cintai dan kasih sayang Tuhan kepada makhluknya yang terus mengalir bagaikan air yang mengalir di sungai tanpa henti dan tidak akan lekang karna panas, tidak lapuk karena hujan, dapat melampaui dimensi ruang dan waktu, dan bersifat transenden. Maka dari itu, peran seorang ibu sering dianggap sebagai manifesfasi sifat-sifat Tuhan yang paling real di dunia ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun