Mohon tunggu...
Putra Mirhanto
Putra Mirhanto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Profesi saya sekarang adalah mahasiswa stai sadra

Saya adalah mahasiswa stai sadra dari jurusan iat(ilmu tafsir al-quran)di sini saya akan membagi ilmu pengetahuan saya,yang saya dapatkan selama belajar di sini

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Feminisme dalam perspektif al-quran

25 Oktober 2024   13:00 Diperbarui: 30 Oktober 2024   20:53 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Feminisme pada abad 19

1. Adanya kelompok yang ingin memperbaiki ekonomi, Sehingga mendorong perempuan untuk bekerja, seperti menjual produk kecantikan atau melakukan promosi. Akibatnya, ketika perempuan lebih fokus pada pekerjaan, kurangnya perhatian pada rumah tangga dapat menyebabkan masalah keluarga, termasuk perceraian.

2. Ada upaya untuk mengurangi populasi umat Islam. Jika perempuan sibuk dengan urusan duniawi, kelahiran anak berkurang, sehingga populasi menurun. Dulu, keluarga bisa memiliki banyak anak, sementara sekarang hanya 2-5 anak.

Perbedaan paradigme feminisme Barat dan al-qur'an

Dalam al-qur'an laki-laki dan perempuan dalam Islam saling melengkapi, digambarkan seperti pakaian satu sama lain. Namun, ini tidak berarti kedudukan mereka sama secara mutlak. Sesuai dengan dalil surah al-baqarah: 228

"Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang makruf"

Maksud ayat ini memberitahu kita bahwa konsep adil dan seimbang itu bukan berarti harus sama rata, tetapi setiap laki-laki dan perempuan mempunyai hak dan kewajiban nya sesuai dengan kapasitas masing-masing 

Contoh: Ketika kita memberikan makanan kepada semut dan gajah, jika semut kita berikan sebutir nasi. Apakah gajah akan kita berikan sebagian roti juga?. Tentu saja tidak, Karena kita harus memberikan makanan kepada hewan itu sesuai dengan kapasitas mereka masing-masing. Begitupun konsep adil dalam al-quran bahwa setiap laki-laki dan perempuan mempunyai hak dan kewajiban sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Berbeda dengan konsep adil di barat yang menekankan bahwa yang namanya adil itu harus sama rata.

  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun