Mohon tunggu...
Putra Fajar
Putra Fajar Mohon Tunggu... -

berbisik pelan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Memang Benar Mega-Prabowo akan Melakukan Revolusi

22 Juli 2009   18:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:55 2981
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Diketahui ada rencana untuk melakukan tindak kekerasan dan melawan hukum berkaitan dengan hasil pemilu. Juga ada rencana pendudukan paksa KPU pada saat nanti hasil suara diumumkan. Ada pernyataan akan ada revolusi jika SBY menang. Ini bukan rumor, bukan gosip. Bahkan ada pernyataan kita bikin Indonesia seperti Iran. Bagaimanapun juga SBY jangan sampai dilantik. Saudara bisa artikan pernyataan seperti itu," ungkap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam keterangan pers di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (17/7) menanggapi peristiwa Bom Mega Kuningan yang menewaskan sembilan orang dan melukai setidaknya 50 orang.

Tergelitik oleh ucapan Revolusi yang disampaikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), saya mencoba untuk mengangkat kata Revolusi yang ada di benak Prabowo, jikalau ditakutkan beliau yang melakukan.

Prabowo memang benar akan melakukan Revolusi jikalau dia menjabat, dan anehnya SBY takut dengan kata Revolusi yang dimaksud.

Bung Karno menyatakan bahwa Revolusi belum selesai dan saya mungkin juga anda serta beberapa Soekarnois membaca kitab suci kaum Marhaen bernama Dibawah Bendera Revolusi (DBR). Tan Malaka dan pengikutnya juga belajar Revolusi apalagi diamini bahwa Tan Malaka adalah bapak Revolusi. Bukan kata yang menakutkan tapi sungguh menggugah. Tapi bagi mereka yang berpikiran konservatif, khususnya pada mereka yang ingin mempertahankan kondisi 'mapan' justru menabukan kata ini.

Kaitannya dengan Prabowo, beliau beserta PDIP dan Gerindra tentunya, mengusung program Revolusi Putih pada programnya. Kini kita membahas apa yang dimaksud dengan Revolusi Putih.

Appreciative Inquiry

Fiqih Santoso dari catatan mayanya (sumber) menulis, dalam mengusung revolusi putih tersebut dibutuhkan suatu terobosan berpikir untuk memandang realitas dan bangsa ini dengan cara pandang baru yaitu menggunakan Appreciative Inquiry. Appreciative Inquiry merupakan sebuah metode yang mentransformasikan kapasitas sistem manusia untuk perubahan yang positif dengan memfokuskan pada pengalaman positif dan masa depan yang penuh dengan harapan (Cooperrider dkk., 2000). Dengan Appreciative Inquiry, kita akan dapat memandang realita bangsa secara lebih positif dan menimbulkan gairah untuk terus berkarya sesuai dengan potensi yang kita memiliki. Secara personal paradigma ini memandang bahwa pada dasarnya manusia memiliki potensi untuk mengambangkan diri sehebat mungkin.

Dalam sepuluh tahun terakhir, Appreciative Inquiry menjadi sangat populer dan dipraktekkan di berbagai wilayah dunia. Dalam konteks kebangsaan yang memang lebih luas dan lebih kompleks, hal ini perlu dilakukan dalam segala aspek dan tataran lingkungan. Misalnya seperti untuk mengubah budaya sebuah organisasi, melakukan transformasi komunitas, menciptakan pembaharuan organisasi, mengarahkan proses merger dan akusisi dan menyelesaikan konflik. Dalam bidang sosial, Appreciative Inquiry digunakan untuk memberdayakan komunitas pinggiran, perubahan kota, membangun pemimpin religius, dan menciptakan perdamaian.

Revolusi putih ini jelas berinti pada perubahan paradigma dalam memandang realitas bangsa secara positif. Sehingga pikiran kita tidak terpaku pada bagaimana kita membahas kekurangan dan merasakan penyesalan serta kekecewaan yang berlebihan tentang terpuruknya bangsa ini. Perubahan paradigma ini menggiring kita untuk selalu menemukan hal yang terbaik pada diri, keluarga, masyarakat, bahkan bangsa kita untuk kemudian ditransformasikan secara produktif menuju cita-cita bangsa.

1.000 anak-anak akan pawai Revolusi Putih

Kapanlagi.com tanggal 29 Juli 2008 pernah melansir tulisannya. Cuplikan pemberitaan saat itu :

Tim relawan yang terdiri atas HKTI, Lembaga Pelindungan Anak (LPA), Yayasan purnama kasih (Yaspurka), Care Indonesia akan menggelar pawai Revolusi Putih dengan melibatkan 1.000 orang anak. Pawai Revolusi Putih ini untuk menyampaikan suara anak sekaligus membangun solidaritas untuk memberikan perhatian dan perlindungan terhadap nasib anak-anak, kata Juru Bicara Lembaga Pelindungan Anak (LPA) NTT, Mario Vieira di Kupang, Selasa (29/7/2008).

"LPA telah menggagas kampanye Revolusi Putih bersama anak-anak yang tidak mampu pada Rabu (30/7/2008). Ini untuk membangun solidaritas antara sesama untuk memberikan perhatian dan perlindungan terhadap nasib anak-anak yang tidak mampu," katanya dalam jumpa pers yang dihadiri wartawan dari berbagai media. Anak-anak yang akan dilibatkan dalam pawai Revolusi Putih ini adalah anak-anak terlantar, putus sekolah, loper koran, korban kekerasan dan kurang gizi.

Mario meminta partisipasi media massa untuk menyuarakan suara anak-anak yang tidak mampu ini kepada publik, dan berharap dapat merangsang mereka yang berkelebihan untuk memberikan kepedulian terhadap nasib anak-anak ini.

Bagaimana dengan Revolusi Mega-Prabowo?

Revolusi tidak selalu identik dengan merebut atau pengambil alihan kekuasaan secara politik. Seperti yang dilakukan calon presiden Mega-Prabowo yang mengajak Revolusi Putih, yaitu membudayakan minum susu bagi anak-anak.

"Berdasarkan data yang ada selama ini anak-anak Indonesia rata-rata hanya minum susu 6 liter per tahun atau hanya setetes sehari," kata Ketua Dewan Pembina DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto usai minum susu bersama petani dan kadernya di kawasan pegunungan Merapi, Selo, Boyolali, Jawa Tengah seperti siaran pers Media Center Gerindra (21/1/2009).

Gerakan Revolusi Putih ini, lanjut mantan Danjen Kopassus tersebut, terinspirasi dari India yang telah menerapkan program itu sejak 20 tahun yang lalu. Padahal, sebelumnya India dikenal sebagai negara miskin dan terbelakang.

Tapi sekarang, India telah menjadi negara industri baru yang maju di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Sementara di China, gerakan ini sudah dimulai sejak tahun lalu.

"Dengan Gerakan Revolusi Putih ini, saya yakin 20 tahun mendatang anak-anak Indonesia akan menjadi generasi yang unggul," tandasnya.

Oleh karenanya, Mega-Prabowo bertekad, untuk terus memperjuangkan gerakan ini dan telah memasukannya pada program kerjanya bila terpilih.

Direktorat Riset dan Kajian strategis IPB bekerja sama dengan Fakultas Peternakan dan Kementrian Kebijakan Pertanian BEM KM, Senin 1 Juni 2009, (sumber) melakukan kajian-kajian terhadap kebijakan susu, Revolusi Putih, dan kesejahteraan peternak, yang bertempat di Ruang Andi Hakim Nasution lantai 6.

Fokus kajian peternakan ini adalah bagaimana susu dapat menjangkau setiap kalangan masyarakat agar Indonesia mendapatkan generasi yang sehat dan cerdas. Namun, fakta yang terjadi saat ini susu yang sebahagian diolah oleh Industri Pengolahan Susu (IPS) dipasarkan dengan harga yang sangat tinggi. Hal ini menyebabkan konsumsi masyarakat sangat rendah terhadap susu.

Tingginya harga susu yang beredar di pasar karena peternak sapi perah nasional lebih mempercayaklan menjual hasil susu kepada IPS dari pada kepada Gabungan Koperasi Susu Indonesia( GKSI). Padahal susu yang diproduksi oleh GKSI akan dipasarkan jauh lebih murah dari pada yang dikeluarkan oleh IPS. Solusi yang dimungkinkan untuk memperbaiki kondisi peternakan sapi perah Indonesia adalah adanya kerjasama yang sinergi antara Pemerintah (Pemda), Koperasi Susu, Perbankan, Perguruan Tinggi/Litbang dengan peternak sebagai pelaku.

Bagaimana pembagiannya nanti apakah langsung di sekolah atau dengan pengawasan harga hingga terjangkau semua kalangan tentunya hal teknis yang juga perlu dipikirkan.

Tapi sebuah gerakan Revolusi yang dahsyat dari Kubu Mega-Prabowo berupa Revolusi Putih, adalah sebuah Revolusi pemikiran untuk bagaimana mencerdaskan generasi mendatang dengan tubuh yang sehat. Tentunya akan berimbas kepada makin berkurangnya subsidi kesehatan dengan adanya tubuh-tubuh yang sehat.

So, apakah Revolusi Mega-Prabowo ini menakutkan dan perlu dijegal???

Apalagi dikambing hitamkan dan dimusuhi.

Revolusi Putih adalah ide yang baik dan perlu dilakukan bila SBY terpilih. Bila mengingat kembali pidato SBY yang ditulis diawal tulisan ini, "....Ada pernyataan akan ada revolusi jika SBY menang. Ini bukan rumor, bukan gosip. ...." Berarti benar SBY akan melakukan juga Revolusi Putih itu. Tak usah malu meniru, demi mencerdaskan anak bangsa agar sekuat Gatot Kaca dan tubuh bapak-bapak prajurit yang lihai bertempur itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun