Mohon tunggu...
PUTRA CHANIAGO
PUTRA CHANIAGO Mohon Tunggu... Dosen - Langkahmu akan berat, jiwamu harus kuat, tapi aku percaya langkahmu akan jaya. kuatkan pribadimu!

Merantau Ke Jogja

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengambil Ibrah dari Sebuah Kejuaraan

19 November 2021   02:16 Diperbarui: 19 November 2021   02:25 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sedikit bercerita, mengenai perjalanan kami mengikuti kejuaraan nasional Tarung derajat tahun ini.

Alhamdulillah, bagi kami setiap proses yang dilalui memberikan makna dan arti tersendiri, sehingga kami jadikan bahan pelajaran untuk memperkuat ilmu dan iman di dada kami, semata mata untuk mendekatkan diri pada Ilahi., insyaa Allah.

Beginilah proses demi proses dan tahap yang dilalui, menunaikan impian untuk menjadi yang terbaik, ya terbaik di antara dia yang terbaik.

Pertama, berawal dari tim ini dibentuk, mereka tidak langsung ditunjuk begitu saja, namun berusaha keras terlebih dahulu dan bersaing dengan petarung2 sekelas yang memiliki motivasi yang sama, tentu ini perjuangan yang cukup berat untuk dapat terpilih dan tampil mewakili daerah di ajang bergengsi tingkat nasional. Bagi mereka, ini butuh perjuangan dan ketabahan yang luar biasa.

Kedua, dia yang sungguh berjuang keras, maka dialah yang terpilih ditahap pertama. Namun dia yang terpilih belum dikatakan pemenang sesungguhnya, karena ada beban dan tanggung jawab lagi yang harus di embannya. disinilah saat nya benar2 berjuang, berkorban melawan capek nya latihan dan beban latihan yang disajikan. Dibimbing dan dilantih dengan beban latihan yang maksimal. Namun semua sesuai dengan porsi dan batas kesanggupan. Yang paling penting, dia yang bersungguh2 memperbaiki tekhnik, melatih fisik, dan mental nya, serta mengikuti seluruh jadwal latihan sesuai dengan yg ditetapkan oleh pelatih, dialah yang paling siap menghadapi pertandingan.

Namun, Tak sedikit juga dia gugur dalam tahap ini, gagal berangkat karena disiplin adalah kunci dalam melatih diri.

Ketiga, tahap dikumpulkan nya seluruh petarung. Kesehatan, berat badan, dan kesiapan mental memang di telusuri lebih dalam di tahap ini.

Dan terakhir adalah tahap penentuan, bertarung untuk menang atau kalah. Dalam setiap pertandingan, selalu ada menjadi pemenang dan ada yang menuai kekalahan. Maka yang paling memersiapkan diri dengan Matang, maka dialah yang terbaik, dan mendapatkan penghargaan atas pencapaian dan usahanya, hingga namanya dikenal dan dikenang sebagai pemenang. Namun bagi dia yang lalai dan meninggalkan perintah pelatih dan melakukan yang di larang pelatih, tentu dia akan menuai hasil kekalahan.

Ya inilah kehidupan, sebagaimana beratnya perjuangan dan proses menuju juara di mata manusia, tentu ini dapat dijadikan pembelajaran demi mencapai kata juara di Mata tuhan, Allah azza wa jalla, sang pencipta manusia itu sendiri. Mulia di mata Nya, dengan perjuangan, kesungguhan dan keikhlasan.

Ya itulah cerita yang dapat kita jadikan ibrah dalam kehidupan.

Dalam tahap pertama, Ini sama hal nya dalam proses pembentukan Janin manusia, dimana sel yang paling kuat bersaing dengan milyaran sel sel yang lain sehingga terpilih salah satu diantaranya dan Dia yang terbaik layak mewakili milyaran calon manusia lainnya. Disinilah kita dianggap sebagai pemenang. Namun pemenang sementara, kita di utus ke dunia, menjadi manusia yang suci sebagai fitrah nya seorang bayi yang baru lahir, sebelum menjalani proses demi proses kehidupan yang mesti di hadapi.

Ditahap kedua, ini sama halnya dengan kesempatan yang Allah berikan kepada Kita, terlahir diatas muka bumi ini, untuk apa dan bagaimana cara menghadapi nya, dan akan kemana kita setelah ini. Tentu ada petunjuk dan cara yang harus dilalui dalam menghadapi hidup ini.

Capek? Ya, Rugi? Ya. Kenapa tidak, Kita di suruh berlatih, bersabar dan tabah dalam setiap ujian dan cobaan, melaksanakan kewajiban, meninggalkan kenikmatan-kenikmatan dalam padangan dunia yang sementara.

Namun ujian yang Allah berikan, tentu ada tujuan, karena akan dibalas dengan nikmat nya sebuah kemenangan.

Teruntuk bagi dia yang mau beramal sholeh, dan berbuat kebajikan, itulah yang menjadi bekal yang akan dibawanya nanti. Maka kekuatan dan kecerdasan seorang hamba adalah dia yang mempersiapkan bekal untuk hari yang sebenarnya, dengan beramal sesuai perintah Allah, dan dengan caranya Rasulullah saw, maka dia lah yang lebih siap untuk mencapai kata menang, kemenangan yang Abadi, kenikmatan yang abadi, disisi Allah yang tak pernah mengenal kata Rugi.

Wallahualam Bisshowab

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun