Singkat cerita, Â sesampai ia di pelabuhan, iapun sontak kecewa. Â Ditemuinya banyak gelandangan dan pengemis yang meminta minta. Â Bukan hanya disitu, sesampai di jalanan kota, ia ditemui pula tempat-tempat kumuh, tanda orang tak peduli dengan bersihnya lingkungan. Seketika menghadiri suatu acara, iapun melihat masih banyak yang mengulur waktu dan menunda nunda. Â Kenapa, di negeri yang banyak muslim, tapi belum terasa Islamnya. Terdengar pula hakim tak bijaksana memutuskan suatu perkara, pelaku penganiayaan yang membuat cacat seumur hidup, diberi hukuman yang tak seimbang. Sesuatu yang tak pernah ia temui di negerinya. Boleh jadi Barat lebih islam, tanpa ada muslim disana.
Negara menawarkan kesejateraan dan keadilan. Namun, selagi hukum masih juga dipermainkan, jual beli putusan pengadilan, ketimpangan hidup menjadi pemandangan. Maka, Â benarlah kata seorang Barat tadi, ajaran Islam belum mampu terejawantahkan dalam taraf kehidupan. Â
Agaknya, sudah menahun pula rindu ini menanti para pemimpin dan pemangku dari kalangan cendikiawan muslim yang amanah pada jabatannya. Hakim yang adil pada putusannya. Serta berjuang menata hidup masyarakat yang adil dan sejahtera.
Pentingnya Dakwah.
Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.(Qs. Attahrim :6)
 Dinamika kehidupan memaksa kita setiap harinya harus mampu melakukan  perubahan. Maka sudah barang tentu, muslim itu harus berubah.  Merubah agar Islam diejawantahkan menjadi kepribadian.
Menjadi muslim adalah tetap teguh dalam kebaikan dimanapun berada. Terus menerus berusaha agar hari-hari berbuat mulia bak ayat ayat Nya dan tuntunan dari Nabi -Nya. Selalu berbaik sangka, sehingga tenteram pikiran sampai ke hatinya, sehat pula ke badannya. Maka dikatakan ia baik akhlak.
Dan setiap muslim itu adalah da'i. Sebagai insan mulia, setia orang menyukai yang baik dan menginginkan kebaikan. Seorang Da'i, Â mengerahkan segala potensinya menunjukkan jalan pada kebaikan. Itulah pentingnya dakwah. Bila seorang ahli zikir, Â berdakwahlah ia dengan zikirnya. Bila seorang ahli ilmu, berdakwahlah ia dengan ilmunya, Â bahkan sekalipun dia seorang ahli dunia, dan punya kuasa, Â maka berdakwahlah ia dengan kekuasaan dan hartanya. Di poin inilah sekiranya, tulisan ini diharap ada faedahnya pada sidang pembaca. Karena harapan itu adalah agar "aku Ingin Selamat, bersama Mu."
Baarakallahu lii wa lakum.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H