Tak berpikir lama, Sri pun menuruti saran sang majikan. Sri lantas bergegas pergi ke rumah keluarga Atmojo menggunakan sepedanya. Sesampainya di sana, ia melihat antrean yang mengular amat panjang. Antrean itu merupakan orang yang mengantre untuk melamar kerja.
Mulai bekerja di keluarga Atmojo
Singkat cerita, Sri pun diterima bekerja di keluarga Atmojo. Awalnya, Sri mengira bahwa ia akan bekerja sebagai asisten rumah tangga alias “pembantu”. Namun, anggapannya ternyata salah besar.
Sebelumnya, Sri juga telah lebih dulu melakukan perjanjian dengan seorang perempuan paruh baya bernama Mbah Karsa Atmojo. Perjanjian itu mengharuskan Sri untuk selalu setia bekerja untuk keluarganya.
Perjanjian itu juga membuat Sri berada dalam ikatan Mbah Karsa. Jika Sri melanggar, ia akan mendapat malapetaka besar. Bahkan, nyawa Sri juga menjadi taruhannya.
Lalu, cerita berlanjut ke sebuah gubuk yang berada di tengah hutan. Sri bersama dua temannya, Erna dan Dini, ditugaskan untuk bekerja di gubuk tersebut. Melihat hal itu, Sri pun terheran-heran.
Sri mengira bahwa ia akan ditugaskan untuk bekerja di rumah Mbah Karsa. Merawat, menjaga, dan membantu Mbah Karsa yang sudah tua renta. Namun, Sri dan teman-temannya justru ditugaskan untuk bekerja di sebuah gubuk reot yang ada di tengah hutan.
Ditugaskan untuk melakukan ritual Mbasuh
Di gubuk itu, Sri, Erna, dan Dini pun langsung diberi arahan oleh seorang dukun bernama Mbah Tamin. Mbah Tamin memberi arahan kepada Sri dan kedua temannya mengenai tugas yang harus dilakukan selama bekerja untuk Mbah Karsa.
Tugas itu ialah melakukan ritual Mbasuh kepada cucu Mbah Karsa yang bernama Dela Atmojo. Ritual Mbasuh merupakan ritual yang dilakukan untuk menjinakkan iblis jahat yang bersemayam di tubuh Dela selama 1000 hari. Iblis itu bernama Sangarturih.