Mohon tunggu...
putraaliansyah
putraaliansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Makan,

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Demo ojol 29 agustus 2024

20 Desember 2024   01:13 Diperbarui: 20 Desember 2024   01:13 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar(detik.com)

Demo Ojol 29 Agustus 2024: Perjuangan Mitra Pengemudi untuk Keadilan

Pada 29 Agustus 2024, ribuan pengemudi ojek online (ojol) dan kurir dari berbagai wilayah, terutama di Jabodetabek, menggelar aksi demonstrasi besar-besaran di Jakarta. Demonstrasi ini dilakukan sebagai wujud protes terhadap kebijakan perusahaan aplikasi transportasi daring yang dinilai tidak adil. Selain itu, aksi ini juga merupakan bentuk desakan kepada pemerintah untuk segera memberikan perlindungan hukum yang lebih baik bagi para mitra pengemudi.

Latar Belakang Demonstrasi

Aksi yang bertajuk "298 Bergerak" ini merupakan puncak dari ketidakpuasan para pengemudi terhadap sistem kerja yang diterapkan oleh perusahaan aplikasi. Banyak pengemudi merasa kebijakan yang ada lebih menguntungkan perusahaan dan pelanggan, namun mengabaikan kesejahteraan mitra.

Salah satu permasalahan utama yang dikeluhkan adalah tarif yang dianggap terlalu rendah. Tarif pengantaran penumpang dan barang sering kali tidak sebanding dengan biaya operasional, seperti bahan bakar, perawatan kendaraan, dan risiko pekerjaan. Selain itu, program diskon dan promosi yang sering kali dipasarkan oleh perusahaan juga menjadi beban bagi pengemudi karena potongan tersebut sering kali diambil dari pendapatan mereka.

Ketua salah satu organisasi pengemudi menyatakan, "Kami merasa sudah terlalu lama didiamkan tanpa solusi konkret. Aksi ini bukan sekadar protes, tetapi juga seruan kepada pemerintah dan perusahaan untuk lebih peduli terhadap nasib kami."

Tuntutan Para Pengemudi

Dalam aksi tersebut, para pengemudi menyampaikan enam tuntutan utama yang menjadi fokus perjuangan mereka:

1. Penyesuaian Tarif yang Manusiawi

Pengemudi meminta adanya revisi tarif dasar untuk layanan penumpang dan pengantaran barang. Mereka menekankan bahwa tarif saat ini tidak mencerminkan nilai yang adil untuk tenaga dan risiko pekerjaan mereka.

2. Penghapusan Program Diskon Berlebihan

Para pengemudi menolak program diskon yang dinilai merugikan mereka. Diskon yang diberikan kepada pelanggan sering kali diambil dari pendapatan pengemudi, sehingga mengurangi penghasilan bersih yang mereka terima.

3. Legalitas Ojek Online sebagai Transportasi Umum

Status hukum ojek online di Indonesia masih belum jelas. Para pengemudi meminta pemerintah untuk mengeluarkan regulasi resmi yang mengakui ojek online sebagai bagian dari transportasi umum, sehingga mereka memiliki perlindungan hukum yang lebih baik.

4. Transparansi dalam Kebijakan Aplikasi

Kebijakan yang diterapkan perusahaan aplikasi sering kali dianggap tidak transparan. Para pengemudi menuntut keterbukaan mengenai sistem pembagian pendapatan, insentif, dan kebijakan promosi.

5. Pengawasan dari Pemerintah

Para pengemudi meminta pemerintah untuk lebih aktif mengawasi operasional perusahaan aplikasi transportasi daring. Mereka berharap ada regulasi yang memastikan perusahaan tidak bertindak sewenang-wenang terhadap mitra pengemudi.

6. Peningkatan Kesejahteraan Mitra

Selain revisi tarif, para pengemudi juga meminta adanya program peningkatan kesejahteraan, seperti asuransi kesehatan, perlindungan kecelakaan, dan pelatihan kerja.

Jalannya Aksi Demonstrasi

Aksi yang dimulai sejak pagi hari ini berlangsung di beberapa lokasi strategis, seperti Istana Merdeka, kantor pusat Gojek di Petojo, Jakarta Pusat, dan kantor pusat Grab di Cilandak, Jakarta Selatan. Para pengemudi menggunakan kendaraan mereka untuk melakukan konvoi damai, sambil membawa spanduk dan poster yang berisi tuntutan mereka.

Meski berlangsung dengan damai, aksi ini sempat menimbulkan kemacetan di beberapa ruas jalan utama Jakarta. Banyak pengemudi yang menghentikan operasionalnya untuk bergabung dalam aksi, sehingga beberapa pelanggan kesulitan mendapatkan layanan ojol.

Salah satu peserta aksi, Arif, seorang pengemudi yang sudah bekerja selama lima tahun, mengungkapkan, "Saya ikut aksi ini karena sudah tidak tahan dengan kebijakan perusahaan yang semakin memberatkan. Kami berharap ada perubahan nyata setelah aksi ini."

Sumber gambar(detik.com)
Sumber gambar(detik.com)

Tanggapan Perusahaan dan Pemerintah

Menanggapi aksi ini, perusahaan aplikasi seperti Gojek dan Grab menyatakan bahwa mereka tetap berkomitmen untuk mendukung mitra pengemudi. Dalam pernyataan resminya, Gojek memastikan bahwa operasional layanan tetap berjalan normal dan mengimbau mitra yang tidak terlibat aksi untuk tetap melayani pelanggan seperti biasa.

Di sisi lain, pemerintah melalui Kementerian Perhubungan menyatakan bahwa mereka sedang mengkaji regulasi baru untuk ojek online. Salah satu pejabat kementerian menyatakan, "Kami memahami aspirasi para pengemudi dan akan segera mengadakan dialog dengan pihak terkait untuk mencari solusi terbaik."

Dampak Demonstrasi terhadap Layanan

Demonstrasi ini menyebabkan gangguan pada layanan ojek online di beberapa wilayah. Banyak pelanggan mengeluhkan sulitnya mendapatkan transportasi atau pengantaran barang selama aksi berlangsung. Namun, beberapa pelanggan justru mendukung aksi ini karena merasa para pengemudi layak mendapatkan perlakuan yang lebih baik.

Salah seorang pengguna media sosial menulis, "Saya mendukung aksi ini. Tanpa pengemudi ojol, banyak dari kita yang kesulitan bepergian atau mengirim barang. Mereka pantas mendapatkan kesejahteraan yang lebih baik."

Harapan untuk Masa Depan

Aksi 29 Agustus 2024 ini bukan hanya tentang perjuangan para pengemudi, tetapi juga panggilan kepada seluruh pemangku kepentingan dalam ekosistem transportasi daring untuk menciptakan sistem yang lebih adil. Para pengemudi berharap pemerintah dapat segera mengesahkan regulasi yang memberikan perlindungan hukum dan kesejahteraan lebih baik bagi mereka.

Selain itu, mereka juga berharap perusahaan aplikasi dapat lebih memperhatikan kebutuhan mitra pengemudi sebagai tulang punggung bisnis mereka. "Kami hanya ingin dihargai sebagai mitra, bukan sekadar alat untuk menghasilkan keuntungan," ujar seorang pengemudi.

Aksi ini mencerminkan bahwa di era ekonomi digital, keseimbangan antara kepentingan perusahaan, mitra, dan pelanggan adalah kunci untuk menciptakan ekosistem yang berkelanjutan. Dengan adanya perhatian yang lebih serius dari pemerintah dan perusahaan, para pengemudi ojol optimis bahwa masa depan mereka akan lebih cerah.

Melalui aksi damai ini, para pengemudi telah menunjukkan bahwa suara mereka tidak bisa diabaikan. Kini, bola ada di tangan pemerintah dan perusahaan untuk memberikan solusi nyata yang membawa perubahan positif bagi seluruh pihak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun