Mohon tunggu...
Putra Alam
Putra Alam Mohon Tunggu... lainnya -

Putra Alam bukan seorang Raja, ataupun anak seorang Panglima. Putra Alam, hanya segores kata, yang bercita-cita menembus dunia.\r\n\r\nInilah aku, Putra Alam! Putra Ayahku, darah Ibuku! Dan mimpi menjadi sebuah harapanku.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Gara-gara Ultah

30 Oktober 2011   17:38 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:16 2601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

" Ih, Abang, mau cerita kolor kan nggak pantes.."

" Kenapa?

" Kan saya cewek, nggak punya kolor Bang. Hihi." gue mangut-mangut membenarkan kata Tilan. Nih cewek suka bercanda Parno juga ternyata, Ok! Gue jabanin!

" Neng, boleh Abang kerumah?"

" Boleh, Bang?" Gue manggut sambil senyum seindah bulan purnama. Bener kata Engkong muka gue memiliki daya tarik. Buktinya, cewek yang nggak kenal aja mau gue temenin. Malah disuruh mampir. Muka gue emang anugerah! Pantes! Banyak cowok yang iri melihat muka gue, sampe semua cowok pengen oprasi biar sama mukanya kaya muka gue. Gila!

" Lho Neng ini kan jalan buntu. Kita salah jalan Neng ?"

" Nggak kok Bang. Tuh, rumah saya.." Tilan menunjuk sebuah pohon besar. Sejenak gue memandang kearah Tilan, muka perlahan berubah menjadi muka yang menyeramkan.

3

" Neng, kok mukanya ber..ber..berubah.."

" Kenalkan Bang, saya Tilan, lengkapnya Kuntilanak. Hihihi.."

" Be..be..bener nih kamu kun..kuntil..anak..?" tanya gue gagap

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun