Mohon tunggu...
Putra Muammar
Putra Muammar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hai, saya putraa saya suka dengar musik, suka gunung dan pantai.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Geliat Industri Pariwisata untuk Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat

23 September 2022   23:22 Diperbarui: 23 September 2022   23:28 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PAREPARE- Webinar Nasional ASPEKSINDO X KAPASGAMA tahun 2022 bersama keluarga Alumni Sekolah Pascasarjana UGM (KAPASGAMA) sekaligus sebagai rangkaian Road To Musyawarah Nasional KAPASGAMA, berlangsung kamis, 22 September 2022.

Webinar kali ini dilaksanakan dari pukul 10.00 -12.30 WIB melalui aplikasi Zoom Meeting. Tema yang diangkat dalam Webinar adalah Geliat Industri Pariwasata Bahari Untuk Lebih Cepat Bangkit Lebih Kuat.

Berdasarkan tema ini topik bahasan webinar adalah upaya dalam memulihkan dan membangkitkan parawisata sebagai salah satu terdampak dari covid-19 sehingga memiliki daya tarik dan daya saing. Webinar dibuka resmi oleh Presiden/Direktur ASPEKSINDO Alumni UGM, Dr Andi Fajar Asti S.Pd., M.Pd.

Webinar menghadirkan 3 narasumber yang mengulas Prof.Dr. M. Baiquni.,MA (Peneliti Senior dan Sekretaris Dewan Guru Besar UGM) membahas Strategi Membangun Parawisata Bahari Pasca Pandemi, Dr. Ir Gatot Supangkat MS IPM (Sekretaris MLH PP Muhammadiyah) Potensi Parawisata Bahari Berbasis Lingkungan, dan Dr N Rusmiati Msi (Ketua Umum ASITA) Peran ASITA Membangkitkan dan Memperkuar Parawisata Indonesia

Narasumber Pertama oleh Prof. Dr. M. Baiquni, M.A

Mengatakan bahwa pariwisata dapat menjadi salah satu trigger untuk memperbaiki konservasi namun juga ada tonic dan toxic tonicknya adalah bagaimana pariwisata dapat menjadi sebuah penyegar atau menebar manfaat serta sebagai tempat melestarikan lingkungan hidup maupun kesejahteraan. Tapi jika hal tersebut terlalu banyak di kawasan yang memang dilindungi (over carry capacity) maka akan terjadi suatu proses bagaimana dampak negatif atau toxic yang kita harus nilai yaitu tata ruangnya, bagaimana arus manajemen, visitor manajemen atau pengunjung.

Narasumber Kedua Oleh Dr.Ir. Gatot Supangkat, M. S., IPM

(Potensi Parawisata Bahari Pasca Pandei)

aktor produksi adanya di lingkungan kalau lingkungannya rusak maka factor produksi untuk menjalankan roda perekonomian itu juga akan terganggu yang dipertimbangkan. Dr.Ir. Gatot Supangkat, M.S., IPM mengatakan "Maka kedepan saya berharap pada pemerintah, terutama yang saat ini bergabung di aspeksindo untuk bagaimana valuasi ekonominya ketika referensi berikutnya saat ini yang mulai dibangun ekonomi. Belum banyak ahli ekonomi bahkan di Indonesia yang ahli betul artinya dia betul dilahirkan dari background studi ini tampaknya belum menjadi syarat untuk membangun, mengelola itu dibutuhkan teknologi."

Langkah dalam benar dan bijak, ketika pariwisata yang kita kembangkan maka harus memperhatikan ada nya teknologi yang dipakai di dalam pengembangan wisata, maka harus tetap memperhatikan betul teknologi apa yang cocok untuk wilayah wisata. 

Ada Lima indikator produk yaitu harus stabil artinya stabil dari goncangan ketika nanti terjadi bencana maka kita sudah mitigasi terlebih dahulu kemudian ikutivity yaitu kita mengembangkan sesuatu itu tidak mempertimbangkan kesamaan sehingga tidak terjadi kesepahaman. Equitability prawisata diharapan untuk menjadi omset misalkan memberikan tarif atau apapun itu yang bisa dibangun sehingga ketika bisa merasakan seperti mereka juga akan mampu atau dengan sukarela mereka memperhatikan lingkungan di situ kemudian. kapabilitas ini terutama pengelola di situ kemampuan untuk memahami karakter betul di wilayah lingkungan. Adaptibility ketika terjadi perubahan apapun tidak terjadi masalah. Indikator-indikator ini penting baik itu ekonomi sosial maupun fisik lingkungan. Secara global untuk mengembangkan ke sana mestinya ada referensi investasi dan pencapaiannya.

Lebih lanjutnya "Pariwisata berkelanjutan itu masuk di area utama jadi saya kira ini terjadi kalau kita lihat di konsep green Finance di area utama Green Finance itu ada 5 transportasi berkelanjutan kemudian pariwisata berkelanjutan manajemen sumber daya alam keanekaragaman hayati pencegahan atau peninggalan korupsi.Saya kira 5 transportasi ini ada dalam pengembangan wisata bahari apalagi pencegahan dan pengendalian polusi karena kita kan harus juga mempertimbangkan juga makhluk-makhluk yang dibawa permukaan air."

Narasumber Ketiga Oleh Dr. N. Rusmiati, M.Si

Memperkuat Pariwisata Indonesia)

Tourism port atau pelabuhan wisata adalah ringkasan yang terdiri dari wilayah darat dan laut sebagai fasilitas pelabuhan khusus untuk menunjang mobilitas di daerah perairan dalam kegiatan wisata. Ada beberapa daerah yang telah mengembangkan tourism port yaitu:

- Pelabuhan Batam Center Ferry International Provinsi Kepulauan Riau.

- Pelabuhan Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur

- Dermaga Wisata Kalimas, Manado

- Dermaga Cruise Tanah Ampo Bali

Adapun data indbound Indonesia 2021, pada bulan Januari hingga Desember 2021, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia mencapai 1,56 juta kunjungan, turun 61,57 persen dibandingkan dengan jumlah kunjungan wisman pada periode yang sama tahun 2020 sebesar 4,052,923 kunjungan.

Berdasarkan data dari UNWTO (The World Tourism Organization), sejak Januari hingga Juni 2020 pariwisata di seluruh dunia kehilangan sekitar 440 juta turis. Tantangan dari perkembangan pariwisata di era pandemi adalah adanya perubahan dari market demand yang perlu untuk diantisipasi dan dihadapi, serta kompetisi di tiap destinasi wisata. Era pandemi membuat preferensi berwisata menjadi berubah sehingga hal ini perlu untuk diperhatikan dan diantisipasi. Selain itu, kondisi pelayanan dan fasilitas di destinasi juga masih dirasa perlu untuk ditingkatkan. Tak bisa dipungkiri bahwa alasan pandemi masih menjadi isu utama sehingga penyediaan lokasi wisata dengan tingkat kepatuhan yang tinggi terhadap protokol kesehatan sangat perlu untuk diadakan. Berbagai macam penerapan prosedur terkait higenitas menjadi penting untuk diadakan bagi seluruh wisatawan. Jika hal ini dilakukan, tentu diharapkan akan dapat menambah tingkat kepercayaan wisatawan terhadap destinasi wisata di Indonesia. Terlebih Indonesia memiliki potensi wisata yang tak bisa dipandang sebelah mata oleh dunia

Salah satu peluang yang didapatkan dari tourism port yaitu Program Nawacita Presiden RI untuk memperkuat jati diri Indonesia sebagai negara maritim dan juga mendapat dukungan dari Kementerian Perhubungan, Kementerian Pariwisata, Kementerian Bidang Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Kementerian BUMN dan BAPPENAS. Dan tak kalah penting Indonesia juga perlu memulai membangun kegiatan pariwisata di pelabuhan sebagai pelabuhan kapal pesiar seperti pelabuhan Benoa di dekat Bali dan Lombok.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun