Sita dan Stella yang melihat percakapan Eve dan Are tampak senyum-senyum sambil berbisik. "Boleh, boleh banget, duduk aja," Ungkap Sita.Â
"Kebetulan kita juga mau ke toilet kok, hehe, " Stella melanjutkan.Â
Are dan Eve, keduanya kini duduk dalam satu meja. Beberapa menit pertama, tak ada sepatah kata pun yang muncul dari keduanya, hanya dua pasang mata yang diam-diam saling mencuri pandang, saling tatap, kemudian tertunduk dan terdiam lagi. Beberapa menit kedua, suasana mulai mencair, keduanya terlibat percakapan. Ada hal yang tak biasa, berhasil ditangkap dari keduanya.Â
Saling bertukar pesan tiap malam, kini jadi kegiatan rutin Are dan Eve. Pagelaran Jazz pun tak pernah terlewatkan dari keduanya. Tampaknya ada perasaan yang berbeda di hati Eve. Sementara Eve tak tahu apakah Are memiliki rasa yang sama atau tidak.Â
Kau yang selalu ada di dekatku
Kau sahabatku, haruskah 'ku menunggu
Hingga kau mengerti rasa hati ini
Tak ingin dirimu bersama yang lain
Aku sedang mencintaimu
Meski kau takkan pernah tahu
Akankah sang waktu menjaga hatiku
Untuk selalu menunggumu
(Maudy Ayunda - Sedang Mencintaimu)
***
There is bitter
In everyday but then I feel it
That you would be to the only one
Sometimes, it doesn't have to be so sure
The sweetest love can be so hard to find
We'll be better, in every way
But then I would, go to be in other space
(Ardhito Pramono - The Bitterlove)
Bibir Are dan Eve tengah menyanyikan sebuah lagu berjudul The Bitterlove ketika ponsel Are berdering berulang kali.
Eve menatap Are. Kemudian meminta Are untuk menerima panggilan di ponselnya. Are mengangguk, mengiyakan perintah Eve.Â
"Iya, sayang, iya gue jemput, manja banget sih lo, hahaha, tunggu bentar lagi ya, gue ke sana."
Are lekas mematikan ponselnya, beberapa detik kemudian Ia pamit pada Eve. "Bentar ya Eve, gue mau jemput Natt dulu."