Semenjak Faisal sakit, Emak biasa pulang sekitar setengah jam sebelum waktu berbuka puasa. Emak mengaku tak tega meninggalkan anaknya yang sakit sendirian, apalagi dalam keadaan berpuasa. Ya, walau sakit, Faisal masih sanggup untuk melakukan puasa.
"Takjilnya sisa banyak ya, Mak?" suara lemah Faisal terdengar ketika emaknya mulai memasuki rumah.
"Lumayan, tadi udah Emak bagi sih ke tetangga-tetangga. Alhamdulillah yang penting berkah," senyum sang Emak sembari mengelap keringat yang menetes dari dahinya.
"Maapin Faisal ya Mak, Faisal nggak bisa bantuin Emak. Mak pasti capek banget. Besok nggak usah jualan aja Mak."
"Ya jangan dong, kita mau makan apa kalo Emak nggak jualan?"
"Makan apa aja lah Mak, yang penting Emak ada di deket Faisal."
Tak seperti biasanya, Faisal terlihat manja pada emaknya. Mungkin karena ia sedang sakit, mungkin juga karena kasihan melihat emaknya yang lelah membawa takjil-takjil yang belakangan ini sering tak laku terjual.
Esok hari, Emak tetap bersikeras untuk berjualan. Faisal tak lagi dapat mencegahnya.
"Hati-hati ya Mak," ucap Faisal sambil mencium tangan emaknya yang hendak pergi menjajakan takjil tersebut.
"Kamu juga ya."
"Iya Mak."