Aku lempar pandanganku, di halaman rumah, pandangan mataku tertuju pada serumpun melati yang kita tanam berdua waktu itu. Ya, melati adalah bunga kesayanganku dan juga bunga kesayanganmu, katamu waktu itu. Entah itu adalah caramu menyenangkan hatiku atau melati memang bunga kesayanganmu? Aku tak tahu, hanya Tuhan yang tahu semuanya. Ketulusan dan keikhlasan cintamu untukku. Serumpun melati, lambang kesuburan cinta kita. Tapi.. Aku tak pernah menyangka sebelumnya. Bahkan tak pernah terpikirkan bahwa kamu berbeda dari apa yang aku pikirkan.
Kala itu, langit telah menghapus tangisannya
Ilalang datang menjemput, membawa pesan
Mau dibawa ke mana serpihan luka ini?
Dilempar ke laut agar tak pernah kembali?
Dibakar habis menjadi abu?
Atau tetap akan disimpan rapat-rapat dalam hati?
Menunggu busuk dan bau menyengat datang?
Ada belati tergeletak tak bertuan
Kamu mulai mengasahnya sejak lama
Katamu, belati itu akan kau gunakan untuk membunuh rindu